Negara-negara G20 dalam KTT di Brisbane sepakat untuk memfokuskan kerjasama pada upaya untuk mendorong tumbuhnya lapangan pekerjaan, memperkuat lembaga keuangan global dan mengatasi perubahan iklim, hal itu tercermin dalam pernyataan singkat atau komunike KTT G20 Brisbane yang disampaikan Perdana Menteri Tony Abbott.

 

BACA JUGA: Australia Bentuk Tim Dokter Khusus untuk Antisipasi Wabah Ebola di Asia Pasifik

Dalam pidatonya PM Tony Abbott mengatakan "KTT G20 pada tahun ini melahirkan kesepakatan bersifat praktis dan sebagai konsekwensinya masyarakat di seluruh dunia akan menjadi lebih baik kondisinya." Para pemimpin negara-negara G20 sepakat untuk melakukan lebih dari 800 reformasi yang terpisah yang sebagian besar dirancang untuk merangsang pertumbuhan pekerjaan, meningkatkan partisipasi perempuan dalam perekonomian dan menghapuskan subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien. Abbott mengatakan Australia memfokuskan diri pada tiga tema utama: meningkatkan pertumbuhan dan lapangan kerja, meningkatkan ketahanan ekonomi global dan penguatan lembaga-lembaga global. "Dalam hal kemitraan, saya percaya bahwa kerjasama G20 telah berhasil dengan sangat substansial pada ketiga tema yang diidentifikasikan," kata Abbott  kepada wartawan di Brisbane. "Kami telah menandatangani peninjauan ulang pada paket pertumbuhan, yang jika diterapkan, akan mencapai peningkatan sebesar 2,1 persen per pertumbuhan global selama lima tahun ke depan, di atas angka rata-rata bisnis seperti biasanya."
"Rencana aksi Brisbane mengandung lebih dari 800 langkah-langkah reformasi yang terpisah, dan, jika kita melakukan semua hal yang telah kita nyatakan  berkomitmen untuk melakukannya, IMF dan OECD juga menegaskan kepada kita bahwa ... produk domestik bruto kita akan meningkat 2,1 persen lebih tinggi." Seperti telah diramalkan, komunike KTT G20 Brisbane akan juga mencakup llangkah-langkah untuk mengatasi penggelapan pajak. "Kami benar-benar ingin perusahaan membayar pajak mereka dengan adil, dan kami ingin mereka membayar pajak sesuai dengan keuntungan mereka yang terima," katanya. "Ini merupakan menyangkut kepentingan banyak negara-negara di dunia, masyarakat dunia yang menerima manfaat pajak yang menjadi hak mereka. Dan itu diperlukan agar pemerintah dapat mendanai infrastruktur dan layanan yang diharapkan orang dan pantas mereka dapatkan." Dalam upaya untuk meningkatkan investasi infrastruktur, G20 akan meluncurkan inisiatif infrastruktur global untuk mengatasi kesenjangan sebesar $7 trilyun yang dibutuhkan hingga tahun 2030, yang kegiatannya akan dipusatkan di Sydney. Abbott mengatakan para pemimpin G20 juga sepakat untuk meningkatkan persaingan, melindungi sektor swasta dari regulasi yang tidak perlu dan target untuk meningkatkan partisipasi perempuan. "Kami telah sepakat semua negara G20 akan mengurangi kesenjangan antara partisipasi angkatan kerja perempuan dan laki-laki hingga seperempat untuk mengurangi kesenjangan sebesar 25 persen selama 15 tahun ke depan ... ini memiliki potensi menarik 100 juta perempuan masuk pada angkatan kerja global, "kata Abbott. "Sebuah prestasi yang luar biasa jika kita bisa memenuhi kesepakatan ini, tetapi itu adalah aspirasi yang jelas dan menjadi tujuan yang sangat mungkin dicapai." Kesepakatan langkah-langkah G20 mengatasi perubahan iklim Menurut susunan komunike, poin mengenai perubahan iklim harus masuk dalam dokumen final, meskipun sempat ada dorongan oleh Eropa dan Amerika Serikat agar itu menjadi fokus yang lebih besar. Abbott mengatakan para pemimpin sepakat untuk bekerja sama mengembangkan pendekatan yang lebih baik untuk mempromosikan efisiensi energi. "Rencana aksi efisiensi energi G20 berhasil mengidentifikasi enam daerah di mana diperlukan peningkatan aksi global yang akan memberi manfaat nyata bagi semua," katanya. "Tindakan kita akan mendukung pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi dan kepastian untuk bisnis dan investasi dan, tentu saja, kita semua akan bekerja secara konstruktif menuju konferensi perubahan iklim di Paris tahun depan." Abbott membantah laporan yang menyebutkan Ia tidak ingin para pemimpin G20  membahas perubahan iklim dan memiliki pertukaran yang kuat dengan Presiden AS Barack Obama dalam masalah ini. "Ini tentu merupakan proses yang sangat harmonis, konstruktif dan kolegial, bukan hanya dalam proses penyusunan komunike yang konstruktif dan kolegial tapi diskusi di ruangan hari itu sangat konstruktif dan kolegial," katanya. "[Saya] orang setiap orang memiliki penekanan yang berbeda tapi kita semua ingin mengambil tindakan yang kuat dan efektif terhadap perubahan iklim, dan kita semua ingin melakukannya dengan cara yang dapat membangun pertumbuhan ekonomi dan khususnya memperkuat kerja kami" Abbott mengatakan ada sejumlah hasil keputusan penting lainnya terkait isu internasional yang dibahas oleh para pemimpin G20. Antara lain para pemimpin dunia mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait misi kemanusiaan dan dampak ekonomi dari wabah Ebola di Afrika Barat, dan membahas prosedur teknis untuk mengatasi wabah di Guinea, Liberia dan Sierra Leone, katanya. "Kami mendukung respon internasional dan telah berkomitmen untuk melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk merespon krisis tersebut," tambah Abbott. Abbott juga mengumumkan kalau China akan menjadi tuan rumah pada acara pertemuan para pemimpin G20 tahun 2016 setelah kepemimpinan Turki tahun depan. 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Luncurkan Peta Bawah Laut ‘Great Barrier Reef’ Pertama di Dunia

Berita Terkait