jpnn.com, SEMARANG - Tim pemenangan Sudirman Said-Ida Fauziah pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) terlihat belum gencar menyosialisasikan duet yang diusung koalisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Namun, hal itu justru diwaspadai kubu Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP, Partai Golkar, PPP dan Partai Demokrat.
Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto menilai pergerakan pesaing Ganjar-Yasin di luar nalar. Bambang menduga Sudirman yang membutuhkan gebrakan besar untuk memenangi Pilgub Jateng masih menyimpan langkah spektakuler selama masa putaran kampanye ini.
BACA JUGA: Pilgub Jateng 2018: Ganjar Pranowo Tergoda Harum Dawet
"Saya khawatir SS (Sudirman Said, red) ini punya ilmu lain yang tidak saya paham. Untuk itulah kami sebagai tim pemenangan Ganjar-Yasin tidak boleh congkak, jangan sombong. Tapi harus tingkatkan kewaspadaan," ujarnya di kantor DPD PDIP Jateng, Jalan Brigjen Katamso Semarang, Minggu (25/3).
Bambang menambahkan, merujuk kalkulasi dan hasil survei, Ganjar-Yasin memang sangat sulit untuk dikalahkan. Saat ini elektabilitas duet politikus PDIP dan PPP itu antara 62-79 persen.
BACA JUGA: Ini Daftar Nama Politikus Penerima Duit e-KTP versi Novanto
Sedangkan elektabilitas Sudirman-Ida hanya 10,1 persen. Dari segi popularitas pun duet Sudirman-Ida hanya 32 persen.
"Sehingga, jika dilihat dari semua titik, kalau SS cara kerjanya begini-begini saja, saya enggak yakin bisa melampaui Ganjar. Apalagi situasi kampanye Pak Ganjar selama 12 sampai 15 Maret cukup bagus," tambahnya.
BACA JUGA: Sudirman Said Seolah-olah Berdoa di Klenteng
Dengan masa kampanye atau hingga waktu pencoblosan yang hanya menyisakan tiga bulan, Bambang menyebut duet Sudirman-Ida akan sulit mengalahkan Ganjar-Yasin. Karena itu, Bambang menduga tim pemenangan mantan menteri ESDM itu punya jurus khusus yang spektakuler.
Bambang lantas mencontohkan ketika Ganjar berduet dengan Heru Sudjatmoko menantang Bibit Waluyo pada 2013. Posisi Bibit kala itu adalah patahana.
Sedangkan kini Ganjar yang menjadi petahana. Namun, sejauh ini belum ada gebrakan Sudirman-Ida yang terlihat menggigit.
“Ini bikin saya bertanya-tanya, karena ini bukan gerakan orang yang punya kapasitas tempur. Jadi Oktober sampai Maret SS (Sudirman, Said, red) hanya bisa menaikan popularitasnya 20 persen. Karena orang yang tidak dikenal tidak akan dipilih," ucapnya.
Bambang pun menduga ada kekuatan besar di belakang Sudirman. Sebab, selama ini kiprah lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) itu selalu menempati pos-pos strategis hingga bisa menjadi direktur PT Pindad hingga akhirnya menjadi menteri ESDM.
"Itu kan loncatannya jauh sekali. Kalau tidak punya network yang kuat tidak akan bisa. Siapa yang back up dia itu yang harus diselidiki. Kami berusaha waspada sekali," tutup Bambang.(gul/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buya: Gaya Kepemimpinan Ganjar di Jateng Sudah Oke
Redaktur : Tim Redaksi