jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan terus menyosialisasikan Aplikasi Sistem Rekomendasi Izin Tanaman Pangan (SRITP) yang terintegrasi dengan Indonesia National Single Window (INSW). Aplikasi ini menggandeng pelaku usaha dan pihak dari INSW guna mempercepat perizinan baik usaha maupun ekspor tanaman pangan.
Kepala Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Lilik Retnowati mengatakan, adanya aplikasi ini sebagai bentuk nyata perbaikan sistem perizinan online.
BACA JUGA: Gambir Indonesia Siap Penuhi Pasar Dunia
“Gerak cepat Kementan ini pada prinsipnya untuk meningkatkan pelayanan ekspor yang cepat, tepat, akurat, mudah dan transparan," ujar dia kepada wartawan di Kementan, Jakarta, Senin (19/8).
Lilik menjelaskan, saat ini sistem layanan online yang biasa diakses melalui alamat sritp.pertanian.go.id mulai diintegrasikan dengan INSW. Dengan aplikasi yang sudah saling terkait seperti ini maka pelayanannya menjadi bersifat transparan, satu data, waktu layanan menjadi cepat, tepat, efektif, dan efisien.
BACA JUGA: Kulit Bakau Moro Jadi Andalan Ekspor Pertanian Baru
Dia juga menuturkan, terobosan pelayanan perizinan online ini tentunya untuk menindaklanjuti instruksi Presiden yangg tertuang dalam PP No 24 Tahun 2018 dan Permentan Nomor 5 Tahun 2019 bahwa pelayanan perizinan harus mampu memangkas waktu layanan dan dapat selesai dalam hitungan jam. Untuk itu, dia berharap mampu menggugah eksportir untuk meningkatkan ekspor.
"Tapi perlu dicatat ya, hitungan jam ini dengan syarat persyaratan administrasi dan dokumentasi teknis yang diajukan ke kami sudah lengkap dan benar,” tutur dia.
BACA JUGA: Indonesia Ekspor Semangka ke Timor Leste
Berdasarkan catatan Kementan, Lilik menyebutkan rekomendasi ekspor beras tertentu yang diproses di instansinya meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2017, telah mengeluarkan permohonan ekspor sebanyak 13 rekomendasi dengan volume ekspor 473 ton ke Australia, Amerika Serikat, Belgia, Italia, Jerman dan Singapura.
Selanjutnya di tahun 2018 permohonan ekspor meningkat sebanyak 59 rekomendasi dengan volume 1.134 ton ke Australia, Israel, Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Turki, Singapura, Hongkong, dan Italia.
"Sampai dengan awal Agustus 2019 ini sebanyak 33 rekomendasi ekspor dengan volume 227 ton telah dikeluarkan oleh Kementan," sebut dia.
“Dan saya yakin pasti akan terus bertambah sampai akhir tahun ini, apalagi Bapak Dirjen Tanaman Pangan beberapa waktu lalu telah mengundang para pelaku eksportir untuk membuka sebesar-besarnya peluang ekspor ke beberapa negara yang potensial," tandas dia. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan: Ekspor Obat Hewan Sumbang Devisa Rp 26 Triliun
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan