Laksamana Yudo Tegaskan TNI dan Polri Masih Berupaya Membebaskan Pilot Susi Air

Rabu, 22 Februari 2023 – 12:13 WIB
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) didampingi Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Polisi Putu Jayan Danu Putra (kiri) dan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto berjalan santai di kompleks Kesatria Praja Raksaka Denpasar, Bali, Rabu (22/2/2023). ANTARA/Rolandus Nampu

jpnn.com - DENPASAR - TNI dan Polri masih berupaya membebaskan Pilot Susi Air Philips Mark Merthens yang diduga disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). 

“TNI masih berupaya bersama dengan Polri,” kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono seusai melaksanakan kegiatan olahraga bersama di GOR Praja Raksaka, Denpasar, Bali, Rabu (22/2).

BACA JUGA: Brigjen TNI Sembiring: Tugas Saya Mengejar-Menangkap Pimpinan KKB

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu mengatakan bahwa upaya pembebasan pilot Susi Air dari KKB itu mengutamakan persuasif.

“Ini adalah penegakan hukum, tidak langsung operasi militer. Hal ini tentunya tetap mengedepankan penegakan hukum. Karena ini orang asing yang disandera KKB, tetap diupayakan dengan cara-cara persuasif," ungkapnya.

BACA JUGA: Anak Buah Kombes Faizal Sita Peralatan yang Dipakai KKB Untuk Propaganda

Dia mengatakan upaya penyelamatan tanpa kekerasan tersebut mengedepankan peran pemerintah daerah setempat, tokoh adat, dan tokoh masyarakat.

Sejauh ini, kata dia, negosiasi terus berjalan dengan perantaraan bupati, tokoh adat, dan tokoh masyarakat sambil memberikan pengamanan kepada warga di daerah tempat penyanderaan tersebut.

BACA JUGA: 55 Pati TNI AD Naik Pangkat

"Kita harus melaksanakan dengan negosiasi. TNI utamakan tokoh-tokoh daerah dan tokoh masyarakat,” katanya.

“TNI tidak bisa selesaikan masalah ini dengan cara militer karena ini dalam situasi damai, dan di Papua ini ada masyarakatnya juga. Jangan sampai masyarakat ini terdampak," tambahnya.

Panglima mengatakan bahwa pihaknya tidak menambah pasukan untuk melakukan penindakan terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera Pilot Susi Air Philip Mark Merthens.

"TNI tidak mengerahkan pasukan. Itu kemarin pergantian pasukan yang sudah ada di sana yang memang ditugaskan di sana," katanya menjelaskan.

Selain mengamankan warga sekitar, TNI dan Polri juga melakukan penjagaan ketat di sejumlah fasilitas publik agar tidak ada lagi perusakan yang diakibatkan oleh KKB tersebut.

Panglima TNI meminta supaya KKB tidak dibesar-besarkan sebagai sebuah gerakan mayoritas masyarakat yang ingin Papua merdeka.

Yudo Margono meyakini masyarakat Papua menginginkan situasi yang kondusif untuk mendukung kehidupan mereka sendiri.

"Yang ini jangan dibesar-besarkan, nanti dia (KKB) makin senang. Masyarakat Papua saya yakin mayoritas menginginkan kedamaian, ingin hidup yang layak, ingin membesarkan putra-putrinya pada masa depan mereka," ungkapnya.

Yugo Margono bahkan menyebutkan bahwa KKB adalah kelompok kecil yang bertindak seperti preman dan melakukan tindakan memeras masyarakat dengan teror. Pola yang dibangun oleh kelompok tersebut, kata dia, terus berulang ketika kehabisan dana.

"Ini kelompok kecil, jangan terlalu dibesar-besarkan, kadang-kadang. Jadi, kalau di Jawa atau di luar daerah itu kayak preman," kata Panglima yang didampingi oleh Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra dan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto.

“Mereka menekan masyarakat, meminta uang. Nanti kalau sudah kehabisan duit, naik lagi, bakar-bakar, menekan masyarakat lagi. Begitu terus. Menurut saya jangan dibesar-besarkan,” pungkas Laksamana Yudo Margono. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler