Kuota Ditambah, Pupuk Tetap Langka

Minggu, 19 Oktober 2014 – 20:43 WIB

KELANGKAAN pupuk saat ini masih melanda wilayah Jember. Sejumlah petani pun mengeluh. Sebab, sawah mereka terancam gagal panen jika tidak ada pupuk. Bahkan, para petani harus membeli pupuk dengan harga lebih mahal di kios langganan mereka.

''Sebelumnya, kami mendapat keluhan dari petani bahwa pupuk urea dijual lebih mahal sekitar Rp 15 ribu setiap sak,'' ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Jember Budi Wicaksono kepada wartawan saat mendatangi sejumlah kios di Desa Rambigundam, Rambipuji, kemarin (18/10). 

Selain harga pupuk yang lebih mahal, kata dia, pemilik kios yang mempunyai izin menjual pupuk bersubsidi memaksa petani membeli secara paketan. ''Laporannya, petani yang butuh pupuk urea juga diwajibkan membeli pupuk jenis lain. Padahal, mereka (petani, Red) tidak butuh pupuk lainnya yang dijual satu paket itu,'' jelasnya.

Menurut dia, karena tidak mempunyai pilihan, para petani terpaksa membeli paketan tersebut. ''Mereka membeli karena terpaksa. Sebab, jika mereka tidak membeli pupuk dengan harga plus dan bersistem paketan, sawah mereka terancam tidak panen,'' tutur politikus Partai Nasdem tersebut.

Budi mengungkapkan, komisi yang dipimpinnya sebenarnya telah memanggil Dinas Pertanian (Distan) Jember. Bahkan, pihak distan menyatakan bahwa pemerintah sudah menambah kuota pupuk bersubsidi. ''Terkait pendistribusian pupuk kepada para petani, kami bakal memanggil disperindag,'' ucapnya.

Sementara itu, pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Rambipuji Hairul Ishak membenarkan adanya kelangkaan pupuk jenis urea pada musim tanam saat ini. Urea sulit dicari karena banyak petani jagung yang membutuhkan urea lebih banyak daripada petani padi. ''Petani yang menanam jagung kini rebutan pupuk,'' paparnya. Dia menilai keinginan dewan untuk mendata ulang kios pupuk berizin cukup membantu meminimalkan kebocoran distribusi. (rul/har/JPNN/c20/dwi) 
 

BACA JUGA: Jayabaya Jakarta - Malang Lewat Jalur Utara

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyelesaian Masalah Merpati Terkendala Prosedur Waktu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler