Laguna Banting Setir ke Bisnis Migas

Jumat, 27 Januari 2012 – 09:34 WIB

JAKARTA - PT Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) ganti haluan. Bidang properti yang selama ini menjadi fokus usaha segera berakhir karena perseroan banting setir ke bisnis minyak dan gas (migas). Itu dilakukan setelah Laguna meneken nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan berbasis di Amerika Serikat, Saga Group, pekan lalu.

Direktur Utama LCGP Alwi Bagir Mulachela mengatakan pihaknya memutuskan switching bidang usaha selain demi menyelamatkan perusahaan, juga untuk kepentingan pemegang saham. "Peluang bisnis di bidang minyak dan gas yang ada saat ini lebih baik," ujarnya di Jakarta kemarin.

Peluang datang saat terbuka kesempatan bekerja sama dengan Saga Group yang memiliki anak usaha di Sumatera Utara yang saat ini mengeksplorasi sumur minyak 1.000 barel per hari. "Kami sudah MoU pekan lalu. Kami melihat adanya opportunity lebih baik, terlebih harga minyak tidak akan jauh dari harga USD 100 per barel," terangnya.

Perpindahan bisnis LCGP akan dimulai dengan rights issue atau penerbitan saham baru yang dijadwalkan paling lambat akhir semester pertama 2012. Saga Group menjadi standby buyer, sehingga akan menjadi pemilik mayoritas dengan porsi 60 persen. "Setelah itu, kami akan sama-sama memperbesar bisnis migas dari yang ada di Sumatera," ucapnya.

Meski begitu, Bagir masih belum bisa bicara detail tentang rencana rights issue karena masih dalam proses pematangan meski sudah didaftarkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Perseroan baru akan melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Februari 2012.

Saat ini, Saga Group melalui anak usahanya di Sumatera Utara memiliki satu sumur eksplorasi minyak berkapasitas 1.000 barel per hari. Alwi mengatakan, kemitraan yang segera terjalin itu akan memperbesar eksplorasi yang ada, sehingga saling menguntungkan. Nilai perusahaan minyak milik Saga Group di Sumatera Utara itu sekitar USD 45 juta dan setiap penambahan sumur eksplorasi dibutuhkan dana USD 40 juta.

Bagi LCGP, kemitraan itu dianggap penting untuk keberlangsungan perseroan karena bisnis propertinya relatif kecil. Pendapatan perseroan sampai akhir 2011 diperkirakan Rp 30 miliar dan laba bersih Rp 4 miliar. "Bandingkan jika kita masuk migas dengan Saga Group itu. Setelah terjalin kemitraan, dalam jangka pendek kami perkirakan revenue naik 4 kali lipat dan net profit tumbuh double digit. Ya sekitar Rp 15 miliar," yakin Bagir.

Setelah semuanya tuntas, LCGP akan mengurus pergantian sektor bisnisnya bersamaan dengan pelepasan aset properti yang ada saat ini. Aset berupa tanah perseroan saat ini sekitar Rp 80 miliar terdapat di dua tempat, yaitu Cilegon dan Palembang. (gen/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laba Semen Gresik Naik 10 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler