jpnn.com, JAKARTA - PT Lautan Luas Tbk (LTLS) menunjukkan kinerja kian baik seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi.
Emiten distribusi bahan kimia itu mencatat pendapatan sebesar Rp 4,06 triliun atau naik 32 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya,
BACA JUGA: Semester I 2022, Danamon Raih Laba Bersih Rp 1,7 triliun
Perolehan laba bersih LTLS juga berhasil naik menjadi Rp 181 miliar atau naik 134 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 77 miliar.
"Pertumbuhan tersebut tentunya tidak terlepas dari konsistensi Lautan Luas dalam menjaga optimisme dengan memaksimalkan potensi dan peluang yang ada," terang Investor Relation Lautan Luas Eurike Hadijaya.
BACA JUGA: Waskita Karya Bukukan Laba Bersih Rp 294 Miliar
Menurutnya, pendapatan LTLS berasal dari segmen distribusi dan manufaktur. Masing-masing berkontribusi 49 persen dan 44 persen dari total pendapatan.
“Segmen distribution yang menjadi core competence PT Lautan Luas juga mampu mencatat pertumbuhan sebesar 37 persen secara YoY, dan manufaktur mencatat pertumbuhan sebesar 25 persen secara YoY,” ujar Eurike.
BACA JUGA: PT JIEP Catatkan Laba Bersih Rp 86 Miliar, Meningkat 201 Persen
Eurike menambahkan perseroan akan tetap berfokus pada industri-industri utama seperti makanan dan minuman, pengelolaan air, dan personal home care. LTLS juga berupaya untuk memperbarui teknologi, melakukan pengembangan produk dan pengembangan pasar.
"Meski tantangan resesi global, inflasi dan suku bunga tinggi, kami optimis Lautan Luas mampu mencapai target kinerja," jelas Eurike
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menilai kinerja topline maupun bottomline Lautan Luas pada kuartal II-2022 menunjukkan hasil yang sangat positif.
Kondisi pandemi yang semakin baik dan semakin pulihnya aktivitas ekonomi menjadi faktor utama peningkatan kinerja segmen distribusi.
"Selain itu struktur permodalan perseroan juga semakin sehat dimana rasio hutang yang terus menurun, tercatat rasio net debt to equity saat ini hanya sekitar 0,46x," kata Pandhu.
Pandhu menambahkan beban utang yang relatif rendah menjadikan perseroan relatif aman ketika menghadapi potensi kontraksi ekonomi di masa mendatang.
Seperti diketahui, lanjut Pandhu, perubahan suku bunga ini juga mempengaruhi nilai tukar mata uang, USD terus menguat, yang juga menyeret kurs rupiah melemah belakangan ini, meski secara prosentase masih relatif lebih baik dibanding negara lain.
Menurutnya, berbekal kinerja yang kuat sepanjang semester pertama ini, kami yakin LTLS masih dapat mempertahankan kinerjanya. Belum lama ini manajemen memberikan guidance untuk 2022 menargetkan pendapatan meningkat 10 persen, dan NPM dipertahankan pada kisaran empat persen.
"Sengan kata lain pendapatan ditargetkan mencapai Rp 7,3 triliun, dan laba mencapai Rp 291 miliar, hingga saat ini sudah mencapai 55 persen target pendapatan dan 62 persen dari target laba," jelasnya.
Di sektor basic industry, ia melihat LTLS secara kinerja relatif stabil, meski dari sisi pendapatan cenderung tumbuh agak lambat secara jangka panjang.
Namun, pemulihan dari pandemi Covid-19 tergolong cepat. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul