"Yang paling parah bagian telinga hingga mengeluarkan darah. Saat ini Didik lagi didampingi Ombudsmen Riau Pos, melapor ke Propam TNI AU," kata Edwir, Koordinator liputan Riau Pos.
Edwir menjelaskan kronologis kejadian bermula dari laporan Didik kepadanya mengenai jatuhnya pesawat di wilayah Pandau, Pekanbaru. Sesuai dengan tugas wartawan, Edwir pun memerintahkan Didik segera ke lokasi kejadian.
"Dia berangkat bersama temannya. Membawa ID pers dan kamera. Tapi setibanya di sana, saat sedang menjalankan tugas, dia dikejar, dipukuli, diinjak dan dicekik oleh anggota Provost TNI AU berpangkat Letkol," jelas Edwir.
Bukan hanya dianiaya, kamera Didik pun dirampas paksa oleh anggota TNI AU lainnya. Didik pun langsung ditahan dalam mobil TNI AU. Setelah melakukan negosiasi oleh pimpinan redaksi Riau Pos, Didik pun akhirnya dilepas.
"Namun kejadian ini akan tetap kita proses sesuai jalur hukum. Karena sudah sangat keterlaluan penganiayaan yang diterima oleh wartawan kami. Kehadirannya di lokasi kejadian, karena pesawat jatuh di pemukiman warga dan semua bisa akses ke lokasi," kata Edwir.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendarat dan Terbakar di Depan Panti Asuhan
Redaktur : Tim Redaksi