Kualanamu Makin Sesak, Belawan Capai Puncak

Minggu, 04 Agustus 2013 – 08:52 WIB

jpnn.com - LIMA hari jelang Lebaran 1434 H, bandara mulai dipadati penumpang baik yang akan berpergian maupun yang kembali. Berdasarkan pantauan wartawan sebagian besar adalah penumpang menggunakan penerbangan domestik, karena banyak penumpang dari berbagai kota dengan tujuan mudik ke Medan.

Firmansyah, seorang penumpang yang baru tiba dari Jakarta untuk tujuan mudik ke Medan mengatakan baru kali ini menginjakkan kaki di kualanamu. Diungkapannya walaupun sempat agak bingung tapi merasa cukup bangga Medan punya bandara semewah Kualanamu.

BACA JUGA: Dishub Uji Emisi Bus Lebaran

“Awalnya sih agak bingung ya, tapi nanti pasti biasa. Saya banggalah orang kita di Sumut punya bandara mewah,” katanya.

Senada, Dewi, penumpang lainnya yang baru tiba dari Padang beserta suami dan kedua anaknya mengatakan datang ke Medan juga untuk tujuan mudik. “Alhamdulilah sudah ada kesempatan untuk mengunjungi orangtua. Karena diperusahaan saya sudah mulai libur jadi saya boyong keluarga ke Medan untuk mudik,” ujarnya.

BACA JUGA: Bayi Raksasa Bikin USG Error

Ali Sofyan, Manajer Service Bandara Kualanamu mengatakan memang terjadi penambahan jumlah penumpang yang berdatangan dari luar kota Medan sejak sehari lalu hingga hari ini. Sebab pekan terakhir jelang lebaran ini merupakan pekan dimana sebagian karyawan perusahaan sudah memberikan libur kepada pegawainya.

“Sudah ada sekitar15 ribuan penumpang baik tujuan mudik maupun balik sejak 2 hari ini, dan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambah dekatnya hari H tersebut, “ujarnya.

BACA JUGA: Main Mercon, Mata Bocah Terbakar

Ali juga mengungkapkan berdasarkan analisis kementrian perhubungan bahwa puncak lonjakan arus penumpang terjadi pada H-4 hingga H-1 jelang lebaran. Jadi dijelaskannya jika petugas yang terkait menjalankan peranannya secara optimal maka kemacetan yang luar biasa tidak terjadi.

Disebutkannya pula, beberapa fasililitas sudah cukup maksimal untuk saat ini baik fasilitas kecil dan besar. “Secara fasilitas sudah cukup maksimal karena secara penggunaannya sudah bisa digunakan seperti toilet, mushola, eskalator, lift, serta fasilitas modern lainnya seperti delapan garbarata (avio bridge) yang akan menghubungkan penumpang langsung dari area keberangkatan di dalam terminal menuju kabin pesawat serta ruang tunggu (boarding lounge) yang luas dan memisahkan antara penumpang penerbangan domestik dan internasional,” jelasnya.

Minimnya unit bus Damri yang datang ke Kualanamu membuat calon penumpang yang akan menaikinya kecewa. Sejumlah penumpang mengeluhkan bahwa mereka sudah menunggu hingga dua jam di tempat pemberhentian bus di dekat parkiran Kualanamu.

Alasan para penumpang menaiki bus Damri dikarenakan ongkos transportasi yang cukup murah yakni tujuan terminal amplas seharga Rp10 ribu dan tujuan Plaza Medan Fair seharga Rp15 ribu perorang.

Qadri, calon penumpang mengatakan sebaiknya pihak Damri menambah jumlah unitnya sebab jika menunggukan bus yang dari Medan untuk kembali ke Kualanamu pastilah cukup memakan waktu yang panjang.

“Dibandingkan angkutan lainnya Damri yang paling murah, jadi bagi saya khususnya cukup menghemat biaya, tapi dengan kondisi seperti ini saya kecewa ya, karena pihak damri nampaknya belum siap untuk mengangkut penumpang bandara,” ujarnya.

Senada, Rosita calon penumpang lainnya yang baru tiba dari jakarta juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengungkapkan kalau memilih Damri supaya langsung sampai ke terminal amplas dan memilih bus pemberangkatan lain untuk ke kampungya di Kaban Jahe. Selain lama menunggu, diungkapkannya kekesalannya karena drama penungguan bus Damri ini juga diperparah dengan banyaknya debu yang berterbangan di sekitar tempat penungguan.

Sementara, salah seorang kondektur bus yang namanya tidak ingin disebutkan mengatakan bahwa jumlah bus damri yang beroperasi untuk tujuan Kualanamu-Medan maupun Medan Kualanamu hanya 4 unit saja. “Ada 4 unit bus Damri, yaitu 2 unit dari Plaza Medan Fair dan 2 unit lagi dari Terminal Amplas,” ujarnya.

Mengenai keterlambatan, dia mengatakan memang sejak dua hari ini jalan besar yang dilewati macet dikarenakan arus penumpang bus/taxi/mobil lainnya melonjak di Jalinsum. Hal ini diperparah dengan panjangnya antrian di loket pembayaran karcis di pintu keluar. Menyebabkan perjalanan yang layaknya hanya 1 jam bisa menjadi 3 jam.

Sementara ketua Organda Sumut, Haposan Sialagan mengatakan bahwa kepadatan arus mudik di Jalinsum menjadi salah satu penyebab lamanya kedatangan bus Damri. Diungkapkannya bahwa nanti pihaknya berkoordinasi lagi dengan pihak Damri mengenai penyesuaian jumlah unit dengankebutuhan penumpang supaya tidak ada pihak yang dirugikan apalagi yang dirugikan itu adalah penumpang bandara.

Arus mudik di terminal penumpang domestik Pelabuhan Belawan diperkirakan mencapai puncak hari ini, Minggu (3/8). Ribuan rombongan kedatangan pemudik kapal laut KM Kelud asal Tanjung Priok, Batam dan Tanjung Balai Karimun diprediksi akan memadati Pelabuhan Belawan.

Dari Pelabuhan Belawan, Manajer Pelni Cabang Medan, Halim Pradhana mengatakan, angka pemudik yang akan tiba di pelabuhan itu kemungkinan akan bertambah dan mulai mencapai puncaknya pada H-4. Sedangkan akhir dari puncak kedatangan romobongan pemudik yang akan tiba pada H-1 atau Rabu (7/8) mendatang.

“Besok (hari ini, Red) merupakan mulai dari puncak kedatangan pemudik, ribuan penumpang kebanyakan asal Batam itu tiba dengan menggunakan kapal KM Kelud,” kata, Halim.

Jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi angkutan kapal laut sambung, Halim ditaksir akan mencapai 2000-an orang penumpang. “Satu hari KM Kelud tiba di Belawan, akan melanjutkan pelayaran pada H-3, dengan rute dari Pelabuhan Belawan menuju Tanjung Balai Karimun, Batam dan Tanjung Priok,” ungkapnya.

Sementara itu, seiring kian meningkatnya jumlah pemudik di terminak kedatangan penumpang Pelabuhan Belawan dan akan mencapai puncaknya pada sehari sebelum lebaran, pihak pelabuhan juga semakin memperketat pengawasan dengan melibatkan aparat Kepolisian, TNI AL dan petugas Syahbandar Belawan. Ini dilakukan guna menciptakan rasa aman dan nybagi para pemudik yang tiba maupun berangkat lewat Pelabuhan Belawan.

Lonjakan penumpang dengan moda transportasi kereta api jurusan Medan-Kisaran- Rantau Prapat dan Tanjung Balai masih belum menunjukkan peningkatan berarti. Di stasiun kereta api  PT KAI cabang Kisaran di Jalan Cokroaminoto Kisaran Barat, antusias warga untuk pulang mudik belum kelihatan.

Menurut Kepala Stasiun Kereta Api PT KAI, RA Siregar, lonjakan penumpang belum melebihi kapasitas tempat duduk yang disediakan. Namun untuk antisipasi lonjakan penumpang kita sudah siapkan  satu gerbong Exsekutif dan satu gerbong untuk kereta api Bisnis apabila terjadi lonjakan penumpang.

Siregar yang baru seminggu menjabat kepala Kereta Api Cabang Kisaran ini menilai, tidak terjadinya lonjakan penumpang di stasiun kereta api Kisaran menandakan pelayanan pemerintah  terhadap masyarakat sudah mankin  baik, sehingga tidak terjadinya penumpukan penumpang.

“Saat ini sistem kereta api Kisaran sudah  kita benahi di segala lini. Misalnya, kereta api barang tidak diperbolehkan dinaiki penumpang,  khusus mengangkat barang,” tukasnya.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Polres Asahan untuk antispasi bantuan keamanan agar  para penumpang tidak merasa was-was, kemudian  melarang pedagang asongan berjualan di gerbong kereta.

“Penumpang juga tidak lagi antre dan berdesakan untuk membeli tiket, dapat dipesan sebulan sebelum keberangkatan. Tiket dapat diperoleh di loket-loket yang kita sediakan seperti di super market yang  kita hunjuk  diseputar kota Kisaran, ,” ujarnya lagi. (mag-9/rul/mar/smg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Daerah Rawan Longsor di Jalur Mudik Selatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler