jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menilai masalah data pangan masih menjadi persoalan di Indonesia.
Menurutnya, data pangan belum terbuka, apalagi akurat.
BACA JUGA: KRKP Beber Penentu Harga Beras Nasional
"Sehingga sering kecolongan soal impor, saat panen malah ada importasi," ungkap Said dalam konferensi pers Festival Pangan Jujur di Galeri Salihara, mulai Selasa (28/6).
Said Abdullah mengatakan importasi sangat mencederai petani kecil. Padahal, di sisi lain, petani gurem merupakan aset bangsa.
BACA JUGA: Beberkan Data Impor Kuartal I-2021, Drh Slamet Minta BUMN Pangan Serius Mencari Solusi
"Tetapi belum ada sistem yang merekognisi mereka," katanya.
KRKP selama pandemi Covid-19 bersama sejumlah pihak melakukan napak tilas atas berbagai kejadian juga kebijakan terkait pangan baik di tingkat nasional maupun kantung-kantung pangan di sejumlah daerah.
BACA JUGA: Saat Raker Komisi IV DPR RI, Mentan SYL Tegaskan Data Stok Pangan Sama
Said menyebut napak tilas itu dicurahkan dalam bentuk Festival Pangan Jujur yang menampilkan bagaimana pengelolaan pangan yang dilakukan dengan tidak cukup baik pada situasi pandemi.
KPKP pun menampilkan total 59 foto peserta pelatihan yang difasilitasi oleh PannaFoto Institute, serta arsip KRKP tyang tertuang dalam timeline pangan selama pandemi di nasional, di Pulau Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, hingga Sulawesi.
“Lewat Festival Pangan Jujur ini kita mengajak publik untuk lebih aware terhadap persoalan pangan yang kian hari kian penting namun makin lemah dalam pengelolaannya," ujar dia.
Said membeberkan selama pandemi masyarakat bisa menyaksikan bagaimana pangan menjadi hal penting, tidak hanya menjaga keberlangsungan kehidupan, tetapi juga negara ini.
"Di sisi lain kesungguhan memperkuat sektor pangan ini menjadi tanda tanya. Melalui festival ini kami ingin mengajak kepada semua lapisan masyarakat, khususnya kaum perkotaan, untuk lebih bijak dan arif dalam pangan serta terlibat dalam upaya mengontrol pengelolaan pangan sehingga lebih baik,” kata Said.
Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriyani mengakui pentingnya data pangan untuk mengambil kebijakan yang tepat sasaran.
Dia mencontohkan data sangat dibutuhkan untuk mengetahui seberapa berhasil indeks petanian di suatu wilayah. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul