LBH BUMN: Jangan Terlalu Menyudutkan PTDI

Senin, 13 Maret 2017 – 20:27 WIB
Logo PTDI

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) BUMN angkat bicara terkait maraknya kabar yang menyudutkan PT. Dirgantara Indonesia (DI). Perusahaan ini dituding tidak profesional dalam pengelolaan perusahaan itu sehingga berpotensi menimbulkan kerugian sebesar Rp 8 miliar dalam 24 kasus.

“Menyikapi perkembangan akhir-akhir ini dimana diduga ada upaya menyudutkan posisi PT Dirgantara Indonesia, yang diduga oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab maka pihak LBH BUMN menerima beberapa karyawan PT DI,” ujar Ketua LBH BUMN, Habiburokhman dalam siaran pers yang diterima oleh wartawan, Senin (13/3).

BACA JUGA: FSP BUMN Desak KPK Usut Mega Korupsi PTDI

Menurut Habuburokhman, pihaknya telah mendapatkan masukan dari karyawan PTDI. Ada karyawan yang merasa kecewa karena sudah bekerja optimal dan PTDI sudah mulai bangkit tapi malah dipolitisasi. Bahkan yang bersangkutan di black campaign oleh oknum karyawan PTDI. Padahalu dahulu karyawan itu justru menjadi 'aktor utama' yang melakukan PHK ribuan karyawan PTDI dan melakukan korupsi serta membuat perusahaan plat merah ini dipailiitkan.

Habiburokhman menjelaskan pihaknya juga telah mendapatkan data informasi valid tentang capaian-capai PTDI yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Giliran Komut PT Dirgantara yang Dicopot

“Berita-berita negatif yang muncul tentang PT DI tidaklah benar, termasuk audit BPK tahun 2015 dan merupakan informasi yang jauh dari kenyataan alias bohong," tegasnya.

Lebih jauh, Habiburokhman menjelaskan bahwa hingga saat ini PT.DI terus melakukan pembenahan dilakukan terutama di sektor finansial, operasional, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi informasi guna menjadikan PTDI yang sustainable dan terdapat juga delivery yang tepat waktu baik untuk pesawat dan helikopter untuk customer dalam dan luar negeri.

BACA JUGA: AU Senegal Beli Pesawat Karya Anak Bangsa dari PTDI

"Contohnya penyerahan helikopter Bell 412 EP pesanan TNI AD dan Polri/Polud yang tepat waktu; penyerahan CN295 TNI AU yang bahkan mendahului jadwal dalam Kontrak; penyerahan CN235-220 MPA TNI AL yang tepat waktu; dan penyerahan CN235-220 ke Afrika yang tepat waktu," paparnya.

Kerja professional, tambah dia telah ditunjukan oleh pihak PT DI untuk mengerjakan sejumlah pesawat pesanan berbagai tipe, dan selama ini tidak ada masalah karena persoalan teknis diselesaikan secara profesional. Bahkan, langkah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pesawat berbagai jenis pun telah terus dilakukan oleh pihak PTDI seperti beberapa contoh misalnya, pesawat NC212-400 Thai (MOAC: Ministry of Agricultural and Cooperatives).

Pengembangan NC212-200 ke NC212- 400 (engine/cockpit redesign) dimulai sejak 2011 dengan aktivitas iterasi kerjasama engineering antara Airbus Military, Spain dengan PTDI dan transfer fasilitas produksi dan engineering data NC212-400 ke Bandung.

"Saat ini dengan dukungan Kedubes RI di Bangkok, PTDI sedang memohon keringanan kepada user (MOAC-Thai) agar memperhitungkan faktor force majeure akibat bird impact pada engine yang dapat mereduksi denda sekitar US $3 juta," ungap Habiburokhman.

Dengan lesson learnt ini, menurut dia PTDI sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk pengerjaan NC212-400 yang kemudian lebih lanjut dikembangkan menjadi NC212i. Saat ini pihak MOAC sedang dalam proses pengadaan lanjutan 2 unit NC212i melalui PTDI (kontrak pengadaan 1 unit direncanakan untuk ditandatangani pada akhir Maret 2017).

Yang lainnya seperti pesawat jenis NSP-22 yang telah digantikan dengan AS332C1e menjadi stok helikopter di PTDI yg saat ini dalam finalisasi proses upgrade menjadi NAS332C1+. Upgrading NSP22 menjadi NAS332C1+ ini juga ditujukan sebagai usulan typical solution model untuk melakukan upgrading armada Super Puma lama yang ada di TNI AU saat ini.

Stock NAS332 C1+ akan siap terbang pada awal Mei 2017 dan akan menjadi available stock/finish good inventory senilai US$14 juta. Saat ini sudah ada peminat AS332C1+ untuk end user di kawasan Afrika dan Timur Tengah dengan harga penawaran sebesar US$16,5 juta.

"Atas dasar itu LBH BUMN mengajak semua pihak untuk mendukung keberlangsungan PT DI yang telah diperhitungkan banyak Negara dan menjadi kebanggaan Indonesia, tak elok kita sudutkan dan tuduh membabi buta, perusahaan yang didalamnya anak bangsa sendiri dan sudah jadi kebanggan bangsa ini," kata Habiburokhman.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ptdi   LBH BUMN  

Terpopuler