jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin mengatakan, LPG 3 Kg atau gas melon merupakan produk subsidi atau public service obligation (PSO), yang kuotanya ditetapkan Pemerintah.
Mukhtarudin menilai Pertamina sudah benar mendistribusikan kuota yang sudah ditetapkan tersebut.
BACA JUGA: Pertamina Gantikan Shell, Sudah Saatnya Mempercayakan Kepada Anak Bangsa
“Gas melon ini produk PSO, produk subsidi. Kuota sudah ditetapkan sejak awal. Penyaluran yang dilakukan Pertamina sudah tepat berdasarkan kuota tersebut,” ujar Mukhtarudin.
Namun, Mukhtarudin tidak menepis, pada pola distribusi terbuka seperti sekarang, terjadinya penyaluran gas melon yang tidak tepat sasaran memang sangat mungkin.
BACA JUGA: Sukses Kelola Energi Bersih, Semen Tonasa Raih Penghargaan CEM 2023 di India
Terutama pada tingkat end user. Dalam konteks ini, bisa saja mereka yang tidak berhak justru turut membeli gas melon.
Bahkan di lapangan, sering terjadi orang kaya membeli LPG 3Kg dengan menggunakan mobil.
BACA JUGA: BTN Mobile Kini Punya Fitur Menu Instan
“Padahal sudah jelas, bahwa gas melon hanya diperuntukkan bagi orang miskin dan usaha mikro. Tapi faktanya, banyak juga orang mampu dan restoran besar yang menggunakan gas melon. Nah, kondisi tidak tepat sasaran ini yang sering menjadikan gas melon langka. Jatah yang seharusnya dipakai orang miskin justru dibeli orang kaya. Orang kaya bisa membeli sekaligus 2-3 tabung, tapi orang miskin tidak bisa,” kata dia.
Dan biasanya, kelangkaan memang terjadi pada bulan-bulan tertentu. Misal Ramadan, Idulfitri, Iduladha, atau Tahun Baru. Pada bulan-bulan tersebut, permintaan memang meningkat.
Kondisi tidak tepat sasaran itulah yang menurut Mukhtarudin harus terus dibenahi, termasuk dari sisi pengawasan.
Tak kalah penting, adalah penerapan budaya malu pada masyarakat.
Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin.
“Apa mereka (orang kaya) tidak sadar, bahwa ketika membeli gas melon, sebenarnya sedang mengambil hak saudara mereka yang miskin," seru Mukhtarudin.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada