jpnn.com, SURABAYA - Penyuluhan dan simulasi bencana harus dilangsungkan sejak dini dan tidak cukup sekali. Hal itu disampaikan Instruktur Pusdiklatkar Kota Surabaya Muhammad Mundhir dalam kegiatan penyuluhan dan simulasi bencana di Sekolah Islam Al-Mizan kemarin (5/11).
Menurut Mundhir, pihak sekolah seharusnya tidak merasa puas dengan pelatihan yang diberikan damkar. Tetapi juga harus rutin mengadakan simulasi sederhana di sekolah masing-masing. Sebab, mempersiapkan anak-anak agar ingat apa yang harus dilakukan, sigap, dan cakap saat bencana butuh waktu. ''Harus berulang-ulang sehingga mereka terbiasa dan nggak kaget lagi,'' tuturnya.
Dia lantas mengingatkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk survival. Misalnya, ketika terjadi gempa dan berada di dalam ruangan, mereka bisa berlindung di kolong meja. Juga, bisa berlindung di dekat tiang di tiap-tiap pojok ruangan. Posisi tubuh jongkok. ''Jangan lupa kepala dilindungi dengan tas bagi yang di sekolah dan bantal atau apa saja ketika di rumah,'' tutur pria yang juga dikenal sebagai motivator itu.
Hindari berlindung di balik tembok yang tidak memiliki pilar, di dekat jendela kaca, cermin, lemari, dan di bawah AC. Sebab, langkah itu mengancam keselamatan. Jika berada di lantai 2 atau 3, usahakan berlindung lebih dulu di tempat yang aman hingga guncangan berkurang atau reda. Lalu, segera keluar ruangan atau turun menggunakan jalur evakuasi, kemudian berkumpul di titik kumpul.
Beberapa tip melindungi diri saat gempa itu disimulasikan di Sekolah Al-Mizan kemarin. Kegiatan tersebut melibatkan siswa SD hingga SMA, guru, dan sekuriti. Ibu-ibu yang biasanya bertugas di dapur juga diikutkan dalam acara pukul 08.00-11.00 tersebut. Siswa tampak antusias mengikuti penyuluhan dan simulasi itu.
Hafid, siswa kelas X IPS SMA Islam Al-Mizan, menyatakan senang dengan adanya pelatihan tersebut. Sebab, yang didapat bukan hanya pengetahuan, melainkan juga keterampilan melindungi diri. Salah satunya cara memadamkan api. ''Seru, baru paham dan ikut terlibat menjadi pasukan berani api,'' paparnya, lantas tertawa.
Maulana Husein, siswa kelas XI IPS, mengatakan bahwa simulasi tersebut seharusnya bisa diadakan secara rutin. ''Senang simulasinya dan lebih tahu cara melindungi diri saat gempa,'' ucap Maulana setelah melangsungkan simulasi memadamkan api dengan menggunakan karung goni. (his/c15/any)
BACA JUGA: BNPB Mengajar, Beri Peringatan Sadar Bencana
Redaktur : Tim Redaksi