BLANGPIDIE-Mercon memang mengundang bahaya dan bawa petaka. Seperti nasib dialami Usman (45), terpaksa mendapat perawatan di rumah sakit. Bukannya terkena ledakan petasan, melainkan dibogem ayah dan anak karena melarang permainan dar..der..dor tersebut. Alhasil, lima jahitan pun hinggap di kepalanya.
Sementara di tempat terpisah, akibat kekompakan tak wajar kemarin, Suherman (44) dan Hardi (17) harus berurusan dengan petugas kepolisian. Ayah dan anak ini ditahan pasca mengeroyok korban, sepulang sholat taraweh di masjid.
Menurut keterangan Usman yang juga anggota Panwaslu Abdya, ia dihajar tetangga sesama penduduk di Gampong Kuta Tuha, Blangpidie, Abdya. Kejadian naas menghampiri, Minggu (22/7) sekira pukul 22.00 WIB setelah dirinya melaksanakan sholat berjamaah.
"Lihatlah pipi saya bengkak dan wajah memar. Ditambah luka koyak di kepala karena dipukuli mereka. Padahal saya cuma melarang anaknya, agar tak bermain mercon karena bisa menganggu jalannya sholat dan ibadah," terang Usman.
Dalam penjelasan korban, awalnya ia baru saja keluar dari rumah menuju mesjid. Tepatnya di jalan setapak, malah dikejutkan dengan suara mercon yang dilempar sekumpulan anak-anak. Usman langsung memarahi anak-anak itu dan juga mengancam akan memukuli mereka. “Dia tidak saya pukul hanya digertak saja, hingga berlalu menuju mesjid,” ucapnya.
Namun dirinya tidak menyangka kasus sepele ini rupanya menjadi besar, Hardi yang masih duduk di bangku SMA kelas III ini mengajak ayahnya untuk melakukan perhitungan. Selanjutnya pulang ke rumah, untuk mengadu kepada orang tuanya. Ia menyangkal telah bermain petasan. Bak gayung bersambut, mereka pun menunggu Usman pulang sembahyang.
Tepat di perempatan jalan Mesjid Jamid Blangpidie, Usman langsung dihadang. Sebelumnya Suherman bertanya kenapa anaknya dipukuli korban. Meski membantah melakukan penganiayaan, pelaku tetap saja kalap serta menghajar menggunakan ikat pinggang, sampai besinya menancap di kepala Usman. Aksi pengeroyokan ayah dan anak itu baru berakhir setelah dilerai jamaah, yang baru pulang sholat. Selanjutnya buru-buru membawa korban ke rumah sakit guna menjalani perawatan medis.
Di tempat terpisah, Effendi selaku adik korban mengancam bila kasus tidak diproses, maka akan menuntut balas. ”Saya tidak senang abang saya dipukuli hingga babak belur," tegas Efendi kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN).
Sementara itu, Kapolsek Blangpidie Iptu Erzan Jasmi yang dikonfirmasi Metro Aceh Senin (23/7) mengaku, kasus tersebut sudah ditangani. Dua pelakunya yakni ayah dan anak sudah kita amankan untuk sementara. ”Malam itu juga anak dan ayahnya kita tahan,” terangnya.
Dilanjutkan, kasus tersebut sekarang masih kita tangani dan belum kita selidiki karena hingga siang ini pihak keluarga korban belum melapor.” Dalam waktu dekat ini akan segera kita proses,” katanya.
Ditambahkan, dari pengakuan sementara anak pelaku mengaku sempat ditampar oleh korban, karena menyalakan petasan saat dirinya pergi menuju mesjid sholat tarawih. ”Ini baru pengakuan pelaku belum dari korban,” ucapnya. (ndi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabuli Santri, Anggota DPRK Aceh Dibui
Redaktur : Tim Redaksi