Lantamal V Bangun Jembatan Penghubung Antar Kampung

Sabtu, 06 Agustus 2016 – 02:43 WIB
Tampak prajurit Lantamal V membangun jembatan penghubung antar Kampung di Suwedi, Kenjeran, Surabaya, Jumat (5/8). Jembatan yang dibangun sepanjang 3,5 meter dan lebar 2 meter merupakan salah satu program Operasi Teritorial melalui Operasi Karya Bhakti Tahun 2016. FOTO: Lantama V

jpnn.com - SURABAYA - TNI sebagai komponen pertahanan negara harus tetap manunggal dengan rakyat. Salah satu seperti kegiatan digelar Pangakalan Utama TNI AL V (Lantamal V).

Dinas Potensi Maritim (Dispotmar) Lantamal V membangun jembatan penghubung antar Kampung di Suwedi, Kenjeran, Surabaya, Jumat (5/8).

BACA JUGA: Pasangan Paus Terdampar di Aceh

Pembangunan infrastruktur jembatan bagi warga di daerah Suwedi, Kenjeran, Surabaya sepanjang 3,5 meter dan lebar 2 meter ini, merupakan salah satu program Operasi Teritorial melalui Operasi Karya Bhakti Tahun 2016. Hal ini sesuai Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1085/XII/2015 tanggal 21 Desember 2015, Kop Mabes TNI Nomor Kop/130/Al.O-099/II/2016.

Dalam pelaksanaan Operasi Teritorial melalui Operasi Karya Bhakti Tahun 2016 ini, Dispotmar Lantamal V bekerja sama dengan PT. Dian Arta.

BACA JUGA: Balita Mengambang Dikira Boneka, Astagaaa...

Pembuatan sarana jembatan di Suwedi yang merupakan salah satu daerah binaan Dispotmar Lantamal V ini dibenarkan Kepala Dinas Potensi Maritim (Kadispotmar) Lantamal V, Letkol Laut (P) Didik Dhuwijantoko.

Menurutnya, pembangunan sarana ini melibatkan sedikitnya 99 anggota Lantamal V. Ia berharap pada akhir Agustus nanti, jembatan tersebut sudah bisa dinikmati warga di kawasan Suwedi dan sekitarnya.

BACA JUGA: Komisi III Minta Sultan Beri Perhatian ke Mapolda DIY

Pembangunan infrastruktur jembatan ini, lanjut Didik –sapaan akrab Kadispotmar Lantamal V- bertujuan untuk mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk struktur ruang wilayah. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur memiliki dua sisi yaitu tujuan pembangunan dan dampak pembangunan.

“Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan dampak negatif terhadap lingkungan yang minimum,” terangnya seperti siaran pers Dispen Lantamal V diterima JPNN, Sabtu (6/8).

Pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan pembangunan infrastruktur jembatan terdiri dari pemerintah sebagai pemilik (owner) sekaligus pembuat kebijakan (policy maker), pengusaha/kontraktor sebagai penyedia jasa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap infrastruktur jembatan.

Ia meminta para pemangku kepentingan harus bersama-sama melaksanakan dan mengawasi kegiatan pembangunan sehingga infrastruktur jembatan yang dibangun tersebut tidak hanya berfungsi sebagaimana mestinya tapi juga berwawasan lingkungan. “ Produk infrastruktur yang dihasilkan haruslah ramah terhadap lingkungan,” tegas Didik.

Untuk diketahui, pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan dan pedoman yang mengatur masalah pembangunan jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan. Dalam implementasi di lapangan peraturan dan pedoman tersebut telah dimasukkan dalam pasal syarat-syarat kontrak, sehingga kontraktor sebagai penyedia jasa wajib melaksanakan pasal-pasal tersebut.

“Semoga pembangunan ini bisa memberikan manfaat lebih banyak pada pasyarakat sekitar dan bisa meningkatkan kesejahteraannya dimasa datang,” ujar Didik.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Moohhhh... Harga Sapi Tembus Rp 20 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler