jpnn.com, REMBANG - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, penyerapan program pemulihan ekonomi sektor koperasi dan UKM harus berjalan lancar.
BACA JUGA: Menkop UKM Pastikan Program Restrukturisasi Kredit UMKM Berjalan
Program itu adalah relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak bagi UMKM serta dana untuk membantu modal kerja UMKM.
Menteri Teten pun terjun langsung ke wilayan Demak, Pati, dan Rembang, selama dua hari, guna memastikan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berjalan lancar.
BACA JUGA: Menkop UKM Kick Off Ekspor Perdana 27 Ton Ikan ke Tiongkok
"Kami fokus untuk memastikan program pemulihan ekonomi itu berjalan. Pertama relaksasi pembiayaan, kedua penghapusan pajak untuk UMKM dan ketiga dana untuk membantu modal kerja UMKM penerapannya berjalan. Itu kenapa saya ingin keliling," tegas Menkop UKM Teten Masduki usai mengunjungi pengrajin batik binaan KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (4/7).
Menteri Teten juga menyerahkan secara simbolis restrukturisasi pembiayaan LPDB-KUKM kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Malwa Tamwil Bina Ummat Sejahtera (KSPPS BMT BUS) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Kemenkop dan UKM Menginisiasi Pembentukan Pusat Informasi Pemulihan Ekonomi KUMKM
Dalam acara tersebut Menkop UKM ditemani Dirut LPDB-KUMKM Supomo, Deputi SDM Arief Rahman Hakim, Staf khusus Riza Damanik, Kadis koperasi Jateng Ema Rahmawati, Bupati Rembang Abdul Hafid dan Ketua Pengurus KSPPS BMT BUS Abdulah Yasin.
Kinerja BMT BUS
Menteri Teten menjelaskan, BMT Bus merupakan koperasi modern dan ada di 7 propinsi. Bahkan telah menjadi pelaksana pembayaran lembag besar seperri universitas Lamongan.
Untuk itu, pihaknya berharap BMT BUS bisa "naik kelas" menjadi lembaga koperasi yang besar.
"Sehingga pemerintah sangat terbantu menyalurkan pembiayaan untuk UMKM yang lebih mudah dan lebih murah. Dan kita tahu UMKM yang meminjam koperasi ada pembinaan. Bagaimana literasi keuangannya dan memgembangkan usahanya. Jadi pemerintah kalo memperkuat BMT BUS ini sama saja dengan memperkuat kelembagaan keuangan masyarakat. Dan kita butuh itu," kata Teten.
Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUKM Supomo menjelaskan, pihaknya telah sepakat untuk meningkatkan pembiayaan kepada BMT BUS. Namun untuk jumlahnya masih dilakukan analisis keuangan.
"Kami berkomitmen bersama-sama untuk topup pembiayaan BMT Bus ini. Masih dikalkulasi beapa kebutuhannya. Kalau hasil analisis usaha LPDB bagus harus diberikan maksimum," ujarnya.
Ketua Pengurus KSPPS BMT BUS Abdulah Yasin menjelaskan, koperasi yang didirikan pada 10 Nopember 1996 tersebut kini sudah memiliki 185 cabang dii 7 propinsi, dengan aset lebih dari Rp 1.2 triliun. Akibat pandemi Covid-19 berdampak penurunan 30 persen.
"Saya sampaikan terimakasih kepada MsnkopUKM dan LPDB-KUKM. Relaksasi pembiayaan akan mulai Juli, karena terganggu akibat pandemi Covid-19," kata Abdullah.
Garap Sektor Pertanian dan Kelautan
Menteri Teten berharap BMT BUS mengembangkan UMKM di sektor pertanian dan kelautan. Menurutnya, pertanian dan kelautan masih dikuasai 96 persen UMKM, sehingga memiliki potensi besar untuk digarap secara maksimal.
"Jadi sebelum kesini, saya bikin analisis. Disini kan daerah pesisir dan daerah pertanian. Jadi kalau UMKM masuk ke sektor unggulan seperti kelautan. Kenapa unggul, bahan bakunya lengkap, tidak ada impor. Termasuk mengolah hasil pertanian. Sehingga kesejahteraan petani bisa kebantu. Ada nilai value addednya. Koperasinya bisa menjadi opteker produk petani itu," tambahnya.
Bahkan, kata Teten, di negara-negara maju petani bisa menjadi anggota di tiga koperasi sekaligus, yaitu koperasi pertanian, koperasi simpan pinjam dan koperasi pengolahan.
"Kita harapkan begitu. Makanya seperti di negara negara maju, petani bisa masuk di 3 anggota koperasi, misalnya koperasi pertaniannya. Untuk membiayai dia jadi anggota simpan pinjamnya. Hasil pertanian ada hasil pengolahannya. Dia ikut di koperasi pengolahan. Jadi petani ini bisa mendapatkan keuntungan di 3 koperasi. Yaitulah konsep dari anggota ke anggota," tegasnya.(ikl/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi