Informasi yang diterima Radar Sulteng (JPNN Group) di lokasi Tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, benda yang diduga bom itu pertama kali ditemukan oleh sekelompok anak SD yang hendak berangkat ke sekolah, sekitar pukul 06.25 wita.
Diantara sekelompok anak SD tersebut ada di antaranya yang hendak mengambil benda mencurigakan tersebut. Namun dilarang oleh teman-temannya. “Jangan diambil, itu kayak bom,” sebut Wiliam, warga dusun Tonipa di TKP menirukan ucapan anak SD yang menemukan benda diduga bom.
Karena takut, sekolompok anak SD ini lalu pergi ke rumah anggota TNI Kodim 1307 yang bertugas sebagai Babinsa Desa Lantojaya. Mendapat laporan, sang Babinsa turun ke lokasi penemuan dan selanjutnya menghubungi Polres Poso.
“Benda mirip bom itu berada didalam kardus yang dibungkus plastik hitam dan diletakan persis disamping deuker gorong-borong,” cerita Wiliam lagi.
Tidak lama berselang, Tim Jibom Gegana Polda Sulteng dan Polres Poso tiba dilokasi. Mengignat lokasi persis di ruas jalan trans Sulaweisi, teror bom sempat menyita perhatian pengendara motor dan mobil.
Tak mau ambil resiko, Tim Jibom Gegana langsung mengambil langkah disposal di TKP. “Itu terror. Tapi bukan bom,” jelas Kapolres AKBP Eko Santoso, saat dikonfirmasi.
Barang yang diduga bom tersebut, lanjut Kapolres, ternyata hanyalah bungkusan berisi pasir. “Namanya gak mau ambil resiko, yah gegana didisposal di TKP. Tapi nggak ada material bom di dalam barang terbungkus itu. Isinya hanya pasir dan ada beberapa urat kabel. Itu saja,” imbuhnya.
Kapolres Eko memastikan situasi kemanan Poso sekarang kondusif. Meski demikian ia mengakui jika Poso dalam status siaga satu. “Sejak hilangnya dua polisi lalu, status Poso sudah siaga satu,” jelasnya. Kapolres berharap masyarakat Poso tetap tenang, waspada dan tidak mudah terprovokasi dengan issue-isue yang terjadi belakangan ini. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran di Jalan Tarakan
Redaktur : Tim Redaksi