TIMIKA - Pertikaian pada Jumat (29/3) ditengarai berawal sejak sore sekitar pukul 17.00 WIT. Buce Silubun diduga melakukan pengumpulan massa Suku Kei Kampung Holat di dekat rumahnya di Jalur 6, Jalan Pattimura, Timika, Papau.
Hal itu memancing emosi masyarakat Kei Kampung Bombai yang berdomisili di Jalan Patimura Jalur 8. Apalagi sebelumnya juga sempat terjadi perselisihan di sekitar Jalan Busiri dengan saling lempar batu.
Masalah ini sempat ditangani Polsek Mimika Baru dan difasilitasi untuk melakukan pertemuan. Namun kelompok Buce Silubun tidak mau menghadiri.
Tidak hadirnya Buce dalam pertemuan membuat marah masyarakat Suku Kei Kampung Bombay, selanjutnya melakukan penyerangan ke masyarakat Suku Kei Kampung Holat.
Sekitar Pukul 23.15 WIT Jumat (29/3) massa dari Kampung Bombai yang berjumlah sekitar 30 orang dengan membawa senjata tajam jenis parang dan panah melakukan penyerangan ke Jalan Pattimura Jalur 6. Selanjutnya, karena tidak menemukan Buce Silubun di rumahnya, massa lalu membakar rumah milik Buce Silubun.
Setelah melakukan pembakaran rumah, massa meninggalkan TKP. Personil Polsek Mimika Baru dipimpin Ipda Dahlan (Kanit Patroli Polsek Mimika Baru) dan anggota Satlantas yang dipimpin Ipda Yunan datang ke TKP, kemudian menghubungi pemadam kebakaran dan menghubungi PLN agar mematikan aliran listrik.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran yang tiba di TKP sekitar pukul 23.45 WIT melakukan pemadaman api. Api berhasil dipadamkan, namun perabotan seisi rumah sudah hangus terbakar.
Sekitar pukul 00.46 WIT (Sabtu, 30/3) Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini tiba di TKP, tidak berselang lama masa Suku Kei Kampung Bombai berkumpul di sepanjang Jalan Pattimura dengan senjata tajam baik parang, tombak dan panah karena ada informasi bahwa massa Warga Kei Kampung Holat akan melakukan penyerangan.
Sekitar Pukul 00.50 WIT, massa dihimbau oleh Kapolres Mimika tidak terpancing dengan situasi dan provokasi. Setelah dihimbau massa hanya berjaga-jaga di sepanjang Jalan Patimura dekat Jalur 7 dan 8 dengan dilengkapi senjata tajam. Sekitar pukul 01.10 WIT, Piet Rafra (Kepala Suku Kei di Timika) tiba di TKP, kemudian berkoordinasi dengan Kapolres Mimika. Disitu, Kapolres Mimika meminta agar Kepala Suku Kei dapat mengarahkan masyarakat Suku Kei yang berselisih. Saat dilakukan koordinasi, massa melakukan pemalangan Jalan Patimura dengan menggunakan batu.
Kepala Suku Kei mendatangi massa yang kemudian massa membuka baling, tetapi masih tetap berjaga-jaga di sekitar Jalan Pattimura. Pukul 01.20 WIT di depan Hotel Permata di Jalan Yos Sudarso terjadi penganiayaan terhadap Amin Dokainubun oleh sekelompok masyarakat . Korban di ke RSUD Mimika.
Pukul 04.40 WIT terjadi penyerangan di Jalan Busiri Ujung terhadap masyarakat Kei Kampung Bombei terhadap keluarga Jhon Sangor di rumahnya oleh sekelompok masyarakat Suku Kei Kampung Holat. Massa juga membakar satu rumah milik Budi Heatubun.
Pukul 05.00 WIT setelah mendengar penyerangan tersebut masyarakat Suku Kei Kampung Bombai yang sebelumnya berkumpul di Jalan Patimura langsung bergerak menuju Jalan Busiri Ujung. Tak pelak kedua kelompok warga terlibat aksi saling serang dengan jumlah massa masing-masing sekitar 50 orang di Perempatan Jalan Busiri-Jalan Budi Utomo dengan peralatan panah dan parang. Anggota Dalmas Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang dipimpin langsung oleh Kapolres Mimika tidak dapat menghalau massa yang bentrok karena jumlah personil yang terbatas. Kapolres Mimika kemudian meminta penambahan personil dari Brimob Detasemen B Mimika. Sambil menunggu anggota Brimob datang, anggota Kepolisian bersiaga di samping lokasi bentrok.
Setelah aksi tersebut, atau sekitar Pukul 05.45 WIT, massa kelompok Kampung Holat mundur dan mengatakan bahwa sudah menang karena sudah berhasil membunuh warga dari Kampung Bombai.
Pukul 05.55 WIT setelah kedua massa mundur akibat dibubarkan oleh anggota Dalmas dengan tembakan peringatan, selanjutnya dilakukan pengamanan terhadap korban meninggal dunia , yakni Rudi Karubun yang tergeletak di Jalan Busiri.
Pukul 06.05 WIT Tim Identifikasi Polres Mimika dipimpin AKP Toni Sarjaka (Kasat Reskrim Polres Mimika) melakukan olah TKP terhadap korban meninggal yang ditemukan di Jalan Busiri, depan Salon Nabila. Selanjutnya dilakukan pencarian lanjutan, dan ditemukan lagi satu jenazah Urbanus Heatubun alias Panus di samping rumah salah satu warga yang rumahnya tidak jauh dari TKP bentrok.
Pukul 06.05 WIT, 1 Peleton Anggota Brimob Den B Mimika dengan 1 unit Barakuda tiba di TKP selanjutnya memback up personil Polres Mimika. Kemudian melakukan evakuasi sekitar 20 orang masyarakat Suku Kei Kampung Bombai yang berdomisili di Busiri Ujung menuju Jalan Patimura.
Pukul 07.05 WIT kedua jenasah dibawa ke RSUD Mimika dengan menggunakan mobil ambulance RSUD Mimika. Kemudian pada Sabtu (30/3) sore, kedua korban dimakamkan di Pemakaman Umum di Kampung Karang Senang (SP 3).
Sabtu (30/3), situasi di sekitar lokasi bentrok berangsur kondusif, akan tetapi puluhan anggota polisi diback up satu Peleton Brimob Deteasemen B Mimika masih bersiaga di sekitar lokasi bentrok tepatnya di perempatan Jalan Kartini-Jalan Budi Utomo, Perempatan Jalan Patimura-Jalan Budi Utomo, dan Perempatan Jalan Busiri-Jalan Budi Utomo, Timika. Sementara itu, di bagian lain dari lokasi tersebut aktivitas warga tetap normal. (sms/rex/si1)
Hal itu memancing emosi masyarakat Kei Kampung Bombai yang berdomisili di Jalan Patimura Jalur 8. Apalagi sebelumnya juga sempat terjadi perselisihan di sekitar Jalan Busiri dengan saling lempar batu.
Masalah ini sempat ditangani Polsek Mimika Baru dan difasilitasi untuk melakukan pertemuan. Namun kelompok Buce Silubun tidak mau menghadiri.
Tidak hadirnya Buce dalam pertemuan membuat marah masyarakat Suku Kei Kampung Bombay, selanjutnya melakukan penyerangan ke masyarakat Suku Kei Kampung Holat.
Sekitar Pukul 23.15 WIT Jumat (29/3) massa dari Kampung Bombai yang berjumlah sekitar 30 orang dengan membawa senjata tajam jenis parang dan panah melakukan penyerangan ke Jalan Pattimura Jalur 6. Selanjutnya, karena tidak menemukan Buce Silubun di rumahnya, massa lalu membakar rumah milik Buce Silubun.
Setelah melakukan pembakaran rumah, massa meninggalkan TKP. Personil Polsek Mimika Baru dipimpin Ipda Dahlan (Kanit Patroli Polsek Mimika Baru) dan anggota Satlantas yang dipimpin Ipda Yunan datang ke TKP, kemudian menghubungi pemadam kebakaran dan menghubungi PLN agar mematikan aliran listrik.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran yang tiba di TKP sekitar pukul 23.45 WIT melakukan pemadaman api. Api berhasil dipadamkan, namun perabotan seisi rumah sudah hangus terbakar.
Sekitar pukul 00.46 WIT (Sabtu, 30/3) Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini tiba di TKP, tidak berselang lama masa Suku Kei Kampung Bombai berkumpul di sepanjang Jalan Pattimura dengan senjata tajam baik parang, tombak dan panah karena ada informasi bahwa massa Warga Kei Kampung Holat akan melakukan penyerangan.
Sekitar Pukul 00.50 WIT, massa dihimbau oleh Kapolres Mimika tidak terpancing dengan situasi dan provokasi. Setelah dihimbau massa hanya berjaga-jaga di sepanjang Jalan Patimura dekat Jalur 7 dan 8 dengan dilengkapi senjata tajam. Sekitar pukul 01.10 WIT, Piet Rafra (Kepala Suku Kei di Timika) tiba di TKP, kemudian berkoordinasi dengan Kapolres Mimika. Disitu, Kapolres Mimika meminta agar Kepala Suku Kei dapat mengarahkan masyarakat Suku Kei yang berselisih. Saat dilakukan koordinasi, massa melakukan pemalangan Jalan Patimura dengan menggunakan batu.
Kepala Suku Kei mendatangi massa yang kemudian massa membuka baling, tetapi masih tetap berjaga-jaga di sekitar Jalan Pattimura. Pukul 01.20 WIT di depan Hotel Permata di Jalan Yos Sudarso terjadi penganiayaan terhadap Amin Dokainubun oleh sekelompok masyarakat . Korban di ke RSUD Mimika.
Pukul 04.40 WIT terjadi penyerangan di Jalan Busiri Ujung terhadap masyarakat Kei Kampung Bombei terhadap keluarga Jhon Sangor di rumahnya oleh sekelompok masyarakat Suku Kei Kampung Holat. Massa juga membakar satu rumah milik Budi Heatubun.
Pukul 05.00 WIT setelah mendengar penyerangan tersebut masyarakat Suku Kei Kampung Bombai yang sebelumnya berkumpul di Jalan Patimura langsung bergerak menuju Jalan Busiri Ujung. Tak pelak kedua kelompok warga terlibat aksi saling serang dengan jumlah massa masing-masing sekitar 50 orang di Perempatan Jalan Busiri-Jalan Budi Utomo dengan peralatan panah dan parang. Anggota Dalmas Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang dipimpin langsung oleh Kapolres Mimika tidak dapat menghalau massa yang bentrok karena jumlah personil yang terbatas. Kapolres Mimika kemudian meminta penambahan personil dari Brimob Detasemen B Mimika. Sambil menunggu anggota Brimob datang, anggota Kepolisian bersiaga di samping lokasi bentrok.
Setelah aksi tersebut, atau sekitar Pukul 05.45 WIT, massa kelompok Kampung Holat mundur dan mengatakan bahwa sudah menang karena sudah berhasil membunuh warga dari Kampung Bombai.
Pukul 05.55 WIT setelah kedua massa mundur akibat dibubarkan oleh anggota Dalmas dengan tembakan peringatan, selanjutnya dilakukan pengamanan terhadap korban meninggal dunia , yakni Rudi Karubun yang tergeletak di Jalan Busiri.
Pukul 06.05 WIT Tim Identifikasi Polres Mimika dipimpin AKP Toni Sarjaka (Kasat Reskrim Polres Mimika) melakukan olah TKP terhadap korban meninggal yang ditemukan di Jalan Busiri, depan Salon Nabila. Selanjutnya dilakukan pencarian lanjutan, dan ditemukan lagi satu jenazah Urbanus Heatubun alias Panus di samping rumah salah satu warga yang rumahnya tidak jauh dari TKP bentrok.
Pukul 06.05 WIT, 1 Peleton Anggota Brimob Den B Mimika dengan 1 unit Barakuda tiba di TKP selanjutnya memback up personil Polres Mimika. Kemudian melakukan evakuasi sekitar 20 orang masyarakat Suku Kei Kampung Bombai yang berdomisili di Busiri Ujung menuju Jalan Patimura.
Pukul 07.05 WIT kedua jenasah dibawa ke RSUD Mimika dengan menggunakan mobil ambulance RSUD Mimika. Kemudian pada Sabtu (30/3) sore, kedua korban dimakamkan di Pemakaman Umum di Kampung Karang Senang (SP 3).
Sabtu (30/3), situasi di sekitar lokasi bentrok berangsur kondusif, akan tetapi puluhan anggota polisi diback up satu Peleton Brimob Deteasemen B Mimika masih bersiaga di sekitar lokasi bentrok tepatnya di perempatan Jalan Kartini-Jalan Budi Utomo, Perempatan Jalan Patimura-Jalan Budi Utomo, dan Perempatan Jalan Busiri-Jalan Budi Utomo, Timika. Sementara itu, di bagian lain dari lokasi tersebut aktivitas warga tetap normal. (sms/rex/si1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok Warga di Timika, 2 Tewas, 2 Rumah Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi