jpnn.com - JAKARTA - Pimpinan DPR mengklaim rencana pembangunan gedung baru untuk para walil rakyat di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta sudah matang. Gedung baru DPR itu bahkan diyakini akan menjadi salah satu ikon nasional.
Namun, pentolan Partai Gerindra yang juga Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo justru menolak rencana itu. Edhy yang juga dipercaya sebagai salah satu elite Koalisi Merah Putih (KMP) yang saat ini dominan di parlemen menyatakan, penolakannya itu didasari pada belum adanya audit menyeluruh tentang kebutuhan DPR dengan fasilitas yang ada saat ini.
BACA JUGA: Politikus Ini Malu Merevisi UU Pilkada karena Bukan Keinginan Rakyat
"Lihat dulu kajiannya. Kalau gedung ini bagi saya jelas saya pribadi masih nolak," kata Edhy di gedung DPR RI, Jumat (22/5).
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR itu menegaskan, kajian tentang gedung baru DPR itu harus dilakukan sebelum pembangunan dilakukan. Misalnya, mendata ruangan yang ada saat ini dan dibandingkan dengan jumlah anggota DPR beserta para tenaga ahlinya.
BACA JUGA: Masih 60 Daerah Belum Anggarkan Biaya Pilkada
Pria asal Sumatera Selatan itu mengakui, para anggota DPR memang mengalami kekurangan ruangan. Namun, Edhy merasa cukup dengan ruangan yang ada saat ini. “Saya tidak mau berdebat soal itu, kalau saya sendiri tidak butuh ruangan yang terlalu besar," tandas anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu.
Karenanya Edhy menegaskan, selama belum ada audit kebutuhan ruang dan kondisi yang ada saat ini maka dirinya tetap menolak rencana pembangunan gedung baru. Ia justru menyarankan ruangan yang tak digunakan agar bisa dimanfaatkan dulu.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo: Tak Usah Malu Akui Kecolongan Beras Plastik
"Selama belum ada audit, kita lihat dulu. Kalau ada ruangan kosong yang tidak dipakai kenapa tidak itu (dimanfaatkan, red). Tapi kalau sudah tidak ada lagi, kita lihat dulu. Kalau yang (rencana) dulu tidak pernah melihat itu (auditnya)," tandas Edhy.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Alun-Alun Demokrasi, DPR Ingin Dipuji
Redaktur : Tim Redaksi