La Nyalla Respons Pengiriman Task Force

Selasa, 10 April 2012 – 08:19 WIB

JAKARTA-Sepak Bola Indonesia mulai ditangani ’’dunia luar’’. Pengiriman Task Force untuk membantu rekonsiliasi sepak bola Indonesia langsung direspons PSSI La Nyalla Mattalitti. Mereka menyatakan siap mempertemukan pemilik suara yang datang di Kongres Luar Biasa (KLB) Jakarta (18/3) dengan tim bentukan AFC tersebut.

Hal ini ditandaskan Komite Eksekutif PSSI La Nyalla, Djamal Aziz, dan Ketua Komisi Disiplin Hinca Pandjaitan. Menurut mereka, itu dilakukan sebagai bentuk kepercayaan diri bahwa semua voter yang hadir di KLB merupakan anggota PSSI asli.

’’Bagi FIFA, yang berdaulat adalah anggotanya sehingga mereka yang akan menyambut mereka jika Task Force datang. Kita hanya sediakan forum untuk berdiskusi,’’ kata Djamal Aziz di Jakarta, kemarin.

Bukan hanya tempat dan kesempatan, PSSI La Nyalla juga akan menyiapkan bukti foto dan dokumen mengenai keabsahan anggota ini. Termasuk berkas-berkas yang sebelumnya telah dikirim seusai Rapat Akbar Sepak bola Nasional (RASN) hingga KLB.

’’Pokoknya kami sediakan karpet merah untuk Task Force jika datang kepada kami,’’ imbuh Hinca.

Meskipun demikian, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai waktu tepatnya Task Force AFC akan datang ke Indonesia. Lebih bagus, tambah Hinca, jika Task Force AFC terlebih dahulu menyambangi PSSI Djohar Arifin sebagai federasi yang masih resmi terdaftar sebagai anggota FIFA.

’’Mereka seharusnya memang ke PSSI Djohar duluan dan lebih enak lagi jika Task Force datang ke kita dengan didampingi Djohar. Dalam surat FIFA tanggal 30 Maret 2012 disebut bahwa Task Force akan dipimpin dua orang, yaitu Wakil Presiden AFC HRH Pangeran Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah serta anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC Dato 'Worawi Makudi. AFC sendiri mengajukan dua nama tambahan, yaitu Soosay dan Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan lnternasional AFC James Johnson.

Tim Task Force ini merupakan satu daru dua rekomendasi AFC yang dikabulkan FIFA dalam Rapat Komite Asosiasi (29/3). Selain pembentukan tim ini, FIFA juga mengabulkan perpanjangan deadline rekonsiliasi dualisme federasi dan liga hingga 15 Juni 2012 dari sebelumnya 20 Maret 2012.

Sementara itu, PSSI memberikan keleluasaan kepada perwakilan AFC yang tergabung dalam tim Task Force. Tim yang terdiri empat petinggi AFC tersebut, bertugas mencari solusi konflik di persepakbolaan Indonesia.

Keempat petinggi AFC yang tergabung dalam tim Task Force di antaranya, Wakil Presiden AFC HRH Pangeran Abdullah lbni Sultan Ahmad Shah, anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC Dato Worawi Makudi. Sedangkan dua lainnya adalah Sekjen AFC Dato Alex Soosay, dan Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan lnternational AFC James Johnson.

Keempat orang tersebut diberi mandat FIFA untuk sesegera mungkin membantu PSSI menyelesaikan permasalahan di persepakbolaan Tanah Air. Hal ini juga terkait dikabulkannya permintaan PSSI oleh FIFA, agar masa tenggat penyelesaian konflik diperpanjang sampai 15 Juni ke depan.

Karena itu, PSSI berjanji tidak akan ikut campur soal apa solusi yang akan dikedepankan tim Task Force untuk menyelesaikan konflik. Federasi tertinggi sepak bola Indonesia menyerahkan segala cara kepada keempat petinggi AFC tersebut untuk mencari solusi-solusi terbaik bagi kedua belah pihak yang selama ini berseteru.

’’Soal kerja mereka di sini, kita tidak boleh mengatur apa yang akan mereka lakukan di sini. Mereka punya agenda sendiri-sendiri dan PSSI di sini hanya menyiapkan fasilitas apa yang mereka perlukan. Sementara kerja mereka sendiri harus seindependen mungkin,’’ ungkap ketua tim rekonsiliasi PSSI, Benhard Limbong, saat dihubungi wartawan, kemarin.

Menurut pria yang juga menjabat ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tersebut, tidak ada persiapan khusus dalam menyambut kedatangan tim Task Force. Limbong pun menerangkan, jika PSSI tidak ingin dianggap mengganggu kerja tim Task Force dalam mencari solusi terbaik bagi konflik yang terjadi di persepakbolaan Indonesia.

’’Sebenarnya tidak ada persiapan. Nanti kalo kami over dalam menyambut mereka, nanti kami dikira kami mempengaruhi kedatangan tim Task Force tersebut. Mereka itu datang atas misi dari FIFA, bukan misi dari PSSI,’’ papar Limbong.

’’Tentu kami dari PSSI berterima kasih dengan adanya tim Task Force. Task Force itu untuk melihat legalitas, dan akan ada perlambatan legalitas. Tapi kami tetap mendukung itu, karena itu juga akan membantu PSSI jika tidak bisa selesaikan konflik sampai batas waktu 15 Juni,’’ sambungnya. (lis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Deltras Pesimistis Dapat Poin Lawan Sriwijaya FC


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler