jpnn.com - JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Laode Ida mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD sudah menembus angka kisaran 15 ribu. Depresiasi nilai tukar rupiah ini, menurut Laode, merupakan terburuk setelah jatuhnya Presiden Soeharto.
Bahkan, dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan terus melemah dan bisa mencapai angka 17 ribu rupiah per dolar AS dalam beberapa bulan mendatang.
BACA JUGA: Curigai Asing Tumpangi Penolakan Kretek jadi Warisan Budaya
“Di sini hebatnya Presiden Joko Widodo, meski rupiah terus melemah dengan semua ekses sosial dan ekonominya, namun gejolak sosial tidak muncul seperti 1998 lalu. Ini mungkin semua elemen bangsa yang kritis sudah terkooptasi,” kata Laode Ida, di Jakarta, Senin (28/9).
Laode Ida juga berharap para ekonom bisa menjadi mengapa nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. “Kenapa bisa terrjadi? biar para ekonom yang menjawabnya,” kata dia.
BACA JUGA: Rupiah Makin Jeblok, Menteri Lembong: Saya Prihatin
Menurut Laode, fakta yang hendak menjadi perhatian semua pihak adalah ekses negatif yang cukup signifikan di tingkat rakyat akar rumput. Sebab, rakyat miskin akan bertambah, apalagi jika dipakai standar Bank Dunia yakni pendapatan minimal 2 dolar AS perhari per orang. Selain itu, pengangguran juga akan bertambah akibat kebijakan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut mantan senator dari Sulawesi Tenggara ini, jika akan dihargai pihak lain, maka niscaya akan selalu diupayakan untuk diberi posisi yang bergengsi. Sebaliknya, jika diremehkan maka akan dibiarkan atau diterlantarkan begitu saja, yang berarti harga Anda sangat rendah di mata dan hati pihak lain.
BACA JUGA: Garuda Indonesia Butuh Ratusan Karyawan Nih, Berminat?
“Dalam konteks harga diri, bangsa ini sangat rendah nilainya di mata bangsa-bangsa lain di dunia,” tegasnya.
Rendahnya harga diri bangsa ujar Ida, mungkin karena terkenal korupnya, atau karena ulah sebagian pemimpin bangsa ini yang terkesan mengobral kekayaan negara seperti sumber daya alam dan manusia kepada kapitalis internasional di luar negeri.
“Artinya, para pemimpin di negeri ini tidak percaya diri, tidak percaya kalau sumber daya alam dalam negeri, sehingga harus mengobral kepada pihak lain di luar,” imbuhnya.
Jadi, kata Ida, jangan pernah bermimpi untuk diapresiasi oleh pihak luar kalau para pemimpin bangsa ini tidak lagi percaya kepada warga bangsa sendiri.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bengkel Terbesar Garuda Indonesia Resmi Beroperasi
Redaktur : Tim Redaksi