jpnn.com, JAKARTA - Menurut Direktur Utama Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, nilai tukar rupiah saat ini sangat dipengaruhi oleh sentimen eksternal.
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri, kata Ibrahim, relatif cukup positif.
BACA JUGA: Rupiah Akhir Pekan Ditutup Menguat
"Sentimen yang mewarnai pasar masih seputar perkembangan hubungan AS-China," ucapnya.
Ia mengemukakan kedua negara di ambang menyetujui kesepakatan damai dagang fase pertama, dan pasar juga menantikan kepastian kapan perjanjian damai dagang fase pertama akan ditandatangani.
BACA JUGA: Kurs Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Menjadi Rp 14.014
"Salah satu poin yang menjadi perhatian pasar yakni menghapus rencana pengenaan bea masuk untuk importasi produk China, senilai 156 miliar dolar AS yang sedianya berlaku 15 Desember," katanya.
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, sentimen bisnis di AS juga meningkat pada Oktober. Indeks sektor non-manufaktur ISM naik menjadi 54,7 dari 52,6 pada September, mengalahkan ekspektasi pasar.
BACA JUGA: Edisi Terbatas Vespa Primavera S 2019 Tampil Anggun, Harga Rp 42 Juta
"Sentimen eksternal itu menambah tekanan bagi mata uang rupiah," tegasnya.
Kurs rupiah di pasar spot hari ini, Rabu (6/11), terdepresiasi terhadap dolar AS, menjadi Rp 14.015 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.968 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha