jpnn.com - BRISBANE - Presiden Rusia Vladimir Putin memang kerap membuat kepala negara yang lain geleng-geleng kepala. Kemarin (16/11) pemegang sabuk hitam judo itu baru saja melanggar dua protokol G20.
Putin pulang sebelum penutupan resmi dan memberikan komentar pada media. Biasanya komentar resmi baru diberikan setelah acara ditutup. ''Kami harus pulang dan kembali bekerja pada Senin. Kami butuh tidur setidaknya 4-5 jam,'' ujar dia pada media sebelum kepulangannya.
Putin membantah, kepulangannya disebabkan dinginnya sambutan para pemimpin dunia yang lain. Selama konferensi G20 berlangsung, dia memang menerima banyak hujatan terkait dengan Ukraina. Perdana Menteri Inggris David Cameron bahkan menyebutnya sebagai tukang gertak.
Tetapi, Putin menjelaskan, dirinya pulang lebih awal lantaran perjalanan dari Australia ke Rusia membutuhkan waktu setidaknya 18 jam. Perinciannya, 9 jam menuju Vladivostok dan 9 jam lagi menuju Moskow. ''Beberapa pandangan kami memang tidak bisa disatukan. Tapi, diskusi yang kami lakukan telah selesai, serta sangat membangun dan membantu,'' tuturnya.
Meski begitu, hal berbeda diungkapkan para pengamat politik. Mereka menyatakan bahwa kepulangan awal Putin dipastikan karena rasa sakit hati. Apalagi dia terus-menerus ditekan pemimpin dunia yang lain. Kemarahan Putin terlihat cukup jelas dan malah bisa membuat konflik di Ukraina kian panas.
''Jika dia pergi dengan perasaan sakit hati, tunggu saja pertempuran di Ukraina akan makin intensif,'' kata pengamat independen Stanislav Belkovsky. Kepulangan Putin itu sekaligus menunjukkan bahwa pandangan negara-negara yang mengkritik kebijakan Moskow dan Rusia sudah tidak dapat disatukan. Rusia bahkan tidak tertarik menjaga kesopanan dengan pulang lebih dulu.
Pertemuan G20 kali ini memang cukup membikin telinga dan hati Putin panas. Sejak awal, sindiran serta ejekan terang-terangan dilontarkan para pemimpin dunia atas kebijakan yang diambil Kremlin soal konflik di Ukraina. Terlebih, belakangan ini, tentara Rusia kembali memasuki wilayah pemberontak Ukraina untuk mengawal pemilihan umum yang mereka lakukan.
Tidak cukup menghujat, negara-negara Barat juga mengancam memberikan tambahan sanksi bagi Rusia bila mereka tidak hengkang dari Ukraina. ''Jika Putin terus melanjutkan tindakannya, melanggar hukum internasional, dan menyediakan senjata berat bagi pemberontak Ukraina, isolasi yang diterima Rusia saat ini akan terus berlanjut,'' tegas Presiden AS Barack Obama.
PM Inggris David Cameron menegaskan, kampanye isolasi terhadap Rusia bakal terus dilakukan selama bertahun-tahun kalau memang diperlukan. (AFP/Reuters/The Telegraph/sha/c14/tia)
BACA JUGA: Puing MH17 Mulai Dievakuasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alquran Tertua Ditemukan di Jerman
Redaktur : Tim Redaksi