”Itu untuk menunjang kunjungan wisatawan dari Tiongkok ke Indonesia,” kata Direktur Layanan PT Garuda Indonesia Tbk Faik Fahmi dalam keterangannya, Minggu (5/4). Di tengah kemajuan ekonomi, masyarakat Tiongkok memang makin sering bepergian ke luar negeri.
Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, diperkirakan sebanyak 600 juta turis asal Tiongkok akan bepergian ke seluruh dunia, dan salah satu tujuannya adalah Indonesia. Tentu saja Garuda ingin ikut memanfaatkan potensi ini dengan mengoptimalkan layanan dan kemudahan bagi wisatawan.
Dengan layanan pemeriksaan imigrasi di dalam pesawat, wisatawan dari Shangai diharapkan semakin nyaman berkunjung ke Indonesia. Tidak hanya ke Jakarta tetapi juga ke kota-kota lain di Indonesia. Selama ini, Garuda telah memberikan layanan “Immigration on Board” di enam rute lain, yakni Tokyo (Narita)–Jakarta, Seoul–Jakarta, Sydney–Jakarta, Tokyo (Narita)–Denpasar, Osaka–Denpasar, dan Sydney–Denpasar.
“Immigra tion on Board” merupakan layanan pengurusan dokumen keimigrasian berupa pemberian visa on arrival diatas pesawat Garuda Indonesia. Pengurusan dokumen dilakukan oleh petugas imigrasi yang dipersiapkan secara khusus dalam penerbangan Garuda Indonesia menuju Jakarta. Dalam pelaksanaan layanan ini, Garuda Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Untuk mendapatkan layanan “Immigration on Board”, para penumpang dari Shanghai terlebih dahulu harus membeli voucher pembayaran “visa on arrival” di “counter check-in” Garuda Indonesia di Pudong International Airport, Shanghai. Pemeriksaan passport dan pemberian visa on arrival akan diproses di atas pesawat oleh dua petugas imigrasi khusus yang turut terbang bersama penumpang.
Setelah penumpang mendapatkan visa on arrival, petugas juga akan memberikan satu kartu khusus bagi penumpang pemegang visa on arrival immigration on board. Penumpang pemegang kartu cukup menyerahkan kartu khusus tersebut kepada petugas di counter imigrasi bandara kedatangan (Soekano-Hatta) ketika keluar bandara.
”Melalui layanan “Immigration on Board” tersebut, para penumpang tidak perlu antri di konter imigrasi bandara sehingga dapat menghemat waktu dan tentu meningkatkan kenyamanan penumpang,” kata Faik Fahmi.
Sementara itu, Garuda juga berencana mendatangkan 24 armada baru yang terdiri dari empat Boeing 777-300 ER, tiga Airbus A330, 10 Boeing 737-800NG, dan tujuh Bombardier CRJ1000 NextGen. Selain itu, untuk Citilink akan mendatangkan 16 armada baru yang terdiri dari 11 A320-200 dan lima ATR-72.
Sehingga pada akhir 2013 Garuda dan Citilink akan mengoperasikan sebanyak 139 (104 armada Garuda dan 35 armada Citilink) armada dengan rata-rata usia 4,2 tahun. ”Pada tahun 2015, perseroan akan mengoperasikan sebanyak 194 pesawat,” kata Vice President Corporate Communications Garuda, Pujobroto. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkom Dorong PT Manfaatkan TI
Redaktur : Tim Redaksi