JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida menyatakan ada kemungkinan mantan Kabareskrim Komjen Pol (purn) Susno Duadji telah membuat jaringan dengan penegak hukum lain. Terutama dari jajaran kepolisian dan hakim secara bertingkat.
Menurut Laode, kolega mantan Kapolda Jawa Barat tersebut yang berada di jajaran kepolisian jelas akan membelanya.
"Pasti secara emosional membelanya, apalagi yang sudah dikenalnya "kebagian jatah" dari korupsi yang dilakukannya atau perilaku-perilaku korup lainnnya yang sudah tahu sama tahu," ujar Laode di Jakarta, Selasa (30/4).
Menurut Laode, pihak polisi sendiri tentu tak ingin kalau rekan sejawatnya dipermalukan, apalagi setelah mantan Kepala Korlantas Polri, Irjen Djoko Susilo sudah "ditelanjangi" harta korupsinya.
Pria kelahiran 12 Maret 1961 tersebut menilai, amatlah mustahil aparat tak tahu di mana Susno berada, apalagi jajaran kepolisian. Tapi karena hendak dilindungi, maka mereka seolah-olah tak tahu menahu.
"Ini jelas merupakan konspirasi perlindungan terhadap koruptor oleh aparat penegak hukum, di mana secara telanjang ditonton oleh publik bangsa ini," terang dia.
Sementara di jajaran hakim, menurut Laode, patut diduga sebagian sudah dibeli mulai dari pengadilan negeri, pengadilan tinggi hingga sampai Mahkamah Agung (MA).
"Ini terindikasi dari putusan yang abu-abu. Dalam kaitan ini, pengacara sangat berperan dalam bermain," pungkasnya.
Senator asal Sulawesi Tenggara ini juga menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak tegas dalam mengkoordinasikan pimpinan kepolisian dan kejaksaan. Dengan drama Susno itu, kata La Ode, pimpinan dan para petinggi kepolisian menunjukkan komitmen yang rendah dalam pemberantasan korusi karena melakukan pembelaan terhadap koruptor.
"Harusnya SBY menjadikan drama Susno ini sebagai bagian dari evaluasi kinerja dan komitmen kepolisian dalam pemberantasan korupsi. Jika SBY tak memberi sanksi, maka kita pun perlu mencurigai adanya yang tak beres," pungkasnya. (gil/jpnn)
Menurut Laode, kolega mantan Kapolda Jawa Barat tersebut yang berada di jajaran kepolisian jelas akan membelanya.
"Pasti secara emosional membelanya, apalagi yang sudah dikenalnya "kebagian jatah" dari korupsi yang dilakukannya atau perilaku-perilaku korup lainnnya yang sudah tahu sama tahu," ujar Laode di Jakarta, Selasa (30/4).
Menurut Laode, pihak polisi sendiri tentu tak ingin kalau rekan sejawatnya dipermalukan, apalagi setelah mantan Kepala Korlantas Polri, Irjen Djoko Susilo sudah "ditelanjangi" harta korupsinya.
Pria kelahiran 12 Maret 1961 tersebut menilai, amatlah mustahil aparat tak tahu di mana Susno berada, apalagi jajaran kepolisian. Tapi karena hendak dilindungi, maka mereka seolah-olah tak tahu menahu.
"Ini jelas merupakan konspirasi perlindungan terhadap koruptor oleh aparat penegak hukum, di mana secara telanjang ditonton oleh publik bangsa ini," terang dia.
Sementara di jajaran hakim, menurut Laode, patut diduga sebagian sudah dibeli mulai dari pengadilan negeri, pengadilan tinggi hingga sampai Mahkamah Agung (MA).
"Ini terindikasi dari putusan yang abu-abu. Dalam kaitan ini, pengacara sangat berperan dalam bermain," pungkasnya.
Senator asal Sulawesi Tenggara ini juga menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak tegas dalam mengkoordinasikan pimpinan kepolisian dan kejaksaan. Dengan drama Susno itu, kata La Ode, pimpinan dan para petinggi kepolisian menunjukkan komitmen yang rendah dalam pemberantasan korusi karena melakukan pembelaan terhadap koruptor.
"Harusnya SBY menjadikan drama Susno ini sebagai bagian dari evaluasi kinerja dan komitmen kepolisian dalam pemberantasan korupsi. Jika SBY tak memberi sanksi, maka kita pun perlu mencurigai adanya yang tak beres," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkopolhukam: Susno di Youtube, Emang Guwe Pikirin
Redaktur : Tim Redaksi