Kronologi Politikus Gerindra Ditangkap di Bandara Banyuwangi

Kamis, 24 Mei 2018 – 07:30 WIB
Ketua DPC Partai Hanura Banyuwangi, Basuki Rahmat (kemeja biru 4 dari kanan) diturunkan dari pesawat Garuda bernomor penerbangan GA-265 di Bandara Banyuwangi sore kemarin (23/5). Foto: SHULHAN HADI/RADAR BANYUWANGI

jpnn.com, BANYUWANGI - Petugas Bandara di Banyuwangi mengamankan dua anggota DPRD Banyuwangi, Jawa Timur menuju ruang VIP Bandara Banyuwangi Rabu siang.

Keduanya adalah Basuki Rahmad dan Naufal Badri. Wakil rakyat dari Partai Hanura dan Gerindra itu diamankan karena bercanda soal bom di kawasan Bandara Banyuwangi.

BACA JUGA: Gerindra Sambut Gembira Rencana SBY

Setelah diperiksa petugas bandara, Basuki dan Naufal digelandang ke Mapolres Banyuwangi untuk menjalani serangkaian interogasi.

Naufal yang juga ketua DPC Gerindra tak bisa mengelak ketika diamankan ke mapolres.

BACA JUGA: SBY Bakal Bertemu Prabowo, Begini Respons Elite PKS

Demikian pula Basuki. Pria yang juga ketua DPC Hanura Banyuwangi tersebut hanya bisa menuruti perintah aparat Polres Banyuwangi.

Dari bandara ke mapolres, keduanya dikawal Kasatintelkam AKP Amir Mahmud, Kapolsek Rogojampi Kompol Suharyono, serta anggota Reskrim Polres Banyuwangi.

BACA JUGA: Inikah Sinyal PKS Restui Prabowo - AHY?

''Keduanya diamankan petugas setelah mengeluarkan candaan mengenai bom saat akan terbang dengan Pesawat Garuda GA265 pukul 12.45,'' jelas Ikhsan Adi Saputra, petugas senior Avsec, dalam rilis kepada wartawan.

Dia menambahkan, penumpang bernama Basuki masuk ke lokasi melalui pintu SCP 2 dan dinyatakan bersih saat pemeriksaan.

Kemudian, Basuki menghampiri penumpang lain yang bernama Marifatul Kamila.

Saat pemeriksaan tas penumpang tersebut, Basuki secara spontan mengatakan tas berisi bahan peledak. Pernyataan tersebut diklarifikasi petugas sampai tiga kali.

Basuki menjawab bahwa peledak yang dimaksud adalah bom. Petugas sempat melarang bercanda soal bom.

Namun, setelah tiga kali dipertegas, Basuki malah mengancam petugas. ''Saya jejek kamu nanti,'' ucap Basuki sebagaimana dalam rilis tersebut.

Petugas pun menahan Basuki di ruang tunggu. Namun, saat proses boarding, dia tetap ikut rombongan sampai di dalam bus yang mengantar ke pesawat.

Ketika petugas keamanan pesawat memintanya keluar dari bus dan kembali ke ruang tunggu, Basuki menolak. Dia malah masuk ke dalam kabin pesawat.

Ketika akan naik ke pesawat saat itu, Naufal Badri menyatakan kepada pramugari bahwa tas yang dibawanya berisi bom.

Kemudian, keduanya diminta turun dengan didampingi petugas Avsec serta polisi bandara.

Keduanya pun sempat dimintai keterangan oleh petugas Avsec dan polisi di ruang tunggu.

Kepada wartawan yang sejak awal menunggu mereka saat akan dibawa ke Mapolres Banyuwangi, Basuki dan Naufal menampik informasi yang beredar.

Naufal hanya menyebutkan, persoalan itu hanya akibat miskomunikasi. ''Miskomunikasi,'' ujarnya, lantas menuju mobil.

Secara tidak langsung, politikus Gerindra tersebut menampik dirinya telah mengatakan ada bom dalam barang bawaannya.

''Jadi gini, ada temanku yang tasnya dibuka, lalu digeledah. Apa ada bahan peledaknya? Korek kan bahan peledak. Minyak wangi bahan peledak. Tanya itu, terus saya tinggal. Lha Pak Basuki ditanya, Pak Basukinya nyahuti,'' ungkapnya.

Sementara itu, Basuki enggan menjawab pertanyaan wartawan. Dia hanya menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.

''Nggak bilang gitu saya. Nanti, nanti,'' ujarnya berkelit.

Kapolsek Rogojampi Kompol Suharyono menjelaskan, kejadian tersebut bermula dari ucapan soal bom oleh salah seorang penumpang.

''Intinya, ada ucapan bahan peledak atau bom. Itu aja. Yang bilang gitu Pak Basuki,'' jelasnya. (sli/aif/c5/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Bakal Temui SBY, Begini Rencananya


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler