Kurang Ajar! Abu Sayyaf Berulah Lagi

Sabtu, 21 Januari 2017 – 16:30 WIB
Kelompok Abu Sayyaf. Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - Kelompok bersenjata Abu Sayyaf kembali melakukan aksi penculikan. Kali ini yang menjadi korban tiga warga Sulawesi Selatan.

Ketiga warga Sulsel tersebut adalah Hamdan bin Salim dan Sudarling Samansung asal Selayar, serta Subandu bin Sattu yang tercatat sebagai warga Bulukumba. Ketiganya merupakan nelayan kapal penangkap ikan Sandakan BN 838/4F.

BACA JUGA: Pemerintah Tak Akan Tidur Sebelum Semua Sandera Bebas

Mereka diculik di Perairan Lahad Datu, Malaysia Timur, Kamis, 19 Januari.

Kepala Komando Mindanao Barat, Mayjen Carlito Galvez Jr, seperti dikutip dari Inquirer, membenarkan penculikan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut.

Menurut Carlito, ketiga sandera termasuk di antara enam awak kapal Sandakan BN 838/4F. Awalnya dilaporkan hilang setelah serangan kelompok bersenjata di perbatasan laut Filipina dan Malaysia.

“Hingga kini nasib ketiganya belum jelas,” ujar juru bicara pemerintah Filipina, Raphael Alano, Jumat, 20 Januari.

Kabar diculiknya ketiga warga tersebut, sudah sampai ke kampung halaman masing-masing.

Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP Eddy S Tarigan mengatakan, pada Oktober 2015, Sudarling yang merupakan warga Pulau Bembe, Kepulauan Selayar, pergi ke Nunukan bersama Hamdan yang merupakan pamannya. Mereka bekerja bersama Subandi (warga Bonto Bahari, Bulukumba ) sebagai nelayan.

“Di Malaysia ditampung oleh keluarganya yang bernama M Arsyad. Mereka bekerja di kapal penangkap udang. Hamdan merupakan juragan, sementara Sudarling dan Subandi bertugas sebagai anak buah kapal,” jelasnya pada FAJAR (Jawa Pos Group), Jumat malam.

Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga sandera. Dia berjanji Pemkab Bulukumba akan terlibat aktif dalam upaya pembebasan.

“Kita juga akan berkordinasi dengan Pemkab Selayar untuk bersama-sama berjuang membebaskan warga,” katanya.

Pemerintah Kepulauan Selayar juga tak tinggal diam. Bupati Basli Ali sudah mendapat kabar soal dua warganya yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Menurut Basli, dia langsung berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk Polres untuk melacak keberadaan keluarga sandera di Pulau Bembe, Kecamatan Passimasunggu.

“Kita akan jemput dan membawanya ke Kota Benteng. Tujuannya adalah untuk mencari tahu kedua korban ini. Misalnya sejak kapan ia pergi, apa yang ia lakukan di sana, dan mengapa bisa terjadi seperti ini,” ungkapnya.

Pemerintah setempat, kata Basli, akan berupaya maksimal membebaskan warganya. “Tentu harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” katanya.

Menanggapi kasus ini, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang menuturkan seperti penyanderaan sebelumnya, masalah ini sepenuhnya ditangani pusat. Pemerintah pusat disebutnya pasti akan melakukan berbagai upaya.

“Mulai dari negosiasi hingga diplomasi antarpemerintah,” ungkapnya, kemarin.

Kata Agus, kasus sandera di perbatasan seperti ini sudah wewenang antarnegara. Pemerintah daerah tentu tidak punya wewenang melakukan intervensi.

“Kita tunggu saja perkembangan dari langkah yang akan diambil pemerintah pusat. Tetapi tentu kami terus berkordinasi menunggu informasi dari kementerian terkait,” bebernya.

Sementara itu, menerima informasi ini, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Muktiono merespons cepat. Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani menjelaskan, Kapolda sudah menghubungi Mabes Polri dan Kementerian Luar Negeri.

“Bagaimanapun kasus ini atas nama negara. Personel Polres Selayar juga sudah dikoordinasikan umtuk menjemput keluarga kedua pelaut yang berada di pulau,” bebernya. (FJR)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler