Layanan Haji 2019: Rekam Biometrik di Seluruh Embarkasi

Senin, 08 Oktober 2018 – 00:45 WIB
Jemaah haji. Ilustrasi Foto: Sutan Siregar/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) saat ini menyiapkan inovasi untuk diterapkan pada musim haji 2019, di antaranya adalah perekaman biometrik untuk kepentingan imigrasi Arab Saudi dilakukan di tanah air.

Rencana Kemenag memperluas layanan perekaman biometrik imigrasi jamaah haji itu disambut baik oleh Komisi VIII DPR. ’’Kita dukung,’’ kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid seperti diberitakan Jawa Pos.

BACA JUGA: 10 Jenis Layanan Baru untuk Jemaah Haji Tahun Ini

Dia menjelaskan tahun ini layanan biometrik imigrasi Saudi baru diterapkan untuk pemberangkatan melalui bandara Soekarno Hatta.

Sodik melihat sendiri dampak dengan adanya perekaman biometrik sejak di tanah air tersebut. Diantaranya adalah masa tunggu jamaah di bandara kedatangan di Arab Saudi menjadi lebih cepat. ’’Jamaah tinggal mengikuti briefing sebentar, kemudian naik bus menuju ke hotel,’’ tuturnya.

Politisi Gerindra itu mengatakan Kemenag harus bisa meyakinkan pemerintah Saudi, supaya bersedia membuka layanan perekaman biometrik di seluruh embarkasi haji. Menurutnya pemerintah Saudi sudah pasti ingin meminta jaminan keamanan dari pemerintah Indonesia.

’’Jangan sampai sudah perekaman biometrik dan dapat visa, tetapi kabur tidak jadi terbang haji,’’ jelasnya. Dia optimis bahwa pemerintah Saudi tidak akan keberatan membuka layanan biometrik untuk jamaah di seluruh embarkasi haji di Indonesia.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menuturkan tahun ini ada sepuluh inovasi layanan haji. Tahun depan dia menargetkan ada delapan inovasi haji yang baru. Diantaranya adalah layanan biometrik dilakukan di seluruh embarkasi. ’’(Biometrik di dalam negeri, Red) terkait fast track,’’ jelasnya.

Dia mengatakan tantangan Kemenag adalah meyakinkan pemerintah Saudi supaya bersedia membuka layanan tersebut tidak hanya di Soekarno Hatta, tetapi juga embarkasi lainnya.

Lukman mengatakan inovasi lainnya yang dipersiapkan adalah memberikan nomor di setiap tenda di Arafah dan Mina. Tujuannya adalah untuk menjamin kepastian tenda bagi setiap jamaah dan menjaga ketertiban. Dengan penomoran tenda tersebut, maka sejak sebelum berangkat haji, jamaah sudah tahu bakal menempati tenda mana.

Berikutnya juga sistem sewa hotel di Madinah. Lukman berharap tahun depan seluruh hotel di Madinah bisa dikontrak selama satu musim haji penuh. Sementara tahun ini masih ada hotel yang disewa dengan skema saat ada jamaah di Madinah saja.

’’Sehingga tidak ada lagi persoalan (hotel jamaah di Madinah, Red) di luar markaziyah,’’ kata Lukman. (wan)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler