jpnn.com - JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan pada tahun 2020, Indonesia harus menempati peringkat 5 besar di Asia Pasifik untuk pertumbuhan pariwisata dari program MICE – Meetings, Inventions, Conferences, dan Exhibitions.
"MICE kami targetkan naik 10 persen di tahun 2019, saat ini masih di angka 5 persen. Pada 2020 Indonesia sudah harus berada di peringkat 5 di Asia Pasifik," ujar Arief Yahya, Menpar saat mengukuhkan pengurus INACEB - Indonesia Convention and Exhibition Bureau periode 2015-2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (28/3).
BACA JUGA: KPAI: Program Perlindungan Anak Tumpul di Level Daerah
Arief Yahya berharap, visi INACEB untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi MICE unggulan yang berdaya saing global itu terealisasi. Sebab saat ini kata Menpar, posisi Indonesia masih diurutan paling belakang.
Menurut Data ICCA - International Congress and Convention Association 2014 menempatkan Indonesia di ranking ke-42 dunia, dengan 76 meetings. Singapura di peringkat 29 dengan 142 meetings, Malaysia diurutan 30 dengan 133 meetings, dan Thailand no 33 dengan 118 meetings.
BACA JUGA: Fadli Zon: Soal Nyawa Apapun Harus Dilakukan
Di Asia Pasifik dan Timur Tengah, Indonesia di peringkat 12, Singapura, Malaysia 7, Thailand 8. “Posisi kita masih jauh terbelakang! Target kita 2020 naik ke posisi 8 Asia Pasifik,” aku Menpar.
Di ASEAN, peringkat kota yang paling diminati MICE nomor satu masih Singapura (142). Disusul Kuala Lumpur peringkat 8 (79 meetings), Bangkok di posisi 9 dengan 73 meetings, dan papan ke-15 baru Bali dengan 38 meetings.
BACA JUGA: Dua Tim Kopaska Siaga...Tunggu Perintah
Jakarta di papan ke-26 dengan 19 meetings, dan Jogjakarta papan ke-49 dengan 10 meetings. “Inilah tantangan di depan mata yang sudah jelas,” jelas dia.
Jadi target 2020, adalah menaikkan peringkat Indonesia di Asia Pacific dari papan ke-12 menuju 5 besar, dari jumlah events 76 menjadi 150. Juga meningkatkan jumlah wisman MICE dari 5 persen, menjadi 10 persen, dan menaikkan jumlah pendapatan sebesar 2,5 Miliar dolar AS.
“Karena itu, jika ada MICE di Bali, sekalian tawarkan value-nya dari destinasi pariwisata,” kata Mantan Direktur Telkom itu.
Arief meminta INACEB dalam tiga bulan ini menggenjot internalnya untuk bekerja lebih cepat. Menpar menyarankan tiga poin yang harus dilaksanakan dengan segera agar MICE makin meningkat.
"Produk harus bagus, top ten originasi dengan mendata mana saja yang berpotensi. Menangkan bidding, loby sejak sekarang agar MICE meningkat dan kita menjadi pemenang dari sebuah acara besar," ujar pria asal Banyuwangi itu.
Menpar juga menilai pembentukan INACEB juga menunjukan pentingnya potensi pameran, konferensi dan acara bisnis -sektor MICE - dalam pendapatan sektor Pariwisata. Dampak ekonomi yang signifikan melalui peningkatan jumlah pengunjung, tingkat hunian hotel, penerbangan dan high spending dari delegasi MICE.
Ketua INACEB Budi Tirtawisata mengaku senang dengan pengukuhan pengurus organisasinya itu. Pihaknya dalam 5 tahun ke depan, akan menjalankan skala prioritas.
"Kami juga akan mengoptimalkan kegiatan promosi, baik saat berpartisipasi dalam trade show di berbagai negara, maupun delegate boosting yang bertujuan untuk mendongkrak jumlah delegasi yang hadir pada acara MICE yang dimenangkan Indonesia," beber Budi dalam keterangan resminya.
Skala prioritas program tersebut, kata Budi, target yang akan dicapai oleh INACEB adalah meningkatkan posisi Indonesia dalam ICCA (International Congress and Convention Association) rangking Asia dan Pasifik.
“Dari dari posisi ke-12 dengan 76 MICE, menjadi posisi 8 dengan penyelenggaraan dua kali lipat dari sebelumnya yaitu sebanyak 150 kegiatan MICE di tahun 2019,” tandas Budi.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komjak Puji Langkah Kejati Jatim Jerat La Nyalla
Redaktur : Tim Redaksi