jpnn.com, GRESIK - Arus lalu lintas di perempatan Sentolang yang masuk Kelurahan Sidomoro terlihat semrawut kemarin. Kendaraan yang lewat saling tak mau mengalah. Mereka berebut merangsek maju dari empat arah. Pemicu kesemrawutan itu adalah padamnya lampu lalu lintas atau traffic light (TL). Penghitung waktu (timer) juga tidak berfungsi. "TL mati setiap sore begini," kata Heru Mulia, 42, warga Jalan Panglima Sudirman.
Kapan mulai semrawut? Sudah tiga hari. Tepatnya, sejak Rabu sore (21/11). Saat itu hujan deras disertai angin kencang. Lampu TL mati hingga Kamis pagi (22/11). Sempat berfungsi pagi hari, Kamis sore lampu TL mati lagi hingga tengah malam. Kondisi yang sama terjadi kemarin sore.
Pengatur lalu lintas "cepekan" atau Pak Ogah muncul. Eda empat orang. Masing-masing di Jalan Veteran, Jalan Kapten Dulasim, Jalan RA Kartini, dan Jalan Panglima Sudirman. Pengendara pun memberikan uang receh.
"Daripada macet, Pak," ujar Andik, salah seorang di antara mereka. Arus lalu lintas dikendalikan empat "cepekan" itu dari pukul 16.00 hingga pukul 16.30. Namun, ada saja pengendara yang tidak sabar. Mereka tetap menyerobot. Baru sekitar pukul 16.40, petugas Satlantas Polres Gresik datang. Lalu lintas mulai teratur.
"Kami sudah berkoordinasi dengan dishub (dinas perhubungan, Red) agar TL segera diperbaiki," kata Kanit Dikyasa Satlantas Polres Gresik Ipda Darwoyo. Lampu TL itu mati karena kabel korslet. Jaringan kabel terbakar setelah kemasukan air hujan. Setelah diperbaiki, TL Sentolang kembali normal pukul 18.16.
Kabid Lalu Lintas dan Pengendalian Operasional Dishub Gresik Hery Wahyu Riyanto mengatakan telah mengganti kabel dan baterai rusak karena kena air. (mar/c20/roz)
BACA JUGA: Apa Rasanya Jika Jalan di Indonesia Tanpa Lampu Merah?
Redaktur : Tim Redaksi