SAMA halnya dengan ibu hamil dan menyusui, lanjut usia (Lansia) dan penderita diabetes juga boleh-boleh saja berpuasa, asal sebelumnya melakukan cek kesehatan. Menurut dr Purwita W Laksmi, SpPD(K)Ger dari divisi geriarti Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM, lansia yang sehat dan terkontrol kesehatannya boleh saja tetap berpuasa.
Tapi, lanjutnya, tidak dianjurkan bagi lansia yang memiliki penyakit akut atau mereka yang tidak rutin mengontrol kesehatan. ’’Sebab, pada saat berpuasa itu, ada pengurangan sekitar 12 persen kalori dari rata-rata asupan harian,’’ jelas dia.
Itu berlaku pada setiap orang yang berpuasa. Hanya saja, bagi lansia yang berpenyakit dan tidak terkontrol penyakitnya, kekurangan 12 persen kalori bisa menyebabkan banyak dampak.
Begitu juga pada penderita DM. Jika gulanya terkontrol, kata Purwita, masih boleh melakukan puasa. Tapi tidak diperkenankan pada penderita DM yang sudah diwajibkan suntik per 2-3 jam.
’’Kalau hanya disuntik 1-2 kali dalam sehari, masih boleh melakukan puasa, asal dikonsultasikan dengan dokter yang merawat si pasien. Tapi umumnya boleh. Disuntik pada saat sahur dan berbuka,’’ urainya.
Begitu juga dengan asupan makanan pada saat sahur dan berbuka. Sebaiknya kontrol konsumsi makanan manis. Sebab umumnya, orang yang berpuasa cenderung berbuka dengan sesuatu yang manis.
’’Kalau berbuka sudah dengan kolak, maka sudah jangan makan yang manis lagi sesudah itu. Sebaiknya jangan teruskan berpuasa jika penderita DM mengalami keringat dingin, lemes, dan pusing. Itu tanda-tanda kekurangan zat besi,’’ paparnya. (sic)
Tapi, lanjutnya, tidak dianjurkan bagi lansia yang memiliki penyakit akut atau mereka yang tidak rutin mengontrol kesehatan. ’’Sebab, pada saat berpuasa itu, ada pengurangan sekitar 12 persen kalori dari rata-rata asupan harian,’’ jelas dia.
Itu berlaku pada setiap orang yang berpuasa. Hanya saja, bagi lansia yang berpenyakit dan tidak terkontrol penyakitnya, kekurangan 12 persen kalori bisa menyebabkan banyak dampak.
Begitu juga pada penderita DM. Jika gulanya terkontrol, kata Purwita, masih boleh melakukan puasa. Tapi tidak diperkenankan pada penderita DM yang sudah diwajibkan suntik per 2-3 jam.
’’Kalau hanya disuntik 1-2 kali dalam sehari, masih boleh melakukan puasa, asal dikonsultasikan dengan dokter yang merawat si pasien. Tapi umumnya boleh. Disuntik pada saat sahur dan berbuka,’’ urainya.
Begitu juga dengan asupan makanan pada saat sahur dan berbuka. Sebaiknya kontrol konsumsi makanan manis. Sebab umumnya, orang yang berpuasa cenderung berbuka dengan sesuatu yang manis.
’’Kalau berbuka sudah dengan kolak, maka sudah jangan makan yang manis lagi sesudah itu. Sebaiknya jangan teruskan berpuasa jika penderita DM mengalami keringat dingin, lemes, dan pusing. Itu tanda-tanda kekurangan zat besi,’’ paparnya. (sic)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Tidur Telentang, Kepala Bayi jadi Rata
Redaktur : Tim Redaksi