JAKARTA - Berbulan-bulan di Jakarta menjadi juri X Factor Indonesia, Anggun, 37, tak menyia-nyiakan kesempatan. Di sela-sela menjalankan tugas di kontes adu bakat menyanyi itu Anggun menggunakan waktunya untuk merilis album kemarin (13/5). Judulnya Best-Of: Design of a Decade 2003-2013.
Album di bawah label April Earth dan Sony Music itu merupakan kumpulan lagu-lagu hits Anggun sejak mulai berkarir di industri musik dunia.
"Ini lagu-lagu aku sejak masuk dunia internasional. Kalau yang sebelum itu, cuma lagu-lagu yang nggak jelas, pas akunya masih kecil dan disuruh nyanyiin gitu aja," ujarnya di Ritz-Carlton Pacific Residence.
Dalam album ini terdapat 17 lagu. Yaitu, 11 lagu lama seperti Crazy (Jadi Milikmu) hingga Hanyalah Cinta, dua lagu baru yang digarap di Jerman, tiga versi remix lagu Crazy, Saviour, dan Eco serta versi baru Snow on the Sahara. Anggun mengatakan, dalam album ini dia menambahkan 13 video eksklusif selama konser di luar negeri.
Bisa dikatakan album ini adalah album jeda sebelum album yang benar-benar baru dikeluarkan. "Rencananya album terbarunya launching sekitar 2015," ujar ibu satu anak ini.
Di tengah kesuksesannya, Anggun merasa prihatin dengan industri musik Indonesia. Menurut dia, kurangnya perhatian pada industri musik Tanah Air membuat para musisi terpaksa bekerja sama dengan hal-hal yang tidak sesuai.
"Ya, masak album lagu dipaduin sama ayam? Ini bikin prihatin lho," tutur Anggun merujuk pada penjualan album kerja sama dengan sebuah resto cepat saji itu.
Menurut Anggun, musik itu budaya yang kental di negeri ini. Seharusnya keberadaannya diperhatikan secara khusus dan dikolaborasikan dengan budaya lain dan lebih masuk akal. Misalnya, penjualan album di toko buku, galeri, atau sejenisnya.
Anggun mengatakan, kerja sama musisi di restoran cepat saji saat ini sebenarnya membuat para artis tertekan. Tapi, karena angka pembajakan yang sangat tinggi di Indonesia, para musisi tak punya pilihan lain.
"Mereka bilang mau gimana lagi, nggak ada solusi lagi. Industri musik nggak diperhatikan sama yang berwenang," tegas Anggun.
Awal Mei ini nama Anggun masuk sebagai nomine World Music Awards 2013. Di ajang yang memberikan penghargaan kepada musisi dunia berdasar data penjualan album dari International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) itu Anggun dinominasikan di tiga kategori.
Yakni, World Best Female Artist, World Best Entertainer of the Year, dan World Best Live Act. Pemilihan masih berkangsung secara online dan penentuan pemenang diumumkan di situs WMA. Waktunya juga belum ditentukan.
Bagi Anggun, penghargaan itu tidaklah penting. Menurut dia, yang terpenting bagi musisi adalah seberapa banyak dia berkarya dan banyaknya peminat lagu yang dia nyanyikan. "Kalau kata bapak aku, seniman itu harus terus berkarya. Menjaga eksistensi itu yang sulit," ujarnya. (yas/c2/ayi)
Album di bawah label April Earth dan Sony Music itu merupakan kumpulan lagu-lagu hits Anggun sejak mulai berkarir di industri musik dunia.
"Ini lagu-lagu aku sejak masuk dunia internasional. Kalau yang sebelum itu, cuma lagu-lagu yang nggak jelas, pas akunya masih kecil dan disuruh nyanyiin gitu aja," ujarnya di Ritz-Carlton Pacific Residence.
Dalam album ini terdapat 17 lagu. Yaitu, 11 lagu lama seperti Crazy (Jadi Milikmu) hingga Hanyalah Cinta, dua lagu baru yang digarap di Jerman, tiga versi remix lagu Crazy, Saviour, dan Eco serta versi baru Snow on the Sahara. Anggun mengatakan, dalam album ini dia menambahkan 13 video eksklusif selama konser di luar negeri.
Bisa dikatakan album ini adalah album jeda sebelum album yang benar-benar baru dikeluarkan. "Rencananya album terbarunya launching sekitar 2015," ujar ibu satu anak ini.
Di tengah kesuksesannya, Anggun merasa prihatin dengan industri musik Indonesia. Menurut dia, kurangnya perhatian pada industri musik Tanah Air membuat para musisi terpaksa bekerja sama dengan hal-hal yang tidak sesuai.
"Ya, masak album lagu dipaduin sama ayam? Ini bikin prihatin lho," tutur Anggun merujuk pada penjualan album kerja sama dengan sebuah resto cepat saji itu.
Menurut Anggun, musik itu budaya yang kental di negeri ini. Seharusnya keberadaannya diperhatikan secara khusus dan dikolaborasikan dengan budaya lain dan lebih masuk akal. Misalnya, penjualan album di toko buku, galeri, atau sejenisnya.
Anggun mengatakan, kerja sama musisi di restoran cepat saji saat ini sebenarnya membuat para artis tertekan. Tapi, karena angka pembajakan yang sangat tinggi di Indonesia, para musisi tak punya pilihan lain.
"Mereka bilang mau gimana lagi, nggak ada solusi lagi. Industri musik nggak diperhatikan sama yang berwenang," tegas Anggun.
Awal Mei ini nama Anggun masuk sebagai nomine World Music Awards 2013. Di ajang yang memberikan penghargaan kepada musisi dunia berdasar data penjualan album dari International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) itu Anggun dinominasikan di tiga kategori.
Yakni, World Best Female Artist, World Best Entertainer of the Year, dan World Best Live Act. Pemilihan masih berkangsung secara online dan penentuan pemenang diumumkan di situs WMA. Waktunya juga belum ditentukan.
Bagi Anggun, penghargaan itu tidaklah penting. Menurut dia, yang terpenting bagi musisi adalah seberapa banyak dia berkarya dan banyaknya peminat lagu yang dia nyanyikan. "Kalau kata bapak aku, seniman itu harus terus berkarya. Menjaga eksistensi itu yang sulit," ujarnya. (yas/c2/ayi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... River Band Rilis Album Langkah Kita
Redaktur : Tim Redaksi