jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah turun tangan untuk melindungi hak dan profesi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Menurutnya, guru PAUD merupakan kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Pernyataan Dirjen PAUD Dikdasmen Dinilai Meresahkan Guru Agama
"Guru PAUD merupakan perpanjangan tangan pengasuhan anak usia dini yang menggantikan peran ibu di rumah. Perannya tidak kecil," tegas LaNyalla.
Dikatakannya, berbagai keterbatasan model mengajar PAUD melalui daring menyebabkan guru PAUD menjadi kelompok paling rentan.
BACA JUGA: Icando, Aplikasi Belajar untuk Murid dan Guru PAUD
Kendala yang dihadapi salah satunya kesulitan menerjemahkan pembelajaran anak usia dini yang sifatnya sangat psikomotorik.
"Hal itu membuat sekolah-sekolah PAUD menonaktifkan bahkan memecat gurunya, terutama PAUD yang dikelola masyarakat dan swasta," terang LaNyalla.
BACA JUGA: Nasib Guru PAUD di Daerah, Harus Rela Digaji Rp 100 Ribu
Apalagi fakta lapangan gaji guru PAUD jauh dari standar UMR, bahkan banyak yang melakukannya secara sukarela tanpa ada tunjangan profesionalitas yang jelas.
"Dengan banyaknya PAUD yang tidak dapat beroperasi pada masa pandemi ini membuat guru PAUD menjadi kelompok rentan yang kehilangan pekerjaan," ujar LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mendorong pemerintah untuk mengidentifikasi isu tersebut dan melakukan intervensi sosial untuk melindungi hak dan profesi guru PAUD.
LaNyalla juga menilai perlu adanya jaminan kerja, baik dengan pihak sekolah PAUD dengan menjadi guru PPPK atau setidaknya pemerintah memberikan treatment dalam bentuk bantuan sosial.
"Karena kelompok ini belum mendapat perhatian sejak BLT atau bansos lainnya digulirkan," terang LaNyalla.
Studi menunjukkan, PAUD memobilisasi perempuan sebagai guru karena sifat pengasuhan anak usia dini sebagai perpanjangan peran ibu di rumah.
Berdasarkan riset telah teridentifikasi, perempuan dari kelas sosial bawah merupakan kelompok paling rentan, sehingga terdampak paling parah oleh Covid-19. (mrk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi, Sutresno Wahyudi