Langit Jakarta Jadi Kelabu, Ternyata Begini Penjelasan BMKG

Minggu, 19 Juni 2022 – 07:06 WIB
BMKG menjelaskan faktor yang menyebabkan Jakarta tampak kelabu selama beberapa hari terakhir. Foto Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA BARAT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan beberapa hari terakhir PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3.

PM2.5 dengan konsentrasi tersebut dapat dikategorikan kualitas udara tidak sehat.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jakarta, BMKG Keluarkan Peringatan Serius

Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengatakan sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi PM2.5 yang terjadi di Jakarta beberapa hari terakhir.

"Tingginya konsentrasi PM2.5 dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat/gelap," kata Urip dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca BMKG, Sebagian Wilayah Jakarta Diguyur Hujan Siang Ini

PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 µm (mikrometer).

Menurutnya, ukurannya yang sangat kecil itu dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru.

BACA JUGA: Awas, BMKG Punya Peringatan Serius untuk Wilayah Ini, Jangan Disepelekan!

Selain itu, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.

BMKG menyebut konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.

Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

"Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini," kata dia.

Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM2.5 yakni tingginya kelembapan udara relatif menyebabkan peningkatan proses adsorpsi (perubahan wujud dari gas menjadi partikel). Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jakarta   BMKG   kualitas udara   PM2.5   udara  

Terpopuler