Larut dalam Keajaiban Dilan

Kamis, 18 Januari 2018 – 12:28 WIB
Vanesha Prescilla. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - Setelah penantian panjang, film Dilan 1990 yang diangkat dari novel best seller karya Pidi Baiq segera tayang di bioskop. Fans bisa menyaksikannya mulai Rabu (25/1).

Antusiasme membuncah dalam gala premiere di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Selasa malam (16/1).

BACA JUGA: Abimana Fokus Garap Petualangan Menangkap Petir

Kehadiran para cast disambut lautan penggemar yang memenuhi venue sejak sore. Suasana makin riuh saat Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla, dua cast utama film tersebut, muncul dan melambaikan tangan.

’’Asli, deg-degan,’’ ucap Iqbaal sesaat sebelum pemutaran perdana film. Begitu pula Vanesha. ’’Nervous banget menuju hari ini,’’ ujarnya.

BACA JUGA: 5 Film Indonesia Wajib Tonton 2018

Itu adalah kisah tentang Dilan (Iqbaal), seorang remaja SMA di Bandung pada 1990, dari sudut pandang Milea (Vanesha Prescilla). Dilan merupakan sosok remaja cowok yang tidak konvensional.

Cerdas, berani menyampaikan hal yang tidak disukai walau kadang dengan cara keras, anak motor yang hobi tawuran, tapi penurut dan hormat kepada orang tua.

BACA JUGA: Livi Zheng Garap Film Pencitraan Indonesia untuk DK PBB

Dilan jatuh hati kepada Milea, murid pindahan dari Jakarta. Cara-caranya mendekati Milea pun tidak konvensional. Kata-kata puitis dan sikap gentleman yang dibalut dalam tingkah ’’ajaib’’ sering membuat Milea senyum-senyum sendiri. Romansa remaja 1990-an dan ’’keajaiban’’ tersebut coba dihidupkan Iqbaal dan Vanesha.

Setting, gaya busana, dan look ditampilkan menyerupai kehidupan 1990-an. Rumah Milea di Bandung menggunakan telepon rumah klasik yang angkanya diputar.

Gaya rambut Vanesha dibuat mengembang. Ke sekolah naik angkot. Buat Vanesha, merasakan kehidupan remaja di zaman itu merupakan pengalaman menyenangkan.

’’Best thing itu, dulu pedekate-nya lebih seru. Lewat telepon rumah, surat-suratan, ngapelin ke rumah. Belum ada internet, jadi komunikasi secara langsung lebih berharga,’’ paparnya.

Mendapatkan aplaus penonton setelah film selesai, Iqbaal dan Vanesha merasa lega. ’’Saya berharap, ketika menonton film tersebut, orang meletakkan sosok Iqbaal.

Yang mereka lihat adalah Dilan. Terima kasih atas apresiasi yang luar biasa,’’ ucapnya, lantas menarik napas lega.

Sutradara Fajar Bustomi mengungkapkan, tidak mudah memindahkan cerita novel setebal 345 halaman ke dalam medium film dengan durasi sekitar 110 menit.

Penyusunan skenario merupakan tahap yang paling krusial. Dari setebal 300-an halaman, draf awal harus dipangkas jadi sekitar 160 halaman.

’’Novel 345 halaman (isinya, Red) bagus semua, tapi harus dijaga agar film tidak kepanjangan. Terpaksa saya harus jadi ’raja tega’,’’ tuturnya. (nor/c22/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaya Kasual Jadi Andalan Si Cantik Vanesha Prescilla


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler