Lah, Gedung Baru Kelar Direnovasi Kok Atapnya Runtuh?

Sabtu, 23 April 2016 – 15:42 WIB
RUNTUH: Atap bangunan gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Gunung Kidul yang runtuh, Jumat (22/4). Foto; Gunawan/Radar Jogja/JPG

jpnn.com - GUNUNGKIDUL – Atap gedung Sekretariat Daerah (Setda) Gunungkidul yang baru selesai direnovasi ternyata runtuh, Jumat (22/4). Dugaan sementara penyebab runtuhnya atap adalah besi penyangga yang menempel di tembok dengan penguat baut tak kuat menahan beban.

Saksi mata, Zindy Fatikasari mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Tidak ada hujan atau pun angin besar. Tapi, tiba-tiba atap gedung yang berada di depan kantor Administrasi Pemerintahan Umum Pemkab Gunungkidul itu runtuh.

BACA JUGA: Ratusan Napi Berusaha Kabur, Untung...

Beruntung ketika kejadian sepi karena sebagian besar melaksanakan salat Jumat.  ”Saya dengar suara bergemuruh dan setelah dilihat ternyata atap teras gedung ambrol,” kata salah seorang siswi praktik kerja lapangan di Pemkab Gunungkidul itu seperti dikutip Radar Jogja.

Kabag Administrasi Pembangunan Setda Gunungkidul, Hermawan Yustianto mengatakan, gedung yang atapnya runtuh itu baru selesai direnovasi Desember 2015. Sedangkan anggaran yang digunakan untuk membangun gedung itu sebesar Rp 1,6 miliar.

BACA JUGA: ABG Cantik Layani 24 Pria Hidung Belang, Ada Videonya

Menurutnya, proyek renovasi pembangunan gedung itu masih dalam masa pemeliharaan. Oleh karena itu, kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab rekanan pemenang tender. ”Akan dilakukan koordinasi dengan DPU selaku pemilik program,” tuturnya.

Hermawan sudah meminta agar seluruh gedung yang dibangun Pemkab Gunung Kidul diinspeksi. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang.

BACA JUGA: Warga Binaan Ngamuk, Lapas Banceuy Dilalap Api

Sedangkan Kepala DPU Gunungkidul Eddy Praptono menyayangkan peristiwa tersebut. Dia mengaku langsung berkoordinasi dengan kontraktor yang mengerjakan renovasi gedung Setda Gunungkidul.

Eddy akan melakukan cek secara menyeluruh terhadap kondisi bangunan. ”Kami cek semua, karena program renovasi gedung juga belum berakhir. Sebab, di tahun ini masih menganggarkan Rp 1,4 miliar untuk penyelesaian,” kata Eddy.

Dia menduga runtuhnya atap diakibatkan besi penyangga tidak kuat. Terlebih lagi besi penyangga hanya menempel di tembok yang dikecangkan dengan baut.

”Konstruksi bangunan gedung dengan besi penyangga kekuatannya tidak sama, sehingga berdampak terjadinya atap ambrol,” ungkapnya.(gun/ila/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssst...Polisi Diam-diam Garap Ridwan Kamil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler