Direktur Utama GIAA, Emirsyah Satar, mengaku sangat gembira dengan pencapaian positif tersebut di tengah perekonomian global yang belum stabil. "Kami membukukan kinerja yang positif di saat ekonomi global belum kondusif dan beberapa perusahaan penerbangan internasional mengalami penurunan kinerja," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Peningkatan laba didorong oleh naiknya jumlah penumpang yang diangkut perseroan sepanjang periode tersebut. Jumlah penumpang naik 16 persen menjadi 10.018 juta dan mendorong pendapatan perseroan tumbuh 13,7 persen menjadi USD 1,7 miliar. "Pendapatan kami ini hanya diperoleh dari Garuda Indonesia dan Citilink. Ini tidak termasuk konsolidasi dari anak usaha yang lain," tuturnya.
L aba usaha perseroan pada Januari sampai Juli 2012 tercatat sebesar USD 40,8 juta naik signifikan dibanding USD 1,9 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara kapasitas produksi (avalaibility seat kilometer/ASK) perseroan naik 13,9 persen menjadi USD 17,78 miliar dibanding USD 15,6 miliar hingga akhir Juli tahun lalu.
Imbal hasil (yield) per penumpang juga meningkat 4,1 persen menjadi USD 9,4 sen dibanding USD 9,03 sen. Frekuensi penerbangan Garuda hingga akhir Juli 2012 mencapai 73.469 penerbangan,"tumbuh 12,2 persen dibanding 65.486 penerbangan pada akhir Juli tahun sebelumnya.
Sedangkan tingkat isian penumpang atau Seat Load Factor/SLF naik menjadi 75,76 persen dibanding periode Januari -Juli 2011 sebesar 74,98 persen. Utilisasi pesawat perseroan naik dari 10:33 jam menjadi 10:41 jam.
Meski begitu tingkat ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) Garuda Indonesia mengalami penurunan dari 84,2 persen menjadi 82,2 persen pada akhir Juli 2012. "Penyebab penurunan OTP ini lebih banyak dipengaruhi kesiapan pengelola bandara dalam mengatur trafik "take off"dan landing pesawat. OTP sampai akhir tahun ini kami targetkan 85 persen," tekadnya.(gen)
"
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembus Resistance, Uji Level Psikologis 4,200
Redaktur : Tim Redaksi