Laboratorium Inseminasi Buatan Ternak Babi Diresmikan

Sabtu, 25 Februari 2012 – 11:18 WIB

TIMIKA – Laboratorium Inseminasi Buatan Ternak Babi yang dibangun atas kerjasama Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) yang berada di Kampung Utikini Baru, diresmikan Jumat (24/2). Peresmian laboratorium dilakukan oleh Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan  Provinsi Papua, Matheus Koibur, SPT MM.

Acara peresmian Laboratorium Inseminasi Buatan Ternak Babi juga dihadiri Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, Drh. Beny Pantiadi, Kepala Dinas Peternakan, Perkebunan dan Tanaman Pangan Kabupaten Mimika, Ir. Jhon Wicklif Tegai, MM, Vice President Community Relationship PT Freeport Indonesia (PTFI), Demianus Dimara, Ketua Yayasan Jayasakti Mandiri, Devia Mom, Wakil Sekretaris Eksekutif III LPMAK, Yohanes Arwakon, dan pengelola Laboratorium serta karyawan YJM.

Peresmian laboratorium tersebut ditandai dengan pengguntingan pita oleh Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, Matheus Koibur, SPT MM, selanjutnya pembukaan pintu laboratorium. Kunci pintu laboratorium kemudian diserahkan kepada Ketua Yayasan Jayasakti Mandiri, Devia Mom.

Sebelum peresmian laboratorium, Ketua Yayasan Jayasakti Mandiri, Devia Mom dalam sambutannya mengatakan inisiatif untuk membangun laboratorium tersebut didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan pembibitan babi yang dianggapnya masih menemui banyak kendala atau masih terdapat kekurangan.

“Kami juga melihat warga di sini setengah mati mencari babi pejantan. Mereka minta sama kita, tapi aturannya tidak bisa. Meskipun pejantan kita ada, tapi karena takut infeksi atau penyakit kalau kembali dibawa ke kandang,” paparnya.

Selain itu, kata Devia Mom, bibit babi yang dianggap unggul selama ini hanya yang didatangkan dari luar. Sehingga menurutnya jika pemerintah menetapkan peraturan pelarangan babi dari luar didatangkan masuk ke Provinsi Papua, maka bibit unggul tidak bisa didapatkan lagi. Dari situ pihaknya berpikir bagaimana kalau dibangun laboratorium. Setelah ada laboratorium maka pihaknya mungkin cukup mendatangkan 10 pasang babi dari luar. Selanjutnya sperma dari babi jantan ditampung di laboratorium untuk kemudian bisa didistribusikan ke masyarakat.

Bibit babi tersebut, dikatakan Devia, tidak hanya dikhususkan bagi satu atau dua kelompok masyarakat saja, tetapi juga untuk masyarakat Kabupaten Mimika maupun Kabupaten lain yang ada di Papua. “Bagi warga yang babinya birahi, bisa datang ambil, jadi tidak perlu cari pejantannya,” katanya.

Berikutnya kalau memang ada masyarakat di Kabupaten Mimika yang ingin mendapatkan bibit unggul, bebas untuk datang beli. “Dihitung satu kali suntikkan. Jadi itu akan sangat membantu, menguntungkan bagi para peternak babi,” terangnya.

Hal yang sama disampaikan Wakil Sekretaris Eksekutif III LPMAK, Yohanes Arwakon. Keberadaan laboratorium tersebut menurutnya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya masyarakat binaan LPMAK. Hal tersebut merupakan bagian dari visi LPMAK. “Ini merupakan kerjasama yang dibangun LPMAK dengan pihak lain. Diharapkan Pemerintah Daerah turut mendukung dalam pengelolaan,” harapnya.

Dengan adanya fasilitas laboratorium tersebut, menurutnya ada 600 peternak binaan LPMAK yang bisa mendapatkan manfaat berupa tersedianya bibit babi unggul yang bebas penyakit, serta harganya lebih murah jika dibandingkan membeli langsung di pasar.

Dan bukan hanya pembibitan saja, menurut dia, hal tersebut dijadikan bisnis sosial. “Ini dikelola murni untuk bisnis, tetapi dengan visi dan misi sosial,” tuturnya.

Vice President Community Relationship PT Freeport Indonesia, Demianus Dimara dalam sambutannya mengatakan keberadaan laboratorium tersebut merupakan sebuah proses pertumbuhan untuk bisa menyesuaikan. Dimana, kata Demianus Dimara, inseminasi dilakukan untuk mendapatkan kualitas ternak babi yang baik.

Karena itu dirinya berharap kerjasama dengan berbagai pihak terutama Pemerintah Daerah agar terus ditingkatkan. “Ini merupakan upaya kita mendukung pemerintah dalam pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Sedangkan Kepala Dinas Peternakan, Perkebunan dan Tanaman Pangan Kabupaten Mimika, Ir. Jhon Wiklif Tegai, MM mengungkapkan dalam sambutan bahwa dirinya sangat berbangga dengan adanya laboratorium tersebut. “Suatu kebanggaan bahwa hari ini (kemarin) karena laboratorium inseminasi ternak babi satu-satunya di Papua bisa diresmikan di Mimika,” kata Jhon Wicklif.

Lanjutnya, membangun ekonomi rakyat membutuhkan kepedulian dan keberpihakan. Begitu juga dengan membangun peternakan yang menurutnya bukan hanya memberdayakan masyarakat, tetapi juga perlu dilakukan dengan teknologi. “Dan ini dikategorikan teknologi modern. Ini pendekatan luar biasa, selangkah lebih maju, dan pemerintah siap mendukung,” janjinya.

Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, Matheus Koibur, SPT MM yang ditemui Radar Timika usai peresmian laboratorium, menyatakan menyambut baik pembangunan Laboratorium Inseminasi Buatan Ternak Babi oleh YJM bekerjasama dengan LPMAK, sebagai mitra pemerintah.

“Jadi yayasan ini membantu dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Kita juga mendukung, karena sudah membangun infrastruktur dasar dalam rangka pengembangan teknologi produksi di bidang peternakan. Oleh sebab itu, kami membantu dalam regulasi,” terangnya.

Menurutnya, Dinas Peternakan di Kabupaten Mimika yang akan menjalin kerjasama dalam hal tersebut, sedangkan Dinas Peternakan Provinsi Papua mendukung dalam hal penyiapan bibit murni atau pejantan unggul sebagai bahan baku penyedia sperma.

Sementara itu, Kepala Laboratorium, Drh. Arief Suseno mengatakan keuntungan dengan adanya laboratorium adalah mempermudah serta bisa memperkenalkan teknologi kepada masyarakat bahwa pembibitan tidak hanya dengan cara alami, tetapi juga bisa dengan teknologi.

“Dengan adanya lab ini, jumlah babi betina yang bisa dikawinkan itu jadi lebih banyak. Kita bisa manfaatkan waktu, misalnya ada babi yang mau dikawinkan di tempat yang jauh, kan kalau bawa pejantan kemana-mana itu susah,” jelasnya.

Dikatakan Arief Suseno, saat ini pihaknya mempunyai tiga penjantan. Untuk penambahan pejantan, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Papua.

Dalam acara peresmian laboratorium tersebut, para undangan diperkenankan masuk ke dalam labolatorium, kemudian mendengarkan pengarahan dari Drh. Arief Suseno tentang proses inseminasi buatan ternak babi. (sun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 18 Merk Rokok Gunakan Cukai Palsu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler