Lawan Politisasi Vaksin COVID-19, Sekelompok Intelektual Deklarasikan Forum Politik Indonesia

Kamis, 21 Januari 2021 – 18:40 WIB
Deklarasi Forum Politik Indonesia (FPI) di Kafe Kokoho, Hotel Sans, Jakarta Barat, Kamis (21/1). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kontroversi tentang vaksin covid-19 terus menjadi perbincangan publik, setelah sebelumnya Anggota DPR RI PDIP Ribka Tjiptaning menyatakan dengan lantang akan menolak vaksin covid dalam Rapat Kerja Komisi IX dengan Menteri Kesehatan.

Mencium adanya gerakan politisasi terhadap penolakan vaksin covid-19 yang kian masif, sejumlah tokoh muda menyatukan visi dan mendeklarasikan sebuah organisasi intelektual bernama Forum Politik Indonesia (FPI).

BACA JUGA: Tenaga Kesehatan Ada yang Masih Kesulitan Daftar Ulang untuk Dapat Vaksin Covid-19

Organisasi yang diisi para aktivis 98, pimpinan lembaga survei, pengamat politik, serta akademisi ini dipimpin oleh pengamat politik nasional Tamil Selvan, deklarasi FPI pun dilakukan mengikuti protokoler kesehatan ketat, dengan membawa jargon #LawanPolitisasiVaksinCovid pada hari Kamis (21/1) di Kafe Kokoho, Hotel Sans, Jakarta Barat.

"Karena prokes, kami membatasi hanya perwakilan yang mendeklarasikan diri. Ada aktivis 98 Iman Akhirman (bocor) dan Agung Wibowo Hadi, ada pengamat politik dan pimpinan lembaga survei Adib Miftahul, dan akademisi Bena Rangkuti, serta teman-teman lain," ujar pengamat yang akrab disapa Kang Tamil ini.

BACA JUGA: Vaksin Ini Diklaim 100 Persen Efektif Membasmi COVID-19, Bukan Produk China

Deklarasi ditandai dengan pembacaan Panca Prasamaya yang dikutip dari bahasa Sansekerta, oleh anggota presidium Bena Rangkuti, yaitu :

1. Bersepakat mendukung pemerintah dalam mensukseskan program vaksin covid guna kemaslahatan rakyat Indonesia.

BACA JUGA: Indonesia Juara Dunia dalam Urusan Mengimpor Vaksin China

2. Bersepakat untuk melawan propaganda politik yang bertujuan memecah-belah rakyat Indonesia.

3. Bersepakat untuk melawan black news, negatif news, dan hoax, yang meresahkan masyarakat.

4. Bersepakat untuk memberi saran dan masukan kepada pemerintah sebagai upaya pengentasan permasalahan bangsa.

5. Bersepakat untuk melakukan program edukasi politik kepada generasi muda dalam mengedepankan politik kebangsaan.

Pembentukan forum intelektual ini dimaksudkan karena semakin punahnya politik kebangsaan dan keadaban dalam warna perpolitikan di Indonesia. Bahkan menurut para deklarator, banyak penggiringan opini politik yang membuat masyarakat semakin bingung, salah satunya terkait penolakan vaksin covid19.

"Maka kami sepakat untuk mendukung pemerintah dalam melawan politisasi vaksin covid19. Negara perlu didukung sebab ini menyangkut hajat hidup orang banyak," tutur Kang Tamil.

Kendati singkatan nama Forum Politik Indonesia yaitu FPI memiliki kemiripan dengan ormas Front Pembela Islam yang merupakan ormas agama yang saat ini dilarang, Kang Tamil mengatakan bahwa organisasi yang dibentuknya bernafaskan pancasila dan mengedepankan intelektualitas.

"Roh kami adalah pancasila dan intelektual. Kemiripan nama itu hanya kebetulan, tidak masalah, justru paradigma masyarakat bisa berubah bahwa ada FPI yang merupakan gerakan intelektual pendukung pemerintah. Tapi kalau pemerintah melenceng, yah kami kritik. Kritik yang membangun itu penting, tentunya dibarengi dengan solusi," jelasnya.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan kedepan, salah satu Anggota Presidium Adib Miftahul menyatakan bahwa sesuai dengan kesepakatan deklarasi, Forum Politik Indonesia akan mengedepankan dialog dan diskusi terhadap permasalahan politik bangsa, serta mencari langkah elegan dalam membantu mengatasi black and negatif politic yang memecah belah.

"Kami akan berada di garda depan dalam melawan propaganda politik kotor yang bertujuan memecah belah masyarakat, apalagi di masa pandemi seperti ini. Kami tidak mau masyarakat terombang-ambing karena ulah para oknum politik kotor yang tidak bertanggung jawab," tutup Adib. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler