PEMBAWAAN yang kalem, membuat Laura Basuki hampir selalu mendapat peran-peran manis. Tengok saja perannya sebagai Delia di film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta, atau seorang pengusaha toko roti bernama Meilan Tanuwidjaja di Madre. Sama-sama mendapuknya berlakon sebagai perempuan baik-baik.
Pemeran Utama Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2010 itu sempat menjajal peran berbeda lewat Gara-gara Bola. Di film besutan Nia Dinata itu, dia berperan sebagai gadis perokok dan pemabuk. Entah takut imejnya jelek atau memang tak lagi mendapat tawaran peran ‘nakal’, Laura kembali tampil di film layar lebar dan film televisi dengan peran protagonisnya.
”Kalau selektif, pasti. Selama ini aku memang sangat selektif memilih peran,” katanya saat ditemui di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin malam (7/10). Komitmen itu terus dipegang hingga dia menikah dengan Leo Sanjaya, dua tahun lalu. Mungkin, itu yang membuatnya tak seproduktif aktris lain.
BACA JUGA: JKT48 Berupaya Tampilkan Budaya Indonesia
Setahun satu film sudah cukup bagi perempuan kelahiran Jakarta, 9 Januari 1988 itu. Bahkan, dia sempat vakum akting setahun, selepas menikah dengan Leo yang merupakan seorang pengusaha.
”Sekarang aku masih begini-begini saja, belum ada film yang cocok, jadi belum ada syuting film,” ungkapnya.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Tak Boleh Ketemu Calon
Namun, Laura membantah pernikahan membatasi ruang geraknya di bidang akting. Leo diakuinya sangat mendukung karirnya di dunia entertainment. Hanya saja, selama ini dia selalu memilih cerita yang cocok dan tidak bertolak belakang dengan hatinya nuraninya. Tetapi belakangan ini, tawaran yang datang tidak sesuai keinginannya, sehingga dia memilih menunggu ketimbang memaksakan diri.
”Nggak (dibatasi). Selama ceritanya bagus, pasti boleh. Kebetulan belum ada cerita yang cocok. Malahan, suami mendukung banget aktivitasku,” aku putri pasangan Wibowo Basuki dan Thi Kieu Tien itu diiringi senyum.
BACA JUGA: Ratna Listy Kampanye Keroncong
Laura mengungkapkan, sebelum resmi menikah, dia dan Leo sudah membuat kesepakatan. Melakoni profesi berbeda, mereka berkomitmen untuk saling mendukung satu sama lain. Sebagai bukti pernikahan tidak menghalangi aktivitasnya di dunia akting, ada beberapa film yang dirilis setelah dia melepas masa lajangnya pada 25 Juni 2011. Yakni Republik Twitter (2012), Di Timur Matahari (2012), dan Madre (2013), serta beberapa film televisi (FTV).
”Karir tetap berjalan seperti biasa. Ada beberapa FTV yang sudah selesai syuting juga,” terangnya. Bagi perempuan berdarah Vietnam itu, berakting di film layar lebar dan FTV memiliki keasyikan masing-masing. Hanya saja, cerita FTV yang ditawarkan kepadanya belakangan ini lebih bagus ketimbang film layar lebar. Jadi, dia pun memutuskan untuk fokus di FTV.
Harus menyelesaikan beberapa FTV, Laura terkadang harus pulang ke rumah larut malam. Namun, dia mengaku tidak pernah diprotes sang suami. ”Suamiku flexibel banget, nggak harus 24 jam selalu mantau, jadi santai,” pungkasnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biar Ditunda-tunda, Polisi Tetap Garap Dul
Redaktur : Tim Redaksi