jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Amarulla Octavian dianggap memiliki modal besar untuk menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Peneliti militer dan intelijen Ridlwan Habib mengatakan ada tiga syarat yang harus dimiliki calon KSAL pengganti Laksamana Yudo.
BACA JUGA: Calon KSAL Harus Memiliki Chemistry dengan Laksamana Yudo Margono
Pertama, KSAL harus memahami dinamika geopolitik di kawasan sekitar Indonesia.
Kedua, calon KSAL yang baru juga wajib menguasai dan paham peta persenjataan maritim terbaru. Termasuk mengetahui secara detail perlombaan senjata di antara negara besar dan sekitar Indonesia.
BACA JUGA: Anggota Komisi I DPR RI: Chemistry Calon KSAL dan Panglima TNI Sangat Penting
"KSAL yang cerdas sangat dibutuhkan agar maritim kita semakin aman dan berwibawa di mata negara lain," kata Ridlwan, Jumat (9/12).
Syarat ketiga ialah pemahaman bahasa asing dan keahlian diplomasi internasional.
BACA JUGA: Siapa yang Akan Menjabat KSAL? Laksamana Yudo Margono Berikan Bocoran
"KSAL baru nanti akan menjadi duta utama diplomasi laut kita di pergaulan internasional, karena itu pemahaman bahasa asing wajib, lebih utama lagi jika memahami bahasa selain Inggris," ujar Ridlwan.
Tiga syarat utama itu, menurut Ridlwan, ada pada figur Laksdya TNI Amarulla Octavian. "Secara kepangkatan juga masuk karena beliau bintang tiga," ucap dia.
Alumnnus S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia (UI) itu menilai Laksdya Octavian bisa membawa perubahan baik terutama dalam pengembangan kurikulum pendidikan TNI Angkatan Laut.
"Ini juga sejalan dengan visi Panglima TNI Laksamana Yudo yakni perbaikan kualitas SDM prajurit TNI, termasuk kualitas SDM Angkatan Laut," terangnya.
Dia juga menyampaikan banyak persoalan kemaritiman yang harus dijawab KSAL yang baru.
Di antaranya, di Laut Natuna Utara, Indonesia meskipun berstatus netral, tetapi jelas berhadapan dengan kekuatan China. Kapal-kapal ikan Vietnam sudah seringkali melanggar perbatasan ZEE Indonesia. Semuanya jelas persoalan geopolitik maritim.
“Presiden Jokowi sudah mencanangkan Poros Maritim Dunia, maka KSAL sudah harus paham geopolitik maritim. Untuk bisa menyelesaikan persoalan geopolitik maritim, maka perlu kita cermati siapa calon KSAL yang memiliki kemampuan geopolitik maritim," ungkapnya.
Dia menerangkan kriteria itu terdapat pada figur Amarulla.
"Dari sekian banyak pilihan yang ada, Laksdya TNI Amarulla Octavian dikenal memiliki kemampuan geopolitik maritim,” tandas Ridlwan.
Dia menambahkan pendidikan master Laksdya Octavian di Prancis juga tentang geostrategi dan geopolitik. Selain itu, Octavian juga menempuh pendidikan di Amerika Serikat, Belanda, dan Australia.
Dengan kemampuan bahasa internasional dan pengetahuan tentang geopolitik maritim yang dimiliki Laksdya Octavian, hal itu merupakan modal dasar untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dirasakan saat ini.
”Kemampuannya berdiplomasi juga tampak dari penampilan sebagai keynote speaker atau invited speaker di konferensi-konferensi internasional, dan banyak forum ilmiah lainnya. Selain menjadi pembicara, Laksdya TNI Amarulla Octavian juga mengajar mata kuliah geopolitik maritim di Unhan,” terangnya.
Dari tahun ke tahun, sebagai seorang profesor, Laksdya Octavian juga banyak membimbing mahasiswa S2 dan S3 yang meneliti tentang geopolitik maritim.
Yang lebih mengagumkan adalah dua buku yang ditulisnya tentang geopolitik maritim berjudul 'Indonesian Navy, Global Maritime Fulcrum and ASEAN' dan 'Indonesian Maritime Geopolitics in The Indo-Pacific Region'.
”Tidak saja menulis buku, maka pengetahuannya tentang geopolitik maritim juga disampaikan secara berani di salah satu media nasional menentang gagasan AUKUS. Kita butuh KSAL yang menguasai geopolitik maritim sekaligus berani menyampaikannya sesuai kepentingan nasional Indonesia,” pungkas Ridlwan.
Dilansir dari berbagai sumber, Laksdya Octavian merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988. Setelah lulus dari AAL, dia bertugas di banyak kapal-kapal kombatan TNI AL.
Setidaknya ada lima kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang pernah dikomandani Octavian, yakni KRI Ki Hajar Dewantara-364, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Slamet Riyadi-352, KRI Tjiptadi-881, dan KRI Karel Satsuitubun-356. Dia juga pernah menjadi Komandan Satuan Kapal Cepat Komando Armada Timur.
Beberapa jabatan juga pernah diemban Octavian, di antaranya Dansatkat Koarmatim, Dirjianopstra Seskoal, Ajudan Presiden RI, Kasguspurlabar, Danguspurlabar,
Kaskoarmabar, Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan, dan Danseskoal. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 Mantan KSAL Mendukung Yudo Margono
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga