jpnn.com, KUBU RAYA - A (20) tidak menyangka hubungannya dengan kekasihnya, Bayu alias Alau (20), berujung nestapa.
A yang sangat mencintai Alau ternyata hanya dijadikan budak begituan pujaan hatinya.
BACA JUGA: Wanita Cantik Diperkosa 25 Pria di Kalbar, Dalangnya Ternyata Sang Pacar
Dia semakin nelangsa karena yang menggaulinya bukang hanya Alau, melainkan juga teman-teman kekasihnya.
BACA JUGA: Perbuatan Terlarang Terjadi Setelah Ramadani Ajak Pacar ke Indekos
BACA JUGA: Keponakan Hamil 7 Bulan, Mendadak Paman Menghilang
Peristiwa menyesakkan itu bermula pada Ramadan lalu. A dan Alau yang merupakan warga Kecamatan Rasau Jaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, melakukan hubungan terlarang.
Pemerkosaan bergilir itu baru terungkap setelah A melapor ke Polresta Pontianak pada Sabtu (27/7).
BACA JUGA: Anak Gadis Menghilang, Ternyata Diperkosa Pacar dan 5 Temannya
Petugas yang menerima laporan langsung bergerak cepat. Mereka berhasil menangkap tiga pelaku.
Dua pelaku masih di bawah umur, yakni Ri dan Bay. Satu pelaku lainnya sudah dewasa, yakni Hendra (20).
“Semua dalangnya Alau. Awalnya saya tak mau lapor karena takut diputusin. Dia janji nikahin saya,” tutur A.
Wanita cantik itu menambahkan, peristiwa pertama terjadi di dalam kapal kayu bermuatan barang di Pelabuhan Pasar Baru.
Sementara itu, peristiwa terakhir terjadi di dekat permakaman Sekunder B Rasau Jaya.
Menurut A, saat itu dirinya dijemput di rumahnya oleh Alau pada pukul 23:00 waktu setempat.
Alau mengajak A berjalan-jalan. Dia lantas mengajak A ke kapal yang bersandar di Pelabuhan Pasar Baru.
“Saya terkejut, tiba-tiba dalam kapal itu ada empat orang yang saya tak kenal. Kemudian kapal itu berjalan ke arah Sungai Kapuas,” jelasnya.
Setelah itu A direbahkan di atas tikar. Alau dan teman-temannya melepas pakaian A secara paksa.
“Saya menangis, meronta, dan berteriak kesakitan. Langsung dicabutnya, kemudian digilir empat orang lainnya itu,” ungkapnya.
Dia diantar pulang oleh Win yang merupakan sepulu Alau pada pukul 02:00 WIB. Selama ini A tinggal bersama adiknya di Rasau Jaya.
Mereka harus hidup terpisah dengan ibunya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jalan Tanjungpura.
“Sebelum diantar pulang, saya dikasih uang lebih dari Rp 100 ribu oleh orang-orang di kapal itu,” ucapnya.
Meski sudah diperkosa bergiliran, A masih mau menjalin asmara dengan Alau. Dia tidak menceritakan kejadian memilukan yang dialaminya kepada siapa pun.
“Saya mau ngelapor, tetapi tak berani. Alau bilang mau berubah, tidak mau ngapa-ngapain saya lagi. Dia janji mau nikahin saya. Karena itu, saya masih mau jalan sama dia,” ujar A.
A mengaku sangat mencintai Alau. Menurut A, kekasihnya itu merupakan sosok pemuda yang baik.
“Anak yang tidak banyak ini-itu. Tidak minum, narkoba, atau apalah. Paling cuma ngerokok dan ngumpul,” terang dia.
Pemerkosaan kedua terjadi seminggu kemudian. A dijemput Alau dan dibawa ke tempat kumpul bareng teman-temannya di terminal speed boat Digdoyo Rasau Jaya.
Alau tiba-tiba meninggalkan kekasihnya. A berada di sana bersama Mus, Nanda, Salman, dan satu pria lain yang tidak dikenalnya.
“Saya dicolek-colek mereka, saya bilang jangan ganggu,” ujarnya.
Namun, tak lama kemudian Alau kembali. Dia memboncengkan A dengan sepeda motor ke Lapangan Sepak Bola Garuda yang berada di pinggir jalan raya Rasau Jaya.
“Saya hanya berdua dengan Alau di tengah-tengah lapangan bola, di rumput-rumput. Saya digurauin Alau kemudian dibaringkan di atas motor. Saya digitukan Alau. Tak lama kemudian empat temannya datang langsung menyerbu saya juga,” beber A.
Dia mencoba menendang para pria itu. Namun, dia tidak bisa mengimbangi keberingasan lima pemuda yang ada di depannya.
“Tangan saya dipegang mereka dan akhirnya saya hanya bisa menangis. Pasrah dan tak berdaya,” paparnya.
Usai memerkosa A, Win kembali mengantarkan korban ke rumah.
“Setelah itu saya lama saya tak berkomunikasi dengan Alau,” kata A.
A kembali diperkosa pada 16 Juli 2019. Saat itu dia dihubungi Alau. A yang masih mencintai Alau mau diajak bertemu.
“Dia jemput ke rumah malam-malam. Ajak saya ngumpul di Rumah Pintar (gedung pertemuan untuk belajar) dan Alau pergi meninggalkan saya,” sambungnya.
Tidak lama berselang, Rhm dan Mus yang mengaku sebagai kakak Alau datang. Mereka mengaku ingin membawa A ke rumah Alau.
“Saya dibawa ke sawah-sawah yang biasa disebut KJ (kebun jengkol) di Sekunder B. Mereka ‘minta’ dengan paksa, sampai saya didorong. Akhirnya digilirlah saya. Kemudian datang lagi Nan dan Ri, saya digituin lagi. Total ada lima orang, termasuk Alau pada malam itu,” tuturnya.
A tidak berkomunikasi dengan Alau setelah kejadian itu. Namun, Alau tiba-tiba menjemput A pada Jumat.
A kembali menyanggupi ajakan Alau. Dia dibawa ke Rumah Pintar yang terletak di pinggir jalan raya Rasau Jaya.
“Ngebut dia bonceng saya. Langsung teman-temannya ngikut. Di rumah Pintar itu mereka mabuk. Termasuk Sal dan Don. Saya diganggu dan dicolek-colek, sampai saya maki mereka. Namun, masih tetap disentuh-sentuh,” ucapnya.
Alau lantas membawa A pergi dari kumpulan pemabuk tersebut. A mengira Alau pahlawan yang menyelamatkannya.
“Rupanya dibawa ke jembatan dekat MAN Rasau tempat mereka biasa kumpul. Di situ juga ada teman-teman Alau yang mabuk di Rumah Pintar tadi. Total yang ngumpul di jembatan ada sekitar sebelas orang,” ungkapnya.
Sempat lama bergurau di jembatan itu, Alau dan tiga temannya yang masih bawah umur pergi meninggalkan A.
Ponsel A dibawa lari. A lantas dibawa paksa oleh tujuh teman Alau yang sudah dewasa ke semak-semak dekat kuburan di Sekunder B.
“Di semak dekat kuburan itu saya diperlakukan kasar. Tangan diikat, mulut dibungkam pakai baju, dan kaki dikangkangkan oleh dua orang. Lalu mereka menggilir saya. Saya tak dapat melawan dan terus menangis,” kisahnya.
A berada dalam kondisi antara sadar dan tidak.
“Saya seperti tertidur sebentar, pingsan. Ketika sadar, dihentak lagi sama mereka,” kata dia.
Setelah memerkosa A, Alau dan RJ mengantar korban pulang. Namun, di tengah perjalanan Alau dan RJ kembali pengin begituan.
A dibawa ke perkumpulan komunitas Vespa Rasau Jaya. Beruntung, A berhasil kabur sehingga tidak menjadi budak nafsu para pria sontoloyo itu.
A demam pada Sabtu. Adik A curiga. A lantas menceritakan kejadian yang menimpanya kepada keluarganya.
“Total orang yang memerkosa saya sekitar 25 orang. Saya tahan rasa itu. Sampai akhirnya saya melapor ke Polsek Rasau Jaya,” kata A.
Dia berharap semua pelaku ditangkap. Namun, dia juga masih ingin dinikahi oleh Alau.
“Sebab, dia dalang yang membuat masa depan saya rusak. Dia harus tanggung semua itu,” tutur dia.
Sementara itu, salah satu tersangka berinisial Ri (13) mengakui perbuatannya.
“Cuma sekali. Itu pun tidak lama. Pas baru masukkan, disuruh gantian sama teman yang lain,” tuturnya.
Pelajar kelas VII itu merupakan tersangka kasus pemerkosaan yang ketiga. Sabtu, Ri baru saja pulang setelah berjalan-jalan pada malam hari.
Kemudian dia diajak oleh teman-temannya untuk pergi ke lokasi kejadian.
“Sehabis jalan-jalan, saya diajak ke tempat gelap untuk melakukan perbuatan itu,” jelasnya.
Tersangka lainnya, Bay (13), pun mengaku hanya mengikuti ajakan Alau untuk memerkosa A.
“Aksi saya itu kejadian ketiga. Ada lima orang pelakunya, termasuk saya sendiri. Aksi itu dilakukan di kebun jengkol yang diawali oleh Alau. Saya mendapat giliran keempat,” ungkapnya.
Saat pemerkosaan berlangsung, lanjut Bay, A sempat melakukan perlawanan. “Nangis-nangis dan melawan, tetapi terus disetub**i,” terang Bay.
Bay mengaku nekat memerkosa A karena tergiur ketika melihat korban digituin secara bergiliran.
“Saya juga nafsu lihat teman-teman sudah melakukan,” terang bocah putus sekolah itu.
Kasat Reskrim Kompol Andi Yul Lapawesean mengatakan, pihaknya masih mendalami keterangan para pelaku yang sudah tertangkap serta pengakuan korban.
“Untuk sementara, jumlah pelaku ada belasan orang. Anggota Jatanras gabungan dengan anggota Polsek Rasau Jaya masih melakukan pengejaran,” tuturnya. (ocsya ade/achmad mundzirin/rakyatkalbar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Gadis Lumpuh Diperkosa Sales Gelang Kesehatan
Redaktur & Reporter : Ragil