Laboratorium di Wuhan Akui Simpan Virus Corona Sejak 2004, tetapi...

Senin, 25 Mei 2020 – 09:09 WIB
Tenaga medis di rumah sakit di Wuhan, China yang memakai perlengkapan khusus saat melayani pasien virus corona. Foto: AFP

jpnn.com, WUHAN - Institut Virologi Wuhan (WIV) mengaku menyimpan tiga jenis virus corona dari kelelawar. Namun, lembaga penelitian yang menjadi sorotan dunia itu bersikukuh tak satu pun dari vurus itu yang telah menimbulkan pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19).

Direktur WIV Wang Yanyi mengakui bahwa laboratorium yang dikelolanya telah memperoleh dan mengisolasi beberapa virus corona dari kelelawar sejak 2004. “Sekarang kami memiliki tiga jenis virus hidup, tetapi yang memiliki kesamaan tertinggi dengan SARS-CoV-2 (virus corona baru penyebab COVID-19) hanya 78 persen. Itu perbedaan yang jelas,” ujarnya dalam wawancara dengan AFP.

BACA JUGA: Analisis Intelijen soal Corona, Antara Virus untuk Senjata Biologi & Menyalahkan Pasar Hewan

Anggapan umum menempatkan Wuhan sebagai sumber virus corona pemicu pagebluk. Di Wuhan ada pasar basah yang menyediakan berbagai binatang untuk dikonsomsi.

Namun, WIV-lah yang dianggap sebagai sumber penyebaran virus corona. Ada dugaan bahwa salah satu peneliti WIV yang terjangkiti SARS-CoV-2 bertemu dengan pacarnya di pasar basah.

BACA JUGA: Angka Kematian di Wuhan Tetiba Melejit, Masih Percaya Data Tiongkok soal COVID?

Penelitian yang dipublikasikan jurnal kesehatan The Lancet menemukan 27 dari 41 kasus pertama COVID-19 memiliki riwayat kontak langsung dengan pasar bawah di Wuhan. Namun, penelitian yang sama juga mendapati pasien pertama COVID-19 tidak punya riwayat dengan pasar tempat kuliner ekstrem itu.

Tudingan pun mengarah pada WIV. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menteri luar negerinya, Mike Pompeo menyoroti kondisi keamanan dan keselamatan di WIV.

BACA JUGA: Tiongkok Diduga Memanipulasi Angka Kematian Akibat Corona, Nih Indikasinya

Pada 2018, pejabat Kedutaan Besar AS di Tiongkok yang baru saja mengunjungi WIV telah memperingatkan kemungkinan munculnya wabah mematikan. Mereka mengkhawatirkan ilmuwan di WIV melakukan tindakan pencegahan terlalu minim dalam melakukan penelitian yang riskan tentang virus corona dari kelelawar.

Meskipun para ahli biologi telah mengonfirmasi virus corona bukan buatan manusia, banyak kalangan tetap meyakini pandemi COVID-19 disebabkan kecelakaan di WIV yang menyebabkan virus terbawa keluar dari laboratorium. Namun, tingkat kesamaan virus corona di WIV dengan SARS-CoV-2 hanya 79,8 persen.

Adapun jenis virus yang menjadi pandemi global saat ini memiliki tingkat kesaman 96,2 persen dengan SARS-CoV-2. Oleh karena itu Tiongkok menepis anggapan yang menyebut WIV sebagai sumber pandemi COVID-19.

Menurut Yanyi, WIV tak pernah menemukan, meneliti ataupun menyimpan SARS-CoV-2 sampai 30 Desember 2019, setelah COVID-19 menyebar di Wuhan.

“Faktanya sebagaimana orang lain, kami bahkan tidak tahu virus itu ada,” tuturnya. “Bagaimana bisa bocor dari laboratorium kami ketika kami tak pernah memilikinya?” pungkasnya.(afp/jpost/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler