KSAD Mengagumi Toleransi dan Keberagaman Kampung Pancasila Banyuwangi

Kamis, 24 Agustus 2023 – 07:20 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat berkunjung ke "Kampung Pancasila " Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jatim. Rabu (23/8/2023) ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi)

jpnn.com - JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memuji toleransi dan keberagaman di Kampung Pancasila Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

KSAD berharap kerukunan yang ada di "Kampung Pancasila" Desa Patoman menjadi contoh daerah-daerah lain di Indonesia.

BACA JUGA: Soal Calon Pengganti Panglima TNI dan KSAD, Jokowi: Masih Lama

"Luar biasa di desa ini ada banyak agama, tetapi bisa hidup rukun. Inilah cerminan sila-sila Pancasila dalam kehidupan nyata," kata Jenderal Dudung saat berkunjung ke Banyuwangi, Rabu (23/8).

Desa Patoman dikenal memiliki toleransi yang sangat kuat. Ada sekitar lima ribu penduduk dengan berbagai latar belakang yang berbeda di "Kampung Pancasila" itu.

BACA JUGA: KsAD Architects Raih Juara Kompetisi Internasional di Vietnam

Kendati berasal dari latar belakang agama dan suku yang berbeda, masyarakat di desa itu tetap hidup rukun dan harmonis. 

Mereka berasal dari suku Osing, Jawa, Madura, dan Bali. Agama mereka pun beragam meliputi Islam, Kristen, Buddha, dan Hindu. Meski dengan latar belakang yang berbeda-beda, warga hidup berdampingan selama puluhan tahun.

BACA JUGA: Kisahnya Viral, Kopka Azmiadi Dipanggil KSAD Jenderal Dudung

Jenderal Dudung menyampaikan bahwa keberagaman dan perbedaan menjadi indah jika dibalut dengan kesatuan dan gotong-royong.

Dudung menceritakan, saat masih menjabat sebagai Pangdam Jaya tahun 2020-2021, dia mencanangkan penerapan "Kampung Pancasila" di wilayahnya.

"Ketika menjadi KSAD saya sosialisasikan ke seluruh jajaran di wilayah harus ada 'Kampung Pancasila'," kata dia.

Menurutnya, republik ini diperjuangkan dan merdeka karena oleh banyak agama, suku, dan golongan. "Bukan hasil satu golongan saja. Fondasinya negara kita kebinekaan, tiangnya persatuan, atapnya NKRI. Ini yang bikin negara kita kokoh," kata Jenderal Dudung.

Selain mengagumi toleransi masyarakat, Jenderal Dudung juga mengapresiasi pesatnya pembangunan Banyuwangi sejak 13 tahun terakhir.

Dudung mengaku bukan pertama kali datang ke Banyuwangi. Sebelumnya, Dudung, saat masih berpangkat brigadir jenderal, pernah ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu saat. Dia melihat banyak perkembangan pesat, terutama penerapan digitalisasi di berbagai sektor.

"Saya sudah melihat sendiri pesatnya perkembangan Banyuwangi, bagaimana digitalisasi diterapkan dalam berbagai sektor," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa "Kampung Pancasila" merupakan desa yang heterogen, walaupun dihuni oleh warga dari berbagai latar belakang berbeda, masyarakat hidup tenang, damai dan kondusif.

"Secara alami, seluruh warga hidup bersama-sama baik dari hal keagamaan, sosial dan budaya," ujarnya.

Di Desa Patoman, lanjut Ipuk, warga juga saling membantu saat acara satu keagamaan digelar, seperti saat warga muslim merayakan Idulfitri dan menggelar pengajian, umat Hindu turut menjaga keamanan di desa.

"Apa yang dilakukan oleh warga Desa Patoman merupakan cerminan dari pelaksanaan sila-sila dalam Pancasila," kata Ipuk.

Dalam kunjungan Jenderal Dudung ke Banyuwangi, juga didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Danrem 083/Baladhika Jaya Kol Inf Jamaludin. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler