BELAWAN- Komitmen Bank Sumut dalam membantu masyarakat terutama kaum perempuan untuk menjadi pengusaha mikro melalui program Kredit Sumut Sejahtera (KSS) terus meningkat dan mencapai 65 ribu debitur. Sektor usaha mikro dan kecil saat ini berpotensi besar dalam menekan angka kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.
"Bank Sumut tetap berkomitmen menekan angka kemiskinan di Sumut. Melalui program KSS para perempuan nantinya mampu membantu perekonomian keluarga, sehingga tidak lagi hanya bersandar pada penghasilan suami," kata, Direktur Utama (Dirut) Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu, Sabtu (4/2) kemarin, pada acara pemberian bantuan pendidikan kepada 1000 siswa di Belawan.
Untuk itu, lanjut Gus Irawan, bagi kaum perempuan yang bermukim di daerah pinggiran pantai sebelah Utara kota Medan ini, supaya ikut serta dalam program kredit usaha tanpa agunan tersebut.
Dikatakan Gus, selama ini, sangat banyak masyarakat terutama perempuan kaum marginal yang sulit mendapat akses layanan pinjaman modal usaha dari perbankan, sehingga akhirnya terjerat rentenir.
"Padahal ini justru membuat kehidupan mereka semakin sulit dan terpuruk dalam kemiskinan. Realitas sosial inilah kemudian muncul ide dalam pikiran saya sendiri, setelah melihat kehidupan masyarakat nelayan dipinggiran. Untuk itu saya mengajak ibu-ibu untuk mengikuti program kredit tanpa agunan ini dengan lebih dulu melengkapi data identitas diri (KTP)," terangnya.
Untuk saat ini ada sekitar 65 ribu debitur terdaftar dalam program pemberdayaan perempuan Bank Sumut, yang terbagai dalam 2600 kelompok usaha tersebar diseluruh Sumatera Utara."Meski tidak bankable, tapi banyak usaha yang visibel. Soal resiko bisa diatasi dengan sistem efektif, dan tingkat kredit macet yang terjadi saat ini hanya 1 persen dari jumlah keseluruhan debitur," ungkap, Gus.
Bantuan modal tanpa agunan ini, kata Gus, terbagi dalam 5 tahapan. Nilai Rp1 juta hingga Rp5 juta merupakan modal pinjaman untuk tahap KSS pertama.Apabila dalam pengembangan usahanya berhasil, bisa melanjutkan ke KSS dua dengan nilai pinjaman diatas Rp5 juta hingga Rp10 juta, dan seterus sampai mencapai tahapan ke lima dengan nilai kredit Rp50 juta.
"Sudah menjadi kebiasaan masyarakat nelayan khususnya kaum perempuan. Biasanya apabila suaminya sedang melaut, para ibu-ibu lebih banyak menggosip. Tapi dengan adanya dan mengikuti program ini, ibu-ibu bisa menabung dan melakukan kegiatan positif, dengan tujuan membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian keluarga," kata, Gus Irawan.(mag-17)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkot Genjot Pembangunan Mal
Redaktur : Tim Redaksi