Pemerintah Australia masih belum memutuskan kapan mahasiswa internasional bisa kembali. Dalam beberapa bulan terakhir rata-rata mahasiswa internasional yang boleh datang hanya berjumlah belasan setiap bulannya. Biro Statistik Australia memperkirakan hanya 40 mahasiswa asing yang masuk ke Australia bulan Juli Akomodasi mahasiswa mengalami penurunan tingkat hunian yang sangat tajam Menteri Pendidikan Dan Tehan tidak mengetahui kapan situasi akan kembali normal
BACA JUGA: Curhat Pelajar Asing di Australia: Rasanya Seperti di Neraka
Kalangan bisnis yang selama ini mengandalkan pemasukan dari para mahasiswa internasional mengatakan butuh waktu beberapa tahun agar bisnis mereka bisa pulih, sekalipun mahasiswa internasional diizinkan datang di awal tahun 2021.
Beberapa bulan lalu, Kawasan Ibukota Australia (ACT) dan Pemerintah Federal Australia merencanakan program untuk menerbangkan 350 mahasiswa internasional ke Canberra, agar mereka bisa memulai semester kedua bulan Juli lalu. sehingga mereka bisa memulai studi di kampus di semester kedua yang dimulai
BACA JUGA: Australia Dihadapi Ancaman Gangguan Listrik Pada Musim Panas di Tahun Ini
Namun rencana tersebut ditunda, setelah adanya gelombang penularan kedua di Melbourne.
Di akhir Agustus, sebuah proyek baru diumumkan dengan rencana mendatangkan 300 mahasiswa internasional kembali ke Adelaide pada bulan September.
BACA JUGA: Kabar Baik soal Wabah COVID-19 di Australia, Bukti Pembatasan Sosial Ketat Efektif
Hingga saat ini proyek tersebut juga belum terlaksanakan dan Menteri Pendidikan Australia, Dan Tehan tidak bisa memberikan kepastian kapan program ini akan dimulai.
"Jelas sudah ada pengumuman bahwa Australia Selatan mau memulai proyek ini, namun juga kami berpendapat masih ada masalah perbatasan antar negara bagian, selain juga mendahulukan warga Australia yang harus kembali," kata Dan kepada ABC.
Juru bicara Pemerintah Australia Selatan mengatakan masalah "logistik final masih sedang dibicarakan", termasuk mahasiswa dari negara mana saja yang diperbolehkan datang.
Menurut data yang dimiliki oleh Departemen Dalam Negeri Australia hingga 30 Juni, ada 555.310 pemegang visa pelajar yang berada di Australia.
Namun jumlah kedatangan mahasiswa internasional baru yang datang menurun sangat tajam dibandingkan waktu yang sama tahun lalu.
Biro Statistik Australia (ABS) mencatat di bulan Juli 2019, ada 144 ribu mahasiswa yang tiba untuk memulai semester kedua tahun ajaran. Sementara di bulan Juli 2020 hanya 40 mahasiswa yang datang.
Tabel jumlah mahasiswa yang pulang dan yang datang Datang 2019 Pulang 2019 Datang 2020 Pulang 2020 Januari 90.260 68.720 91.610 75.640 Februari 183.900 44.650 121.320 28.960 Maret 72.150 31.960 60.360 42.130 April 44.500 45.410 30 9.910 Mei 34.260 39.300 40 5.460 Juni 46.040 118.850 60 7.450 Juli 143.840 65.290 40 12.130 Agustus 54.960 39.680 September 45.300 48.430 October 50.830 39.230 November 38.260 109.430 Desember 38.690 142.940
Sumber: ABS Photo: Seema Shah mengatakan sebagian mahasiswa asing akan memilih Inggris yang sudah mengizinkan mahasiswa datang. (Supplied: IAEC)
Dampaknya terhadap akomodasi dan bisnis lainnya
Agen migrasi di Australia, Seema Shah sudah menjalankan bisnis untuk menarik mahasiswa asing untuk studi di Australia selama 20 tahun.
Dia memperkirakan banyak mahasiswa asing yang menunda kedatangan atau studinya, namun akan tetap datang ke Australia karena sudah membayar biaya kuliah dan sudah mendapatkan visa.
Tapi ia mengatakan akan banyak mahasiswa yang akan pindah ke negara lain.
"Inggris banyak menerima kedatangan mahasiswa di bulan September dan mereka mengizinkan mahasiswa datang, jadi saya tahu kita sudah kehilangan banyak mahasiswa yang memilih ke Inggris," katanya.
Sektor akomodasi di Australia mengalami dampak terbesar dengan berkurangnya mahasiswa internasional yang datang.
Kajian terbaru yang dilakukan lembaga bidang pendidikan, Mitchell Institute, mengatakan lebih dari 30 persen akomodasi di pusat-pusat kota Australia dan pemukiman yang dekat dengan kampus diisi oleh mahasiswa internasional. Photo: Kawasan untuk biasanya untuk berkumpul di Iglu di Sydney kosong karena mahasiswa harus mengambil jarak satu sama lain. (ABC News)
Gedung penyedia akomodasi mahasiswa, Iglu di Sydney, tidak biasanya tampak sepi, padahal sebelumnya di jam makan siang jarang sekali ada bangku kosong.
"Kami melihat tingkat hunian kami yang biasanya sekitar 95 persen, sekarang berkurang menjadi separuhnya, dan ini semua berhubungan langsung dengan COVID," kata direktur Iglu, Jonathan Gliksten.
Menurut data ada sekitar 113 ribu kamar yang khusus dibuat untuk menampung mahasiswa di Australia dengan tambahan 45.500 lagi sedang dibangun atau direncanakan akan dibangun.
Clinton Ostwald direktur perusahaan konsultasi properti Urbis mengatakan dalam beberapa tahun terakhir banyak pembangunan pesat untuk akomodasi mahasiswa di Australia.
"Sekitar separuhnya dimiliki oleh universitas, baik langsung maupun kerja sama, dan sekitar 40 persen dimiliki oleh pengembang swasta dan sisanya oleh college," katanya.
Iglu memiliki dan menjalankan akomodasi di Sydney, Melbourne dan Brisbane.
Jonathan mengatakan 60-80 persen gedung biasanya diisi oleh mahasiswa internasional, tergantung lokasinya.
Mereka berharap akan adanya peningkatan jumlah mahasiswa dalam negeri untuk menggantikan mahasiswa asing dan diperlukan waktu beberapa tahun agar keadaan kembali normal seperti sebelum adanya pandemi.
"Akan diperlukan waktu beberapa tahun, ketika mahasiswa akan memulai tahun pertama setelah krisis, mereka mungkin akan bertahan sampai tahun kedua dan ketiga, sehingga jumlahnya kembali normal," kata Clinton.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.
Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Analisis Penerima Nobel soal Hubungan Alis Tebal dengan Kecenderungan Narsistik