Laba Bank Tumbuh 26,54 Persen

Bank BUMN Raup Laba Terbesar

Kamis, 18 November 2010 – 14:44 WIB
JAKARTA - Pantas saja, investor asing berbondong-bondong masuk ke industri perbankan di IndonesiaPasalnya, pundi-pundi laba yang diraup bank-bank di Indonesia terus menggunung.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI) Difi Johansyah mengatakan, merujuk data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Selasa lalu, laba industri perbankan nasional per akhir September 2010 mencapai Rp 43,36 triliun, tumbuh 26,54 persen dibandingkan September 2009 (year-on-year) yang sebesar Rp 34,26 triliun

BACA JUGA: Air Asia Garap Rute Surabaya-Penang

"Kelompok bank BUMN meraup laba terbesar," ujarnya Selasa (16/11).

Data BI menunjukkan, laba setelah pajak yang diraup kelompok bank plat merah sudah menembus angka Rp 16,20 triliun, atau tumbuh 39,90 persen dibandingkan laba September 2009 yang sebesar Rp 11,57 triliun
Selain paling besar secara nominal, bank BUMN juga menjadi kelompok bank dengan persentase pertumbuhan paling tinggi.

Posisi ke dua ditempati oleh Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa

BACA JUGA: Asuransi Unit Link 100 persen

Hingga September 2010, laba yang diraup kelompok bank-bank swasta besar yang kini sahamnya banyak dikuasai investor asing ini mencapai Rp 15,94 triliun, naik dibandingkan laba per September 2009 yang sebesar Rp 11,49 triliun
"Jadi, pertumbuan laba BUSN devisa mencapai 38,78 persen, sedikit di bawah pertumbuhan laba bank BUMN," kata Difi.

Kelompok bank lain yang juga mencatat pertumbuhan laba signifikan adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD)

BACA JUGA: Bidik Pertumbuhan Kredit 60 %

Per akhir September 2010, laba yang berhasil dihimpun oleh bank-bank milik Pemerintah Daerah ini sudah menembus Rp 6,42 triliun"Tumbuh 25,65 persen dibandingkan laba September 2009 yang sebesar Rp 5,11 triliun," terangnya.

Namun, rupanya, hanya tiga kelompok bak itulah yang berhasil mencatat lonjakan labaPasalnya, tiga kelompok bank lain, yakni BUSN Non-devisa (bank swasta kecil), Bank Campuran, serta Bank Asing (murni), raihan labanya justru merosot.

Difi menyebut, laba kelompok Bank Campuran secara year-on-year turun 4,19 persen dari Rp 1,59 triliun menjadi Rp 1,53 triliunAdapun laba kelompok Bank Asing turun 27,13 persen dari Rp 4,11 triliun menjadi Rp 2,98 triliun.

Sedangkan penurunan laba terbesar terjadi pada kelompok BUSN nondevisaPer September 2010, laba kelompok ini hanya sebesar Rp 268 miliar, atau merosot 28,15 persen dibandingkan perolehan laba pada posisi September 2009 yang sebesar Rp 373 miliar.

Difi menambahkan, secara keseluruhan, laba perbankan nasional yang mencapai Rp 43,36 triliun ditopang oleh naiknya pendapatan operasional bank yang mencapai Rp 258,48 triliun, naik 15,34 persen dibandingkan pendapatan operasional pada periode September 2009 yang sebesar Rp 224,10 triliun.

Pendapatan tersebut, lanjut Difi, masih ditopang oleh dominasi pendapatan bunga yang mencapai Rp 185,74 triliun, disusul keuntungan transaksi valas Rp 35,92 triliun, dividen/komisi/provisi/fee sebesar Rp 22,09 triliun, kenaikan surat berharga Rp 7,07 triliun, serta dari pos lain-lain sebesar Rp 7,65 triliun.

Selain pendapatan yang naik, kata Difi, bank juga terlihat makin efisienIni tecermin dari pertumbuhan beban operasi yang sebesar 13,89 persen, dari Rp 195,88 triliun pada September 2009 menjadi Rp 223,10 triliun pada September 2010"Artinya, pertumbuhan pendapatan lebih tinggi dari pertumbuhan beban operasional," ujarnya(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Group Bakrie Caplok Vallar PLC


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler