Kualitas Raskin Kembali Dikeluhkan

Sabtu, 23 Februari 2013 – 08:54 WIB
MATARAM – Kualitas beras miskin (raskin) kembali dikeluhkan warga penerima. Kondisi beras yang kotor, berukutu dan penuh dengan kerikil membuat warga kebingungan untuk mengonsumsinya.

Seperti yang terjadi RT 4, Lingkungan Pejeruk Kebon Bawaq Timur, Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan. Sejak dibagikan beberapa hari yang lalu warga tidak henti-hentinya menggerutu dengan kualitas beras yang buruk. Namun, mereka terpaksa menerima.

Inaq Lumisah misalnya. Dia harus bersusah payah memilah kotoran beras yang baru didapatkannya dari lingkungan sebelum dimasak.  “Baunya apek sekali, kotor, banyak kutu dan kerikil,”keluhnya.

Menurut Lumisah, kondisi itu tidak hanya terjadi saat ini namun sudah sering kali. Bahkan dia pernah mendapatkan beras bercampur dengan beling dari pecahan kaca, namun ia tetap mengonsumsinya karena tidak ada lagi yang bisa dimakan.

“Setiap saya pilah dapat beling sejeput-sejeput (segenggam) lalu saya pisah dan buang, kalau saya makan mungkin tenggorokan saya sudah sakit,” tuturnya.

Lumisah mengaku harus bersusah payah untuk memasak beras tersebut. Jika tidak jeli, nasi yang dihasilkan bisa terasa mentah atau malah terlalu lembek. Untuk itu ia harus pandai-pandai menakar air yang digunakan untuk memasak.

“Salah sedikit cara masaknya pasti tidak enak, cepat benyek,” katanya.

Dengan pengahasilan pas-pasan sebagai pejual rujak membuatnya makin kesulitan saat jatah beras dipangkas dari 15 kg menjadi 5 kg. Hal itu dilakukan agar bisa dibagi rata dengan warga lainnya. Selain itu, dia harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan raskin. Tiap kilogram dibeli dengan harga Rp 2.000 yang mestinya Rp 1.600.

“Tidak apa-apa kalau dibagi, biar kita sama-sama dapat. Tapi harganya lumayan mahal,”katanya.

Sementara  itu, Lurah Kebun Sari, Muhammad Faisal, mengatakan, jika ada beras yang rusak warga dianjurkan untuk segera mengembalikkannya dan akan diganti oleh pihak Bulog. Hal itu sudah menjadi komitmen awal sebelum pembagian dilakukan.

“Bulog sudah siapkan ganti kalau ada yang rusak,”katanya.

Sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan ataupun protes dari warga terkait beras yang rusak. Untuk itu dia akan segera melakukan koordinasi dengan masing-masing kepala lingkungan di kelurahannya. Mengenai harga beras yang mencapai Rp 2.000, dia sama sekali tidak tahu menahu. Sebab, dalam rapat di kelurahan harga raskin disepakati yakni Rp 1.600 per kg-nya. “Harga tetap, kami tidak pernah menaikkannya,” katanya.

Di Kelurahan Kebun Sari setiap bulan mendapat jatah raskin sekitar 264 karnung beras dari Bulog. Lingkungan Pejeruk Kebun Bawak Timur sendiri dijatah sekitar 52 sak beras. Beras-beras tersebut diserahkan langsung kepada lingkungan yang bertugas mendistribusikannya kepada warga. (cr-ili)

BACA ARTIKEL LAINNYA... APBD Sumbar untuk PKS, DPRD Siapkan Pansus

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler