Untuk mendesak agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menyetujui tuntutan itu, serta merevisi ketetapan yang telah dibuat dimana UMP Sumut sebesar Rp1.250.000, massa SBSU kembali akan menggelar aksi turun ke jalan secara besar-besaran, Senin (10/12) hari ini.
"Upah Rp2,2 juta itu sudah jadi harga mati," tegas M Amrul Sinaga, Humas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Buruh Sumatera Utara (SBSU) kepada Sumut Pos, Minggu (9/12).
Hal itu menindaklanjuti aksi sebelumnya yang difokuskan di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan. Dimana dalam aksi itu, tidak diperoleh jawaban ril dan detail atas tuntutan itu dari Pemprovsu, dalam hal ini Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, Gatot Pujo Nugroho.
Rencananya, lanjut Amrul Sinaga, massa SBSU yang akan turut andil dalam aksi yang akan digelar hari ini sebanyak 2.000 massa dari seluruh buruh di Sumut.
"Sedikitnya 2.000 anggota SBSU dari Deliserdang bersama elemen serikat pekerja/buruh lainnya yang tergabung dalam Pekerja Buruh Melawan (PBM), kembali akan aksi massal 100 ribu buruh menuntut hak untuk sejahtera, sebagaimana tegas diatur dalam konstitusi negara, untuk capaian pemenuhan kesejahteraan buruh dan keluarga tersebut maka idealnya UMP 2012 Sumut adalah sebesar Rp2.200.000. Dan itu ditambah lagi buruh dari Medan, Binjai dan kota lainnya. Pukul 06.00 WIB, sudah terlihat pergerakannya," tandas Amrul lagi.
Aksi itu dipastikan akan melumpuhkan laju perekonomian di Sumut dan Medan khususnya, karena aksi difokuskan untuk menutup tiga sentra produksi dan ekonomi yang ada.
Ketiga sentra produksi dan ekonomi yang akan ditutup massa aksi, antara lain KIM Star Jalan Tol Tanjung Morawa (Tamora) sekitarnya, Sunggal simpang Kompos sekitarnya dan Kim Mabar Pelabuhan Belawan sekitarnya. Hal itu juga dibenarkan Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992, Pahala Napitupulu saat dikonfirmasi Sumut Pos (Grup JPNN).
Pahala bahkan menyatakan, massa yang akan turut ambil bagian dalam aksi tersebut mencapai 17 ribu orang. "Sekitar 17 ribu dari berbagai elemen, dan pukul 09.00 WIB sudah mulai turun aksi," ungkap Pahala.
Untuk pergerakan ke Kantor Gubsu, Pahala menyatakan, hal itu tentatif dengan melihat perkembangan dari Pemprovsu, khususnya Plt Gubsu apakah akan menyetujui tuntutan atau tidak.
Kemudian, aksi massa yang tersebar di tiga titik di luar Kota Medan, menurutnya, juga mengantisipasi adanya kerusuhan yang mungkin timbul dari aksi tersebut.
"Lihat perkembangan, jika tidak ada perkembangan dari Plt Gubsu, maka massa bisa menuju ke Kantor Gubsu. Kemudian, aksi yang ada dan dilakukan di pinggir-pinggir kota, biar ada kerjaan bagi petugas polisi. Dan itu karena massa juga sudah pakai emosi, jadi dikhawatirkan terjadi kerusuhan, lempar-lemparan dan sebagainya," cetusnya.
Pahala sendiri mengaku, atas emosi para buruh itu, dirinya tidak akan terjun ke lapangan dan lebih memilih ke luar kota. "Besok (hari ini, Red) saya tidak ikut, dan saya ke luar kota. Sudah pakai emosi mereka (buruh, Red). Nanti jadi saya yang dibilang tidak mampu menghandlenya," ucapnya lagi.
Minggu Saragih, Presidium Majelis Pekerja Buruh Indonesia wilayah Sumatera Utara mengatakan, bahwa aksi akan dilakukan besok selama tiga hari berturut-turut dibeberapa titik yaitu Kantor Gubernur dijalan Diponegoro, Bandara Polonia, Jalan Imam Bonjol, dan Gerbang Tol Tanjungmorawa.
"Aksi besok (hari ini, Red) akan diikuti ribuan buruh dari berbagai serikat untuk meminta Gubernur Gatot Pujo Nugroho mengesahkan UMP menjadi Rp 2,2 juta," ujarnya.
Minggu menjelaskan, diperkirakan 100 ribu buruh akan diturunkan ke jalanan untuk menuntut UMP. Aksi lanjutan ini dilakukan karena dalam aksi sebelumnya Gubernur tidak mau memenuhi tuntutan buruh. Dia menyebut, kalau memang tuntutan tidak dipenuhi, maka aksi akan terus berlanjut hingga Gubernur mau menyetujuinya. "Kami akan terus berjuang hingga tuntutan dipenuhi," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang buruh dari salah satu pabrik di Tanjungmorawa, mengaku tidak ikut aksi namun dirinya tetap mendukung upaya rekan-rekannya yang lain untuk menuntut UMP Sumut 2013 sebesar Rp2,2 juta.
Untuk aksi tersebut, pihak perusahaan menjalankan aturan yakni, besok (Senin, Red) para buruh diliburkan. Namun, para buruh tetap harus mengganti hari kerjanya Minggu (9/12).
"Hari ini (Minggu, Red) kami kerja, gantikan besok (hari ini, Red) yang katanya mau demo besar-besaran. Jadi besok (hari ini, Red), kami libur," cetusnya.
Untuk mengamankan aksi tersebut, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) mengerahkan 3.500 personel dibantu dari TNI.
Kepala Biro Operasional (Karo Ops) Poldasu, Kombes Pol Iwan Hary Sugiarto saat dikonformasi mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan sebanyak 3500 personel gabungan dari TNI dan Polri. Selain itu, Iwan menyebut pihaknya juga akan menurunkan kendaraan taktis, seperti water canon dan baraccuda. "Watercanon, Baraccuda diturunkan untuk membantu personel dalam mengamankan aksi buruh besok," ujar Iwan, Minggu (9/12) petang.
Dikatakan Iwan, beberapa titik yang dilakukan penjagaan yaitu Bandara Polonia Medan, kantor Gubernur dan Tol Tanjung Morawa. "Untuk protap akan tetap dilakukan dari persuasif hingga tindakan tegas," pungkasnya. (mag-12/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Gubernur se-Kalimantan Berkomitmen Stop Pengiriman Batubara
Redaktur : Tim Redaksi