Lagi, Mahasiswa Meninggal Saat Latihan Semimiliter

Senin, 06 November 2017 – 14:13 WIB
Jenazah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, MADURA - Pra pendidikan dan latihan dasar (pradiklatsar) resimen mahasiswa (menwa) kembali memakan korban.

Kegiatan yang diikuti tiga perguruan tinggi itu menewaskan seorang peserta.

BACA JUGA: Tragedi Dini Hari, Remaja Meninggal Mengenaskan

Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura menyebutkan, ada 22 mahasiswa yang mengikuti pradiklatsar menwa.

Perinciannya, 12 mahasiswa dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), 7 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syaichona Moh. Cholil Bangkalan, dan 3 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Mitahul Ulum (STITMU).

BACA JUGA: Frustrasi, Pasien Terjun dari Lantai 4 RSU

Kegiatan tersebut berlangsung lima hari di UTM. Rabu sore (1/11) para peserta melakukan registrasi dan upacara pembukaan di halaman kampus UTM. Kamis (2/11) peserta mendapat teori tentang menwa.

Pada hari itu juga, ada pelatihan fisik. Di antaranya, lari, push-up, squat jump, dan restock. Kegiatan tersebut dilangsungkan hingga pukul 22.00.

BACA JUGA: TransJakarta Bakal Masuk Cikarang

Namun, di sela-sela kegiatan masih ada waktu istirahat, salat, dan makan (isoma).

Jumat pagi (3/11) puluhan peserta dibawa ke Kodim 0829/Bangkalan untuk mendapat teori tentang bela negara, wawasan kebangsaan, serta penyuluhan bahaya narkoba dan miras.

Peserta juga mengikuti kegiatan lari, push-up, squat jump, dan restock.

Sabtu pagi (4/11) mereka kembali ke UTM. Kemudian, pada malam hari sekitar pukul 23.30, peserta mengikuti kegiatan caraka mala.

Yakni, seperti ronda pada malam hari menuju pos pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Kegiatan itu berlangsung hingga kemarin (5/11) sekitar pukul 04.00.

Setelah kegiatan caraka mala, dua peserta, Muhtadi dan Lukman Hakim, mengeluh sakit.

Dua mahasiswa STAIS itu langsung diistirahatkan di sekretariat UKM Menwa UTM.

Sekitar pukul 07.00 peserta melanjutkan kegiatan. Di antaranya, cara melipat baju dan menyemir sepatu, dilanjutkan dengan pengambilan seragam dan upacara penutupan.

Namun, Muhtadi asal Desa Manonggal, Kecamatan Klampis, Bangkalan, dilarang mengikuti kegiatan pada pagi hari karena kecapekan.

Dia diistirahatkan di sekretariat UKM Menwa UTM. Sementara itu, Lukman Hakim memilih mengikuti kegiatan terakhir.

Sekitar pukul 12.00 Muhtadi meminta panitia mengantar ke masjid untuk melaksanakan salat Duhur.

Namun, sebelum berangkat ke masjid, dia seperti orang kesurupan. Sementara itu, Lukman Hakim asal Kecamatan Galis mengalami kejang-kejang.

Panitia memanggil anggota satpam yang berjaga di kampus UTM. Selanjutnya, dua mahasiswa tersebut dibawa ke Puskesmas Socah. Tetapi, sebelum tiba di Puskesmas Socah, Muhtadi meninggal dunia.

Lukman Hakim mendapat perawatan medis. Petugas merujuk dia ke RSUD Syamrabu, Bangkalan, untuk mendapat perawatan medis lanjutan. Nyawanya tertolong.

M. Wafak, 20, panitia dari UTM, mengatakan bahwa kegiatan pradiklatsar menwa digagas tiga kampus. Yakni, UTM, STAI Syaichona Moh. Cholil, dan STITMU. Kegiatan dilangsungkan di UTM.

''Panitianya juga dari tiga kampus,'' terangnya.

Pradiklatsar menwa merupakan kegiatan semimiliter. Namun, kata dia, tidak ada unsur kekerasan dalam kegiatan tersebut.

Menurut dia, para peserta dibekali tentang bela negara, wawasan kebangsaan, serta penyuluhan bahaya narkoba dan miras.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UTM H. Boedi Mustiko kaget saat mendapat laporan ada peserta pradiklatsar menwa meninggal.

Dia seketika itu memerintah karyawan membawa Muhtadi dan Lukman Hakim ke rumah sakit. ''Kami memerintah karyawan untuk membantu," katanya.

Sayangnya, nyawa Muhtadi tidak tertolong. Beruntung, Lukman Hakim tertolong meski harus mendapat perawatan intensif di RSUD Syamrabu, Bangkalan.

Menurut dia, pradiklatsar menwa sudah dijalankan sesuai prosedur. (bam/hud/c4/end/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Ada Pria Berotot Kekar Tanpa Baju di Graha Sabha Buana


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler